Mundurnya Kepala Intelijen IDF Picu Resign Massal Petinggi Militer Israel di Tengah Perang Gaza
Panglima militer Israel, Herzi Halevi, menghadiri upacara pengawal kehormatan di Kementerian Pertahanan Israel di kota Mediterania Tel Aviv, pada 16 Januari 2023. Halevi diyakini akan menjadi satu di antara petinggi IDF yang akan mundur setelah dimulai penyidikan internal atas kegagalan IDF mengantisipasi serangan Banjir Al-Aqsa Hamas pada 7 Oktober 2023 silam. 
17:10
23 April 2024

Mundurnya Kepala Intelijen IDF Picu Resign Massal Petinggi Militer Israel di Tengah Perang Gaza

Media Israel memperkirakan pengunduran diri kepala Divisi Intelijen Militer Israel (Aman), Aharon Haleva, akan menyebabkan serangkaian pengunduran diri dalam rantai komando kepemimpinan tentara Israel (IDF), dalam beberapa minggu mendatang.

Resign massal petinggi militer IDF ini merujuk pada dikeluarkannya perintah penyelidikan internal di tentara IDF atas kegagalan mengantisipasi serangan Banjir Al-Aqsa 7 Oktober oleh Hamas, tahun lalu.

Di antara para pemimpin yang diperkirakan akan mengajukan pengunduran diri adalah Kepala Staf Angkatan Bersenjata israel, Herzi Halevy dan wakilnya, Amir Baram, komandan Divisi Gaza, Avi Rosenfeld, serta komandan Distrik Selatan, Yaron Finkelman.

Nama terakhir diketahui baru 2 bulan menjabat saat serangan Hamas 7 Oktober itu terjadi.

"Pendahulunya, Eliezer Toledano, juga diperkirakan akan mengajukan pengunduran diri, begitu pula Komandan Divisi Operasi, Shlomi Binder yang diperkirakan akan mengajukan pengunduran diri karena kritik yang ditujukan kepadanya terkait pemindahan batalyon dari Komando Divisi Gaza ke Tepi Barat pada malam tanggal 7 Oktober," tulis Khaberni mengutip laporan media Israel, Selasa (23/4/2024).

Ironisnya, Bender menjadi kandidat pengganti Haleva, kepala Divisi Intelijen Militer yang mengundurkan diri, meski ada harapan bahwa ia juga akan mengajukan pengunduran dirinya pada periode mendatang.

Selain itu, media Israel memperkirakan pengunduran diri Haleva akan menyebabkan banyak pengunduran diri di Divisi Intelijen Militer, yang dikenal dengan singkatan dalam bahasa Ibrani sebagai "Aman."

Panglima Komando Pusat IDF, Mayor Jenderal Yehuda Fox
Panglima Komando Pusat IDF, Mayor Jenderal Yehuda Fox (Wikipedia)

Panglima Komando Pusat IDF Juga Mau Mundur

Dalam konteks pengunduran diri massal di kalangan petinggi IDF, Panglima Komando Pusat tentara Israel dilaporkan berencana mengundurkan diri pada Agustus mendatang.

Ini menjadi pengunduran diri kedua komandan militer pada Senin, menurut lembaga penyiaran publik Israel, KAN, merujuk pengunduran diri Haleva yang lebih dulu mengajukan diri.

"Mayor Jenderal Yehuda Fox dilaporkan sudah memberi tahu Kepala Staf Angkatan Darat, Herzi Halevi, tentang niatnya untuk mundur bulan Agustus setelah menjabat selama 3 tahun sebagai Jenderal yang bertanggung jawab atas wilayah Tepi Barat," demikian laporan KAN .

Namun KAN tidak merinci alasan di balik rencana pengunduran diri Fox, yang diumumkan beberapa jam setelah pengumuman mundur Mayor Jenderal Aharon Haliva.

Kepala Direktorat Intelijen Militer tentara Israe itu, mengundurkan diri karena kegagalannya memprediksi serangan Hamas.

Surat kabar Yedioth Ahronoth menyebut pengunduran diri Fox tidak terkait dengan kegagalan memprediksi serangan Hamas.

Surat kabar itu mengatakan Fox kemungkinan besar akan menjadi kandidat untuk menduduki jabatan lebih tinggi di militer karena penyelidikan terhadap serangan Hamas kemungkinan besar akan mengakibatkan pemecatan beberapa jenderal penting.

Pengunduran diri tersebut terjadi ketika Israel melanjutkan serangan brutalnya di Jalur Gaza menyusul serangan lintas perbatasan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.

Namun, media Israel, Haaretz mengungkap kalau lebih banyak warga Israel yang justru tewas oleh helikopter dan tank tentara Israel.

"Pada kenyataannya, IDF telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil Israel yang diklaim oleh Israel telah dibunuh oleh Perlawanan Palestina," tulis laporan itu.

Setidaknya 34.151 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 77.000 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) yang, pada bulan Januari, mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan negara tersebut untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

 
(oln/khbrn/almydn/*)

Tag:  #mundurnya #kepala #intelijen #picu #resign #massal #petinggi #militer #israel #tengah #perang #gaza

KOMENTAR