



Kasih Palestina Luncurkan Program 'Kasih Pangan' di Hari Pangan Dunia, Dukung Pemulihan Gaza Pasca Gencatan Senjata
– Lembaga sosial kemanusiaan Kasih Palestina meluncurkan program baru bertajuk “Kasih Pangan” pada momentum Hari Pangan Dunia 2025.
Kegiatan itu sebagai bentuk rebranding lembaga yang selama ini dikenal aktif menyalurkan bantuan pangan ke wilayah krisis, termasuk Gaza dan Indonesia.
Program Kasih Pangan menjadi tonggak baru bagi Kasih Palestina yang selama tiga tahun terakhir mencatat penyaluran dan penghimpunan donasi tertinggi pada sektor pangan.
Tingginya kepercayaan donatur untuk menyalurkan bantuan makanan melalui lembaga ini menjadi latar belakang utama rebranding, sekaligus menegaskan fokus Kasih Palestina pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia: pangan.
“Selama tiga tahun terakhir, sektor pangan menjadi urat nadi kerja kemanusiaan kami — di situlah kami melihat bahwa makanan adalah hak, bukan hadiah,” ujar CEO Kasih Palestina, Ust. Nandang Cahya, dalam pernyataannya.
“Hari Pangan Dunia dan gencatan senjata Gaza memberi kami dua momentum penting: dunia sedang lapar akan kasih, dan Gaza sedang bangkit memulihkan kehidupannya dari hal paling dasar — yaitu pangan.”
Rekam Jejak Penyaluran Pangan
Sejak 2022 hingga 2024, Kasih Palestina mencatat total lebih dari 90.000 penerima manfaat, dengan rata-rata 30.247 orang per tahun yang menerima bantuan pangan di berbagai wilayah, termasuk Palestina, Indonesia, Turki, Yordania, dan Afrika.
Rata-rata bantuan yang disalurkan meliputi:
Roti: 8.852 penerima manfaat
Daging Qurban: 6.399 penerima manfaat
Sembako: 4.403 penerima manfaat
Air Bersih: 5.108 penerima manfaat
Buka Puasa: 5.635 penerima manfaat
Sayuran: 900 penerima manfaat
Hotmeals: 4.698 penerima manfaat
Portofolio ini memperkuat posisi Kasih Palestina sebagai lembaga asal Indonesia dengan fokus pangan terbesar di antara lembaga kemanusiaan yang aktif menyalurkan bantuan ke Gaza.
Lembaga ini juga menyebut bahwa kepercayaan publik dan mitra terhadap penyaluran pangan menjadi “modal sosial” dalam mengembangkan Kasih Pangan sebagai program terintegrasi.
Momentum Gencatan Senjata dan Pemulihan Gaza
Peluncuran Kasih Pangan dilakukan di tengah masa gencatan senjata Palestina–Israel yang berlaku sejak awal Oktober 2025.
Kasih Palestina memandang periode ini sebagai awal pemulihan Gaza (Gaza Recovery), dengan fokus utama pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan nutrisi anak.
“Pemulihan Gaza tidak bisa hanya dilihat dari pembangunan fisik, tetapi juga dari bagaimana kita memastikan warganya bisa makan dengan layak setiap hari,” kata Nandang.
Melalui Kasih Pangan, lembaga ini akan memperluas operasi dapur umum, pabrik roti rakyat, dan distribusi bahan pangan siap saji di wilayah Gaza yang terdampak paling parah selama dua tahun terakhir.
Krisis Pangan Global Masih Mengancam
Menurut data OCHA (2024), sekitar 96% populasi Gaza mengalami kerawanan pangan akut, sementara UNICEF (2024) mencatat satu dari dua anak di Gaza menderita malnutrisi kronis.
Di kawasan pengungsian Palestina seperti Lebanon dan Yordania, 63% pengungsi hidup di bawah garis kemiskinan dan bergantung pada bantuan pangan (UNRWA, 2024).
Di Indonesia, 21,5% anak balita masih mengalami stunting, dan 7,5% penduduk hidup dalam kerawanan pangan (BPS & Kemenkes, 2023).
Kasih Palestina menyebut kondisi ini sebagai “dua wajah kelaparan dunia”: kelaparan karena perang di Gaza dan kelaparan karena ketimpangan di Indonesia.
Momentum Hari Pangan Dunia
Pemilihan Hari Pangan Dunia sebagai waktu peluncuran Kasih Pangan dinilai sebagai langkah strategis.
Menurut Nandang, momen ini memperkuat pesan bahwa kasih sejati dimulai dari sepiring makanan yang dibagikan dengan keikhlasan.
“Melalui Kasih Pangan, kami ingin mengirimkan pesan sederhana kepada dunia: kasih tidak mengenal batas negara. Dari dapur Indonesia hingga kamp Gaza, makanan adalah bahasa universal kemanusiaan,” ujarnya.
Tag: #kasih #palestina #luncurkan #program #kasih #pangan #hari #pangan #dunia #dukung #pemulihan #gaza #pasca #gencatan #senjata