VIDEO Kisah Sukses May Tria: Olah Limbah Kayu Ulin Jadi Produk Ekspor Bernilai Tinggi
Dengan penuh teliti, ia mengamplas mangkok ulin di Gerai Uleen Dekranasda Mess L Banjarbaru, lalu memolesnya dengan beeswax alami hingga tampak mengilap, Senin (4/11/2024).
Beeswax adalah lilin lebah. Itu adalah bahan cairan alami yang berasal dari sarang lebah.
Produk alami dan ramah lingkungan ini membuktikan bahwa kreativitas dapat mengubah limbah menjadi peluang besar.
May telah membuka jalan bagi produk lokal untuk bersaing di kancah global.
"Ya pak, dari awal sampai akhir, bahan kayu kerajinan ulin garapan kami (PT Anakkayu Bangun Nusantara) tidak menggunakan bahan kimia. "
"Semua menggunakan bahan alami," tutur May.
Usaha kreatifnya berhasil menarik perhatian pasar lokal dan internasional, termasuk Korea.
Siang itu, May tengah sibuk mengamplas dan menyusun 20 mangkok yang akan dikirim sebagai contoh produk ke pembeli di Korea.
Selain mangkok, produk seperti sumpit, talenan, hingga aksesori berbahan kayu ulin juga diminati.
"Biasanya dikirim sampel dulu 20 Pieces via pengiriman PT POS. Kemudian kalau pembeli di Korea sudah deal dan cocok dengan barangnya maka akan pesan lagi ke kami dalam jumlah banyak," jelas May.
Tidak hanya di luar negeri. Pemesanan produk kayu ulin olahannya tersebar ke nusantara.
Pengiriman barang juga dipesan sampai ke pulau Jawa, Jakarta, Makasar , Bali dan lokasi lainnya.
Di gerai itu tersedia juga produk jam tangan ulin, kalung ulin dan miniatur mobil olahan dari bahan kayu ulin.
Harganya bervariasi ada yang puluhan ribu hingga ratusan ribu.
Misal harga satu telenan 30.000 won setara Rp 450.000 saat pameran di Korea (harga ekspor).
Kalau harga di Indonesia 150 ribu per pieces telenan.
Saksikan kisah dan liputannya hanya di YouTube Tribunnews.(*)
Tag: #video #kisah #sukses #tria #olah #limbah #kayu #ulin #jadi #produk #ekspor #bernilai #tinggi