

Ilustrasi malam satu suro (freepik)


9 Pantangan di Malam Satu Suro, Salah Satunya yang Paling Populer Adalah Pantangan untuk Menikah
Di Jawa, ada satu malam yang tak sekadar suci. Ia disebut sebagai malam di mana gerbang alam tak kasat mata terbuka dan takdir bisa berubah hanya karena satu langkah yang salah: malam satu suro. Kamu mungkin pernah mendengarnya, tapi pernahkah kamu merasakannya? Malam yang senyap, lebih gelap dari biasanya. Suara angin seolah membawa bisikan dan bulu kuduk merinding tanpa sebab. Di balik keheningan itu, banyak yang percaya energi besar sedang bergerak, tidak terlihat, tidak terjamah, tapi bisa dirasakan. Ia mengalir di sekujur langit malam, masuk ke hati yang resah dan mengetuk jiwa-jiwa yang lupa arah. Lalu mengapa malam ini begitu ditakuti? Bukan karena dongeng semata, tapi karena malam satu suro menyimpan hukum spiritual yang tak tertulis. Ada larangan-larangan yang diwariskan sejak ratusan tahun lalu. Bukan untuk membatasi kebebasan, melainkan untuk menjaga keseimbangan. Siapa yang melanggar, katanya bisa tersesat. Larangan itu bukan mitos biasa. Mereka adalah kode-kode dari semesta, isyarat dari yang tak kasat mata. Apakah kamu siap mengetahui apa saja yang seharusnya tidak kamu lakukan di malam satu suro? Ini bukan untuk menakutimu, tapi untuk membekalimu. Karena bisa jadi malam ini bukan tentang gelap, tapi tentang cahaya yang hanya muncul jika kamu tahu cara menyambutnya. Lalu, ada pantangan apa saja di malam satu suro? Mari simak penjelasan selengkapnya seperti dikutip JawaPos.com dari kanal YouTube MBAH EKO DAENG, Jumat (27/6). 1. Jangan keluyuran tengah malam, apalagi ke tempat angker Malam suro diyakini sebagai malam di mana makhluk dari alam lain berpindah tempat. Tempat angker seperti kuburan, hutan, atau sungai menjadi jalur utama mereka. Berjalan di malam itu seperti menyeberang ke dunia yang bukan milikmu. Bukan takut, tapi bijak. Jangan berani hanya untuk pamar nyali. Sebab kadang keberanian yang bodoh membuka pintu yang tak bisa ditutup. Lindungi dirimu dengan diam, karena kadang tidak melangkah adalah langkah paling bijak. 2. Jangan membuang potongan tubuh, seperti kuku, rambut, dan lainnya, secara sembarangan Dalam kepercayaan Jawa, setiap bagian tubuh yang terlepas dari kita, seperti kuku, rambut, dan darah, masih membawa jejak energi. Membuangnya sembarangan di malam satu suro bisa membuka peluang bagi makhluk halus mengambil jejak identitas kita untuk tujuan tertentu. Bahkan secara spiritual ini dianggap sebagai pelecehan terhadap tubuh yang kita huni. Malam suro adalah malam pembersihan batin, bukan pelepasan fisik yang sembrono. Jika harus membuang, bungkus, simpan, atau bakar dengan niat yang baik, hormati tubuhmu meskipun itu hanya sehelai rambut. 3. Jangan menikah di malam satu suro Di malam yang sunyi dan sakral ini, pernikahan justru dianggap sebagai bentuk perayaan yang melawan arus energi semesta. Bukan karena cinta dilarang, tapi karena malam suro adalah waktu tafakur dan penyucian, bukan perayaan dan pesta. Leluhur percaya, menikah di malam ini bisa mengundang energi konflik dalam rumah tangga, bahkan membawa campur tangan dari dimensi tak kasat mata. Bukan soal mistik semata, tapi soal makna. Pernikahan adalah awal, dan semesta memiliki waktunya sendiri untuk setiap awal. Jangan memilih malam yang membawa ujian sebagai fondasi cinta. Sebab restu alam lebih kuat dari 1000 undangan. 4. Jangan mandi di sungai atau laut malam hari Air di malam suro dianggap sebagai medium pembersih roh, bukan sekadar tubuh. Tapi ketika seseorang mandi di sungai atau laut pada malam itu, ia bisa jadi ditarik oleh energi gaib yang sedang beredar. Banyak cerita tentang orang yang hilang misterius atau kerasukan setelah nekad mandi malam di suro. Bahkan secara ilmiah pun, malam dengan suhu lebih dingin dan arus tak terduga bisa membahayakan. Tapi lebih dari itu, ini tentang penghormatan pada alam. Jika semesta sedang dalam prosesi sakral maka manusia yang tahu diri adalah yang tidak mengusik. 5. Jangan tidur dengan hati yang gelisah atau dendam Malam satu suro dianggap sebagai malam refleksi batin. Hati yang tenang memantulkan energi baik. Tapi hati yang penuh dendam bisa mengundang mimpi buruk atau firasat yang menyakitkan. Ini bukan tentang mistik, tapi tentang bagaimana semesta bekerja dengan getaran jiwa. Maka sebelum tidur, maafkan. Bersihkan hatimu. 6. Jangan mengadakan hajatan atau pesta meriah Pesta adalah ekspresi sukacita. Tapi di malam satu suro, sukacita besar dianggap menabrak keharmonisan kosmis. Malam ini adalah malam tirakat, bukan gegap gempit. Keriuhan dianggap mengusik makhluk-makhluk tak terlihat yang tengah berjalan. Dalam budaya Jawa, pesta besar bisa membuat energi negatif tersedot atau bahkan berbalik menyerang pemilik hajatan. Lebih dari itu, pesta yang tidak tepat waktu hanya menunjukkan bahwa kita tidak peka terhadap getaran semesta. 7. Jangan sombong, menghina, atau bicara sembarangan Ucapan adalah doa. Di malam suro, kepercayaan mengatakan bahwa energi semesta lebih sensitif terhadap getaran suara dan niat. Kata-kata sombong bisa kembali sebagai ujian. Caci maki bisa berubah jadi senjata makan tuan. Hati-hati melontarkan kutukan, fitnah, atau celaan. Karena malam ini seperti papan penerima niat yang sangat aktif. Malam ini bukan waktu untuk membusungkan dada, tapi untuk merunduk dan bersyukur. Maka jagalah lisanmu. Karena di malam ini mungkin malaikat tidak mencatat seperti biasa. Mereka hanya menunggu satu kata salah untuk jadi pintu petaka. 8. Jangan menyalakan musik keras atau bernyanyi riang gembira di malam suro Malam satu suro bukan waktunya bersenandung lantang atau berjoget penuh tawa. Dalam pandangan leluhur, suara keras, terutama yang bernada riang, di malam ini bisa mengusik ketenangan alam gaib yang sedang aktif dan peka. Musik keras bisa mengundang perhatian energi yang tidak diinginkan. Bahkan ada kepercayaan bahwa suara musik yang terlalu ramai di malam suro bisa mengundang makhluk halus untuk ikut menari tanpa diundang. 9. Jangan mengeluh atau maki-maki di malam suro Malam suro diyakini sebagai malam sakral yang penuh muatan energi spiritual. Kata-kata yang keluar dari mulut manusia di malam ini dianggap memiliki daya yang lebih kuat dari biasanya. Maka mengeluh atau berkata kasar, apalagi sambil marah atau kesal, diyakini dapat mengikatkan energi buruk itu ke dalam hidupmu sendiri.
Editor: Hanny Suwindari
Tag: #pantangan #malam #satu #suro #salah #satunya #yang #paling #populer #adalah #pantangan #untuk #menikah