Israel Sabotase Zona Penyangga, Kirim Pasukan Tank ke Golan Suriah Pasca Jatuhnya Rezim Assad
Tank Israel dan APC berkumpul untuk mengambil alih kendali zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan, Suriah. Kesempatan ini dilakukan Netanyahu usai rezim Bashar al-Assad di tangan yang telah berkuasa sejak tahun 1971 digulingkan paksa oleh para pemberontak Suriah. 
09:20
9 Desember 2024

Israel Sabotase Zona Penyangga, Kirim Pasukan Tank ke Golan Suriah Pasca Jatuhnya Rezim Assad

Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dilaporkan telah mengerahkan pasukan pertahanan (IDF) dan sejumlah tank untuk mengambil alih kendali zona penyangga demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan, Suriah.

Kesempatan ini dilakukan Netanyahu usai rezim Bashar al-Assad di tangan yang telah berkuasa sejak tahun 1971 digulingkan paksa oleh para pemberontak Suriah.

Netanyahu mengatakan runtuhnya rezim Assad adalah "hari bersejarah di Timur Tengah".

Ini lantaran runtuhnya rezim Assad membuat perjanjian Israel dan Suriah tahun 1974 ikut "runtuh", memungkinkan Israel untuk bergerak cepat mengambil alih Dataran Golan.

“Pasukan Pertahanan Israel ditugaskan untuk memasuki zona penyangga dan posisi komando di dekatnya yang merupakan dari bagian Golan yang diduduki Israel,” kata Netanyahu dikutip dari BBC International.

"Kami tidak akan membiarkan kekuatan musuh mana pun muncul di perbatasan kami," imbuhnya.

Sabotase seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan Israel, negara Zionis tersebut sebelumnya pernah merebut Golan dari Suriah pada tahap akhir Perang Enam Hari tahun 1967 dan mencaploknya secara sepihak pada tahun 1981.

Meski sebagian Golan berhasil diduduki Israel namun, tindakan tersebut tidak diakui secara internasional.

Dataran Tinggi Golan telah lama menjadi incaran Israel,  kendati dipenuhi batanu, Golan menyisakan lahan pertanian yang luas yang kini digunakan untuk perkebunan anggur atau lahan rumput untuk sapi dan domba.

Elevasi ini yang membuat Golan bernilai strategis bagi militer Israel, terutama untuk mencegah serangan dari Suriah dan Lebanon.

Karena dengan menduduki Golan, militer Israel memaksa Suriah tidak berkutik karena punya alat perang yang hanya berjarak 60 kilometer dari ibu kota Damaskus.

Selain itu, dengan menduduki Golan Israel dapat mengamankan sumber air minum bagi populasinya.

"Runtuhnya rezim Assad, tirani di Damaskus, menawarkan peluang besar tetapi juga penuh dengan bahaya yang signifikan," ujar netanyahu

"Jika kami dapat membangun hubungan bertetangga dan hubungan damai dengan kekuatan baru yang muncul di Suriah, itulah keinginan kami. Namun jika tidak, kami akan melakukan apa pun untuk mempertahankan Negara Israel dan perbatasan Israel," imbuhnya.

Israel Terapkan Jam Malam

Pasca mengambil alih Dataran Tinggi Golan, militer Israel langsung memberlakukan jam malam bagi penduduk lima kota Suriah.

"Jam malam akan berlaku pukul 16.00 hingga 05.00 setiap hari, mulai Minggu (8/12/2024).

Adapun peraturan itu diterapkan di 5 kota yang berada di zona penyangga demiliterisasi Dataran Tinggi Golan yang kini berada di tangan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

"Demi keamanan Anda, Anda harus tinggal di rumah dan tidak keluar sampai pemberitahuan lebih lanjut," Letnan Kolonel Avichay Adraee, juru bicara militer Israel, dilansir dari AFP.

Israel berdalih penerapan jam malam bertujuan untuk mengkonsolidasikan kendali saat pemberontak merebut Suriah.

Namun banyak pihak menilai kebijakan ini diberlakukan demi memperkuat posisi Israel setelah jatuhnya rezim Presiden Bashar al-Assad, yang menandai perubahan dramatis dalam konflik Suriah.

Ibu Kota Damaskus Diserang

Tak hanya melakukan sabotase wilayah, Israel dikabarkan telah melakukan puluhan serangan udara di wilayah Suriah, termasuk di ibu kota, Damaskus.

Syrian Observatory for Human Rights mengatakan bahwa Israel melancarkan serangan terhadap depot senjata di Suriah timur.

Serangan Israel meningkat terhadap target tersebut sejak Presiden Bashar al-Assad meninggalkan negara itu pasca pemberontak merebut ibu kota.

"Israel telah melakukan serangan udara terhadap depot senjata dan posisi milik rezim yang sudah tidak berkuasa dan kelompok yang didukung Iran di provinsi Deir Az Zor timur," Jelas kepala pemantau hak asasi manusia, Rami Abdel Rahman kepada Arab News.

(Tribunnews.com / Namira Yunia) 

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #israel #sabotase #zona #penyangga #kirim #pasukan #tank #golan #suriah #pasca #jatuhnya #rezim #assad

KOMENTAR