Israel Mau Pakai Tentara Bayaran Asing di Gaza Atas Dalih Pengamanan Bantuan Kemanusiaan
Tentara bayaran yang bergabung bersama tentara Israel (IDF) dalam perang di Gaza melawan Hamas. 
20:40
16 Maret 2024

Israel Mau Pakai Tentara Bayaran Asing di Gaza Atas Dalih Pengamanan Bantuan Kemanusiaan

- Israel dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengontrak perusahaan keamanan asing atas dalih untuk pengamanan distribusi bantuan ke Gaza.

Laporan itu dilansir Khabarni yang mengutip kabar dari NBC dengan narasumber para pejabat Amerika Serikat (AS).

Sumber pejabat AS itu mengatakan kalau Israel berniat menyewa tentara bayaran yang ada di perusahaan keamanan swasta internasional untuk mengamankan pengiriman bantuan di Jalur Gaza.

Sumber yang sama menambahkan kalau ide agar Israel menggunakan penyedia layanan keamanan Palestina untuk membantu mendistribusikan bantuan datang dari Washington.

Wacana itu berdasarkan hasil assesment kalau “ada kelompok dan faksi di Gaza yang tidak terkait dengan Gerakan Pembebasan Palestina (Hamas) yang dapat membantu mendistribusikan bantuan.

”Sumber menekankan kalau para pejabat di pemerintahan Presiden Joe Biden “ragu-ragu.” untuk menggunakan kekuatan pasukan Amerika atau perusahaan keamanan swasta AS secara langsung di Gaza,” tulis laporan tersebut.

Israel sebelumnya dilaporkan telah menawarkan para tetua klan dan suku serta keluarga-keluarga bangsawan di Gaza untuk bekerja sama guna mengamankan distribusi bantuan.

Namun mereka menolak, dan menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan mendatangkan dan mendistribusikan bantuan dengan syarat berkoordinasi dengan pihak keamanan di Gaza.

KELAPARAN - Ribuan warga Palestina menunggu datangnya truk bantuan yang ditujukan bagi jutaan pengungsi Gaza yang kelaparan. Pada Kamis (29/2/2024), tentara Israel menembaki kerumuman warga Palestina yang sedang menunggu datangnya bantuan ini, menghasilkan tragedi Tepung Berdarah yang menewaskan 112 warga sipil Palestia di Gaza Utara. KELAPARAN - Ribuan warga Palestina menunggu datangnya truk bantuan yang ditujukan bagi jutaan pengungsi Gaza yang kelaparan. Pada Kamis (29/2/2024), tentara Israel menembaki kerumuman warga Palestina yang sedang menunggu datangnya bantuan ini, menghasilkan tragedi Tepung Berdarah yang menewaskan 112 warga sipil Palestia di Gaza Utara. (tangkap layar/Photo Credit: AP Photo/Mahmoud Essa)

Penembakan Secara Sengaja ke Penunggu Bantuan

Sebagai catatan, Israel menggaungkan rencana adanya satuan pengamanan untuk distribusi bantaun setelah terjadinya insiden berdarah 'flour massacre' di Bundaran Nabulsi, Kamis (29/2/2024) silam.

Dengan alasan tentaranya terancam, IDF menembaki secara langsung kerumuman warga Gaza yang menunggu datangnya bantuan dari truk-truk pengangkut di tengah keputusasaan atas kelaparan yang melanda.

Belakangan, Tentara pendudukan Israel nyatanya terus-menerus menargetkan warga sipil Palestina yang  menunggu truk bantuan yang langka.

Aksi IDF ini menyebabkan banyak dari pengungsi Palestina tewas dalam pembantaian yang berulang-ulang.

Pola pembantaian berulang dan adanya wacana pembentukan satuan pengamanan distribusi bantuan dinilai sejumlah pengamat mengindikasikan kalau IDF memang sengaja menembak langsung para pengungsi untuk menciptakan kesan kekacauan setiap bantuan datang.

SItuasi itu menjadi dalih Israel untuk membentuk 'pasukan tandingan' dari pihak ketiga yang berfungsi tidak hanya bertugas mengamankan bantuan tetapi juga melucuti pengaruh Hamas.

Israel berniat membentuk pasukan pengamanan itu dari warga Palestina sendiri, dari klan-klan dan suku-suku di Gaza yang tidak terkait Hamas.

Wacana penggunaan tentara bayaran asing, makin menguatkan niat lain Israel dalam wacana pembentukan pasukan pengamanan distribusi bantuan kemanusiaan tersebut. 

Seorang anak laki-laki Palestina berjalan melewati puing-puing sebuah bangunan di kamp Maghazi untuk pengungsi Palestina, yang rusak parah akibat pemboman Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, di Jalur Gaza tengah pada 27 Februari , 2024. (Photo by AFP) Seorang anak laki-laki Palestina berjalan melewati puing-puing sebuah bangunan di kamp Maghazi untuk pengungsi Palestina, yang rusak parah akibat pemboman Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, di Jalur Gaza tengah pada 27 Februari , 2024. (Photo by AFP) (AFP/-)

Kelaparan Justru Karena Blokade Total Israel

Akibat perang dan pembatasan yang dilakukan Israel, penduduk Jalur Gaza, khususnya wilayah Gaza dan Utara, berada di ambang kelaparan, mengingat kelangkaan parah pasokan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar, serta adanya pengungsian. dari sekitar dua juta warga Palestina dari Jalur Gaza, yang telah dikepung oleh Israel selama 17 tahun.

Dalam menghadapi kurangnya bantuan yang datang dengan truk akibat pembatasan Israel terhadap penyeberangan darat, banyak negara mulai mengorganisir bantuan melalui udara, selain membuka koridor laut dari Siprus.

Namun para negara donatur ini semua menekankan kalau hal ini tidak dapat menjadi alternatif terhadap koridor darat dalam menghadapi bencana kelaparan yang membayangi warga Jalur Gaza yang porak poranda akibat perang Israel yang sudah berlangsung lebih dari 5 bulan.

Beberapa dari serangan udara jatuh ke warga Palestina, menewaskan beberapa dari mereka, dan yang lainnya jatuh ke laut atau di wilayah Israel.

Amerika Serikat baru-baru ini mengumumkan niatnya untuk mendirikan dermaga di pantai Gaza melalui koridor laut dari Siprus untuk mengangkut bantuan melalui laut mengingat kekurangan pangan yang parah, yang telah menyebabkan penyebaran kelaparan, terutama di Jalur Gaza bagian utara. menurut organisasi internasional.

(oln/khbrni/memo/*)

Tag:  #israel #pakai #tentara #bayaran #asing #gaza #atas #dalih #pengamanan #bantuan #kemanusiaan

KOMENTAR