Larry Ellison Kuasai TikTok Amerika: Antara Strategi Digital AS–Tiongkok, Upaya Lawan Antisemitisme, dan Risiko Propaganda Baru
- Kesepakatan besar antara Amerika Serikat dan Tiongkok terkait masa depan TikTok memasuki babak penentuan. Pemerintah AS mengonfirmasi bahwa Beijing telah menyetujui rencana yang memberikan kendali atas operasi TikTok di wilayah Amerika kepada konsorsium yang dipimpin oleh pengusaha teknologi Larry Ellison.
Persetujuan ini menandai pergeseran signifikan dalam dinamika ekonomi digital kedua negara sekaligus menumbuhkan harapan baru terhadap pengawasan yang lebih ketat atas penyebaran kebencian di dunia maya.
Dilansir dari Jewish Telegraphic Agency (JTA), Sabtu (1/11/2025), kesepakatan tersebut tidak hanya menjadi isu ekonomi dan keamanan data, tetapi juga berkaitan dengan meningkatnya kekhawatiran terhadap maraknya antisemitisme di platform tersebut. TikTok sebelumnya dituding menjadi sarana penyebaran sentimen anti-Yahudi di kalangan generasi muda.
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menegaskan bahwa kesepakatan telah mencapai tahap finalisasi. "Di Kuala Lumpur, kami telah menyelesaikan persetujuan TikTok dari pihak Tiongkok, dan saya memperkirakan proses ini akan berlanjut dalam beberapa minggu ke depan hingga mencapai resolusi," ujarnya seperti dikutip Fox Business.
Kesepakatan itu mengikuti undang-undang yang mewajibkan ByteDance Ltd., perusahaan asal Tiongkok pemilik TikTok, untuk melepas kepemilikan atas operasinya di AS atau menghadapi larangan penggunaan aplikasi tersebut.
Ellison, pendiri Oracle sekaligus salah satu tokoh teknologi terkaya di dunia, dikenal luas sebagai pendukung berbagai inisiatif Yahudi dan Israel. Dalam pandangan sebagian pihak, kehadirannya memberi sinyal kuat bahwa kebijakan moderasi konten TikTok di AS akan lebih tegas terhadap ujaran kebencian berbasis agama.
Eric Fingerhut, Direktur Eksekutif Jewish Federations of North America (JFNA), menyatakan optimismenya terhadap arah baru ini. “Bagian yang membuat kami paling optimistis adalah pihak-pihak yang terlibat di sisi Amerika, terutama Larry Ellison, yang selama ini menjadi pendukung kuat komunitas kami,” ujarnya.
Namun di sisi lain, sejumlah pengamat menilai keputusan ini juga berpotensi menjadi "pedang bermata dua." Menurut laporan The Week dan analisis akademik dari arXiv (Cornell University), perubahan kendali atas platform besar seperti TikTok tidak hanya berdampak pada isu antisemitisme, tetapi juga membuka ruang bagi pengaruh politik dan propaganda baru. Sejumlah analis menilai, jika tidak diatur secara transparan, kepemilikan yang berpihak secara ideologis bisa mengubah arah algoritma, membentuk opini publik, dan menimbulkan bias geopolitik baru di ruang digital global.
Sarah O’Quinn, Direktur Urusan Publik untuk Center for Countering Digital Hate, mengatakan perubahan kepemimpinan ini berpotensi membawa perbaikan, tetapi efektivitasnya masih harus dibuktikan.
"Perubahan kepemimpinan ini—apakah akan memperbaiki kebijakan mereka? Saya kira kemungkinan besar iya, melihat dukungan luas dari Ellison terhadap isu ini," ujarnya.
Meski rincian transaksi belum diumumkan secara terbuka, kesepakatan ini diyakini bernilai miliaran dolar AS. Perpindahan kendali diharapkan memperkuat pengawasan atas algoritma dan sistem rekomendasi yang selama ini dinilai memberi ruang bagi penyebaran konten kebencian dan disinformasi.
Manuver Ellison ini menegaskan bagaimana teknologi kini menjadi medan diplomasi baru antara Washington dan Beijing. Di satu sisi, AS berupaya memastikan keamanan data dan kedaulatan digitalnya. Di sisi lain, Tiongkok tampak berusaha mempertahankan pengaruhnya dalam ekosistem teknologi global tanpa kehilangan legitimasi ekonomi di pasar Barat.
Ke depan, implementasi kebijakan baru TikTok di bawah kendali Ellison akan menjadi ujian penting bagi hubungan antara industri teknologi, kebijakan publik, dan tanggung jawab sosial korporasi. Dunia akan menanti apakah perubahan ini benar-benar membawa pergeseran substantif—tidak hanya dalam kepemilikan, tetapi juga dalam komitmen melawan kebencian dan membangun ruang digital yang lebih aman serta inklusif.
Tag: #larry #ellison #kuasai #tiktok #amerika #antara #strategi #digital #astiongkok #upaya #lawan #antisemitisme #risiko #propaganda #baru