Jeff Bezos Bicara Soal Masa Depan Peradaban Manusia: 'Saya Tak Melihat Alasan untuk Berkecil Hati Saat Ini'
Di tengah kekhawatiran global mengenai dampak kecerdasan buatan dan otomatisasi terhadap lapangan kerja, pendiri Amazon dan Blue Origin, Jeff Bezos, justru menyerukan optimisme. Dalam pidatonya di Italian Tech Week 2025 di Turin, Italia, dia menilai masa depan manusia berada pada tahap paling menjanjikan dalam sejarah modern.
“Saya tak melihat alasan siapa pun untuk berkecil hati saat ini,” ujar Bezos, seperti dikutip The Cool Down, Minggu (26/10), menegaskan keyakinannya bahwa kemajuan teknologi dapat membuka babak baru peradaban manusia.
Bezos memandang gelombang inovasi seperti kecerdasan buatan, robotika, dan pusat data raksasa bukan sebagai ancaman, melainkan bagian dari “kelimpahan peradaban” yang tengah tumbuh. Dia menilai transformasi besar itu akan membawa manusia melampaui batas planetnya.
“Kawasan pelatihan teknologi besar ini akan lebih baik dibangun di luar angkasa karena kita memiliki tenaga surya di sana sepanjang waktu. Tak ada awan, hujan, atau cuaca,” ujarnya, menggambarkan potensi pemindahan infrastruktur data ke luar orbit Bumi.
Tak hanya itu, miliarder asal Seattle tersebut memperkirakan bahwa dalam dua dekade mendatang jutaan orang akan hidup di luar bumi bukan karena terpaksa, melainkan karena pilihan. “Dalam beberapa dekade, saya yakin akan ada jutaan orang yang hidup di luar angkasa. Mereka akan tinggal di sana karena mereka menginginkannya,” kata Bezos.
Dia juga menambahkan bahwa robot akan menggantikan manusia dalam pekerjaan rutin, memberi ruang bagi manusia untuk berfokus pada inovasi dan kehidupan yang lebih bermakna.
Pernyataan Bezos muncul di tengah meningkatnya perdebatan global mengenai risiko sosial dari otomatisasi dan kecerdasan buatan yang dapat memperlebar kesenjangan ekonomi.
Namun, menurutnya, sejarah selalu membuktikan bahwa kemajuan teknologi justru memperluas peluang dan meningkatkan kesejahteraan. Menurutnya, pesimisme terhadap teknologi hanyalah bentuk ketakutan terhadap perubahan.
Visi Bezos sejalan dengan optimisme beberapa tokoh teknologi lain. Elon Musk memprediksi manusia akan menetap di Mars pada 2028, sementara Sam Altman memperkirakan lulusan perguruan tinggi akan bekerja di luar planet dalam satu dekade ke depan.
Di sisi lain, Bill Gates memilih bersikap lebih realistis dengan menekankan pentingnya memperbaiki Bumi sebelum berinvestasi besar di luar angkasa. “Luar angkasa? Kita masih punya banyak pekerjaan di Bumi,” ujarnya.
Dari sudut pandang sosial, optimisme semacam ini menimbulkan pertanyaan strategis tentang bagaimana manfaat dari kemajuan AI dan otomatisasi dapat dirasakan secara merata. Tokoh politik Amerika Serikat, Pete Buttigieg, bahkan menyerukan gagasan “dividen AI”, yaitu pembagian nilai ekonomi dari teknologi agar tak hanya menguntungkan segelintir orang superkaya.
Pidato Bezos mencerminkan semangat yang semakin langka di era ketidakpastian global, yakni keyakinan bahwa manusia masih memiliki kendali atas masa depannya. Dia tidak sekadar berbicara tentang efisiensi teknologi, melainkan tentang arah evolusi peradaban yang lebih luas, di mana eksplorasi ruang angkasa menjadi bagian tak terpisahkan dari kelangsungan manusia. (*)
Tag: #jeff #bezos #bicara #soal #masa #depan #peradaban #manusia #saya #melihat #alasan #untuk #berkecil #hati #saat