Terungkap, AS Ngibul tentang Serangan di Irak, Akui Tak Beri Tahu Irak Sebelumnya
Serangan udara AS yang menargetkan militan pro-Iran di Suriah dan Irak pada Jumat (2/2/2024) malam. 
08:40
6 Pebruari 2024

Terungkap, AS Ngibul tentang Serangan di Irak, Akui Tak Beri Tahu Irak Sebelumnya

Amerika Serikat (AS) disebut berbohong perihal serangannya di Irak beberapa hari lalu.

Awalnya AS mengklaim telah memberi tahu Irak sebelum serangan itu dilancarkan olehnya.

Klaim itu disampaikan lewat pernyataan John Kirby yang menjabat sebagai Koordinator Komunikasi Strategis di Gedung Putih.

Namun, pada hari Senin, (5/2/2024), AS mengakui bahwa pihaknya tidak memberi tahu Irak tentang serangan itu.

“Irak, seperti tiap negara di kawasan ini, paham bahwa akan ada respons atas kematian tentara kita. Mengenai respons spesifik pada hari Jumat, tidak ada pemberitahuan sebelumnya,” ujar Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Vedant Patel dikutip dari Sputnik News.

“Kami segera memberi tahu Irak setelah serangan terjadi,” katanya menambahkan.

Padahal, pekan lalu Kirbi berujar bahwa AS telah memberi tahu pemerintah Irak tentang operasi militernya itu sebelum dilakukan.

Pada bulan Januari 2024 ada tiga tentara AS yang tewas karena serangan di pangkalan AS di Yordania.

AS kemudian membalasnya dengan menyerang target yang disebutnya berkaitan dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di Suriah dan Irak.

Iran sendiri telah membantah punya kaitan dengan serangan di Yordania itu.

Menurut Iran, kelompok perlawanan di Timur Tengah tidak menerima perintah apa pun dari Iran.

Sementara itu, Irak dan Suriah sama-sama mengecam serangan AS di wilayah mereka.

Kemudian, Komite Keamanan dan Pertahanan pada parlemen Irak meminta adanya penandatanganan perjanjian penarikan pasukan koalisi internasional dari Irak.

Serangan AS

Militer AS melancarkan serangan udara ke beberapa tempat di Irak dan Iran pada hari Jumat, (2/2/2024).

Menurut AS, tempat itu digunakan oleh milisi yang didukung Iran dan IRGC.

Dilansir dari Associated Press, AS menyerang lebih 85 target di tujuh tempat.

Tempat itu termasuk markas komando dan pengendali; pusat intelijen, roket, rudal, pesawat tanpa awak; dan tempat penyimpanan amunisi serta fasilitas lain yang terkait dengan milisi yang didukung Iran.

Serangan AS segera berhenti setelah AS menargetkan pemimpin senior IRGC di perbatasan. AS disebut tak ingin konflik itu meluas.

Meski demikian, Presiden AS Joe Biden mengklaim pihaknya akan kembali melancarkan serangan.

“Respons kita dimulai hari ini. Respons itu akan berlanjut di tempat dan waktu yang kita pilih,” kata Biden.

“Biarkan mereka yang mungkin ingin membahayakan kita mengetahu ini: Jika kalian mencelakai orang Amerika, kami akan membalasnya,” demikian peringatan Biden.

Biden dan pemimpin AS lainnya juga sudah mengatakan bahwa balasan AS tidak hanya satu serangan, tetapi “balasan yang bertingkat”.

Sementara itu, John Kirby menyerbut AS telah diseleksi dengan hati-hati demi menghindari korban warga sipil.

Pemilihan target didasarkan pada bukti bahwa target itu terkait dengan serangan terhadap tentara AS di Timur Tengah.

Menurut Direktur Staf Gabungan Letjen Douglas Sims, serangan AS itu berlangsung selama sekitar 30 menit.

AS tolak perangi Iran

Kementerian Pertahanan AS mengaku enggan berperang melawan Iran setelah pasukan AS diserang di perbatasan Yordania-Suriah.

Hal itu disampaikan juru bicara Kemenhan AS, Sabrina Singh, kepada para wartawan.

“Pastinya kami tidak menginginkan perang dan dengan tegas kami tidak melihat Iran ingin berperang dengan AS,” kata Singh, dikutip dari Mehr News.

Meski demikian, kata Singh, AS akan mengambil tindakan jika pasukannya diserang.

“Kami tidak menginginkan perang, tetapi kami akan mengambil tindakan, dan merespons serangan terhadap pasukan kami,” ujarnya.

Mirip dengan Singh, John Kirby yang menjadi koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional AS menyebut negaranya tak ingin berperang melawan Iran.

“Kami tidak menginginkan perang dengan Iran. Kami tidak menginginkan konflik yang lebih luas di Timur Tengah,” ujar Kirby kepada CNN pada hari Senin.

“Faktanya, setiap tindakan yang diambil presiden itu dirancang untuk mendeskalasi, untuk mengurangi ketegangan,” katanya menambahkan.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #terungkap #ngibul #tentang #serangan #irak #akui #beri #tahu #irak #sebelumnya

KOMENTAR