Gedung Putih Bujuk Zelensky Soal Mineral Tanah Langka, Pejabat AS Desak Ukraina Kembali Berunding
ZELENSKY - Foto ini diambil dari Kantor Presiden Ukraina pada Rabu (19/2/2025) memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara selama konferensi pers dalam kunjungannya di Turki pada 19 Februari 2025. Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Donald Trump, Mike Waltz mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali ke meja perundingan bahas mineral tanah langka. 
09:30
21 Februari 2025

Gedung Putih Bujuk Zelensky Soal Mineral Tanah Langka, Pejabat AS Desak Ukraina Kembali Berunding

Gedung Putih masih berusaha untuk menguasai mineral tanah langka yang dimiliki Ukraina.

Terbaru, Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Donald Trump, Mike Waltz mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali ke meja perundingan.

"Zelensky perlu kembali ke meja perundingan," kata Mike Waltz, Kamis (20/2/2025).

"Presiden Trump jelas sangat frustrasi saat ini dengan Presiden Zelensky," lanjutnya, dikutip dari Al Jazeera.

"Fakta bahwa ia (Zelensky) belum datang ke meja perundingan, ia belum bersedia memanfaatkan kesempatan yang kami tawarkan," tambah Waltz.

Pada Rabu (19/2/2025), Zelensky menolak rencana AS untuk membuat kesepakatan membagi kekayaan mineral Ukraina sebagai cara untuk membayar kembali bantuan perang yang diberikan oleh Washington.

Ia menyatakan bahwa AS tidak menawarkan jaminan keamanan khusus dalam perjanjian tersebut.

Komentar ini muncul setelah AS membatalkan konferensi pers yang direncanakan dengan Zelensky dan utusan AS di Kyiv.

Sebelumnya, Zelensky dijadwalkan mengadakan konferensi pers bersama Utusan AS untuk Ukraina, Letnan Jenderal Keith Kellogg setelah pembicaraan yang dijadwalkan pada Kamis. (20/2/2025)

Zelensky mengungkapkan di media sosial telah melakukan pembicaraan yang “baik dan terperinci” dengan Kellogg mengenai kemungkinan perjanjian dengan AS yang mencakup isu-isu seperti keamanan dan investasi.

“Kita harus memastikan bahwa perdamaian itu kuat dan langgeng—sehingga Rusia tidak akan pernah membalas dengan perang,” tulis Zelensky.

“Ukraina siap untuk perjanjian investasi dan keamanan yang kuat dan efektif dengan Presiden Amerika Serikat,"

"Kami telah mengusulkan cara tercepat dan paling konstruktif untuk mencapai hasil. Tim kami siap bekerja 24/7," imbuhnya.

Ketegangan AS dengan Ukraina

Pembicaraan ini berlangsung setelah Trump melontarkan serangkaian pernyataan meremehkan Zelensky, bahkan menjulukinya sebagai “diktator.”

Trump juga menyatakan Ukraina harus disalahkan atas perang yang dimulai ketika Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada Februari 2022.

Sebagai tanggapan, Zelensky mengatakan Trump hidup di “ruang disinformasi.”

"Sejujurnya, beberapa retorika yang keluar dari Kyiv dan penghinaan terhadap Presiden Trump tidak dapat diterima," kata Waltz pada Kamis (20/2/2025), yang tampaknya merujuk pada komentar tersebut.

Reaksi di Eropa

Komentar Trump mengenai perang tersebut memicu kemarahan di Eropa.

Para pemimpin mengatakan mereka salah mengartikan perang ini dan meragukan AS sebagai mitra keamanan yang dapat diandalkan.

Trump berpendapat AS berkontribusi terlalu banyak terhadap keamanan Eropa dan negara-negara Eropa seharusnya menanggung beban yang lebih besar.

Dalam beberapa pernyataannya, Trump juga mengungkapkan keinginannya untuk membangun kembali hubungan dengan Rusia.

Ia mengirim beberapa pejabat untuk bertemu dengan pejabat Rusia di Arab Saudi.

Wakil Presiden AS, JD Vance, membela pendekatan Trump dalam sebuah wawancara TV pada Kamis (20/2/2025).

Vance menyebutnya sebagai “seorang negosiator efektif” yang “tidak mengabaikan apa pun.”

“Saya benar-benar yakin kita berada di ambang perdamaian di Eropa untuk pertama kalinya dalam tiga tahun,” tambah Vance.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #gedung #putih #bujuk #zelensky #soal #mineral #tanah #langka #pejabat #desak #ukraina #kembali #berunding

KOMENTAR