



Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina Tanpa Ukraina, Zelensky: Trump Ingin Menyenangkan Putin
Namun, yang menjadi perhatian adalah Ukraina dan Eropa tidak diundang dalam pembicaraan damai tersebut.
Hal ini memunculkan kekhawatiran di Kyiv bahwa Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mencapai kesepakatan tanpa memperhatikan keamanan Ukraina, seperti dilaporkan oleh Kyiv Independent.
Rusia mengutus Menteri Luar Negeri, Sergey Lavrov untuk menghadiri pembicaraan itu.
"Mereka (Sergey Lavrov dan timnya) diharapkan mengadakan pertemuan dengan rekan-rekan Amerika mereka pada hari Selasa (18/2/2025), yang fokus utamanya adalah pemulihan hubungan antara Rusia dan Amerika," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada 17 Februari.
Sementera itu, Delegasi AS akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, dan utusan Timur Tengah Steve Witkoff.
Meskipun pembicaraan antara AS dan Rusia akan berlangsung tanpa kehadiran Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga dijadwalkan menuju Arab Saudi minggu ini.
NBC melaporkan bahwa AS berencana untuk terlebih dahulu mengadakan pertemuan dengan Rusia, diikuti dengan pertemuan bilateral dengan Ukraina, dan diakhiri dengan pembicaraan bersama.
Zelensky: AS Berusaha Menyenangkan Rusia

Dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada Senin (17/2/2025), Zelensky menyatakan bahwa Amerika Serikat berusaha menyenangkan Rusia melalui perundingan ini.
"AS kini menyampaikan hal-hal yang sangat menguntungkan bagi Putin karena mereka ingin menyenangkannya," kata Zelensky, menurut terjemahan yang disediakan oleh ARD dari wawancara yang direkam pada hari Sabtu di Munich, Jerman.
"Mereka ingin segera bertemu dan meraih kemenangan cepat. Namun, yang mereka inginkan hanya sekadar gencatan senjata, bukan kemenangan."
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengejutkan banyak sekutu dengan mengumumkan bahwa ia telah melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai proses untuk segera mengakhiri perang di Ukraina.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth juga menyiratkan bahwa kemungkinan Ukraina bergabung dengan NATO atau merebut kembali wilayah yang hilang sejak 2014 mungkin tidak akan terjadi.
Zelensky: Tidak Akan Ada Kesepakatan Hanya untuk Pujian
Mengenai potensi kesepakatan di masa depan, Zelensky menegaskan bahwa ia tidak akan menandatangani apa pun hanya demi pujian.
Ia menekankan bahwa masa depan negaranya untuk generasi mendatang sedang dipertaruhkan dan menolak gagasan untuk menyerahkan wilayah Ukraina yang direbut oleh Rusia.
"Kami akan merebut kembali semuanya," ujarnya dengan tegas.
Selama para pemimpin Eropa mengadakan pembicaraan krisis di Paris untuk membahas langkah-langkah selanjutnya, ARD menayangkan wawancara yang direkam dengan Zelensky dalam Konferensi Keamanan Munich, yang berlangsung selama tiga hari dan berakhir pada hari Minggu.
Zelensky memperingatkan bahwa Eropa akan berada dalam posisi yang lemah jika mereka tidak dapat mengandalkan perlindungan keamanan dari AS.
"Meskipun kesiapan Eropa meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dalam hal jumlah pasukan, kekuatan militer, armada laut, angkatan udara, dan pesawat nirawak, secara jujur, saya merasa Eropa saat ini lemah," katanya.
Zelensky menekankan bahwa Ukraina telah tumbuh lebih tangguh selama tiga tahun terakhir dan Putin tidak akan dapat menguasai negaranya sesuai keinginannya.
Namun, ia juga memperingatkan bahwa kemenangan Ukraina tidak akan mungkin tercapai tanpa dukungan dari AS.
Zelensky mengungkapkan bahwa dirinya dan Trump telah berdiskusi mengenai pengerahan pasukan asing untuk memantau gencatan senjata di masa depan.
"Saya katakan kepada Trump bahwa Amerika harus terlibat dalam hal ini, karena jika tidak, kita bisa kehilangan kesatuan," ucapnya.
Pada pertemuan para pendukung Kyiv di Brussels minggu lalu, Hegseth dengan tegas menolak kemungkinan pengerahan pasukan AS ke Ukraina.
Ketika ditanya apakah ia bersedia melepaskan jabatan presiden jika itu diperlukan untuk mencapai kesepakatan damai, Zelensky mengatakan bahwa demi perdamaian, ia siap melakukan apa saja.
"Jika besok Ukraina diterima menjadi anggota Uni Eropa dan NATO, jika pasukan Rusia ditarik mundur, dan jika kami mendapatkan jaminan keamanan, saya tidak akan dibutuhkan lagi," pungkasnya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Tag: #pembicaraan #damai #rusia #ukraina #tanpa #ukraina #zelensky #trump #ingin #menyenangkan #putin