Houthi Ejek Kapal Induk AS yang Tabrak Kapal Dagang, Rakyat Yaman Berdemo Tolak Rencana Trump
TABRAKAN KAPAL - Foto yang diambil dari laman Straight Arrow News tanggal 15 Febuari 2025 menunjukkan kerusakan pada kapal induk USS Harry S. Truman setelah bertabrakan dengan sebuah kapal dagang di perairan Mesir dua tiga hari sebelumnya. Kelompok Houthi menyindir peristiwa tabrakan itu. 
11:30
15 Februari 2025

Houthi Ejek Kapal Induk AS yang Tabrak Kapal Dagang, Rakyat Yaman Berdemo Tolak Rencana Trump

– Kelompok Houthi atau Ansarallah di Yaman menyindir insiden tabrakan antara kapal induk Amerika Serikat (AS) Harry S. Truman dan sebuah kapal dagang di Laut Tengah, Rabu malam, (12/2/2025).

Menurut anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman yang bernama Mohammad Ali Al Houthi, tabrakan itu menunjukkan bahwa Angkatan Laut AS didera kecemasan dan stres karena bertempur melawan militer Yaman.

Media Barat melaporkan kapal dagang itu bernama Besiktas-M dan berbendera Panama. Kedua kapal sedang berada di dekat Port Said, Mesir.

AS mengklaim tabrakan itu tidak menimbulkan kerusakan besar.

“Tabrakan itu tidak membahayakan Harry S. Truman (CVN 75) karena tidak ada laporan banjir ataupun korban luka. Perangkat penggerak tidak terdampak, kondisinya aman dan stabil,” kata juru bicara Armada Keenam AS Komandan Timothi Gorman dikutip dari France24.

Gorman mengatakan pihaknya sedang menyelidiki peristiwa itu.

Houthi: Rencana Trump akan gagal

Dalam acara unjuk rasa di Provinsi Saada hari Kamis, (14/2/2025), Al Houthi mengatakan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih Gaza dan mengusir warganya akan berakhir dengan kegagalan.

“Kekuatan militer kalian dan dukungan yang kalian kepada pihak pendudukan (Israel) tidak akan bisa memaksa warga Palestina meninggalkan tanah air mereka,” demikian pesan Al Houthi kepada AS, dikutip dari Press TV.

Dia kembali menegaskan bahwa Yaman mendukung Palestina. Lalu, AS akan menyaksikan kekuatan penuh Yaman yang belum pernah dilihat AS.

“Rudal dan pasukan yang kalian kirim ke wilayah Palestina tidak akan bisa mengusir rakyat Gaza. Pernyataan kalian tidak akan terealisasikan, dan tidak akan bisa memaksa Yaman mengubah sikapnya.”

Dia mengatakan rakyat dan militer Yaman bersiaga sambil memantau perkembangan situasi saat ini.

Puluhan ribu rakyat Yaman berunjuk rasa

Pada hari yang sama ada puluhan ribu warga di Provinsi Saada yang turun ke jalan untuk berunjuk rasa menentang rencana Trump memindahkan paksa warga Gaza.

Tempat-tempat yang menjadi lokasi unjuk rasa di antaranya Majz, Ghamr, Al Dhaher, Baqim, Ktaf Wa Al Boqee, Al Haswah, Monabbih, dan Qatabir.

Dalam unjuk rasa yang digelar hari Jumat itu, (14/2/2025), mereka mengungkapkan solidaritas kepada warga Palestina di Gaza.

Para demonstran tampak membawa bendera Palestina dan Yaman sembari meneriakkan slogan yang mengecam rencana Trump. Di samping itu, mereka menyuarakan dukungan kepada kelompok Houthi dan anggota lain Poros Perlawanan.

Mereka menegaskan tidak kepada AS maupun Israel. Lalu, mereka mengaku tidak akan membiarkan rencana Trump terealisasikan.

Houthi siap lanjutkan serangan ke Israel

Houthi mengaku siap melanjutkan serangan ke Israel jika gencatan senjata antara Hamas dan Israel tak bisa dipertahankan.

“Kita siap menghadapi eskalasi melawan Israel jika Israel kembali melakukan eskalasi di Jalur Gaza,” kata pemimpin Houthi, Abdulmalik Al Houthi, dalam pidatonya hari Selasa lalu, dikutip dari The Times of Israel.

Pernyataan itu keluar sehari setelah Hamas mengatakan gencatan senjata berada dalam bahaya. Hamas menuding Israel melanggar kesepakatan gencatan.

Segera setelah perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023, Houthi mulai menyerang Israel dengan rudal dan pesawat nirawak.

Israel mengklaim berhasil menangkis sebagian besar serangan itu. Meski demikian, serangan Houthi kerap membuat jutaan warga Israel harus berlari ke tempat perlindungan pada tengan malam.

Beberapa roket dan pesawat nirawak Houthi berhasil menghantam tanah Israel. Seorang warga Israel pernah tewas karena serangan itu.

Di samping menyerang wilayah Israel, Houthi menyerang kapal Israel dan sekutunya di Laut Merah. Serangan itu mengganggu pelayaran kapal dagang dunia.

Houthi mengatakan serangan-serangan itu adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza yang diinvasi Israel.

Israel membalas serangan Houthi dengan serangan udara di Yaman. Dua sekutu Israel, AS dan Inggris, juga ikut serta dalam serangan terhadap Houthi.

Houthi mengaku baru akan berhenti menyerang Israel jika perang di Gaza disudahi. Sejak gencatan di Gaza diberlakukan, Houthi sudah tidak menyerang Israel.

(*)

Editor: Nuryanti

Tag:  #houthi #ejek #kapal #induk #yang #tabrak #kapal #dagang #rakyat #yaman #berdemo #tolak #rencana #trump

KOMENTAR