Presiden Palestina Murka, Kecam Usulan Relokasi Warga Gaza, Cegah Tragedi Nakba Terulang
Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menolak keras rencana relokasi paksa warga Palestina di Jalur Gaza ke ke wilayah Yordania dan Mesir. 
17:00
27 Januari 2025

Presiden Palestina Murka, Kecam Usulan Relokasi Warga Gaza, Cegah Tragedi Nakba Terulang

 Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menolak keras rencana relokasi paksa warga Palestina di Jalur Gaza ke negara lain.

Pernyataan itu ditegaskan Abbas, merespon usulan Presiden AS Donald Trump yang berencana  memindahkan jutaan warga Gaza ke wilayah Yordania dan Mesir.

"Saya katakan kepadanya, saya ingin Anda menangani lebih banyak lagi karena saat ini saya melihat seluruh Jalur Gaza dan itu kacau balau, benar-benar kacau balau. Saya ingin dia menangani orang-orang," ujar Trump, yang mulai menjabat pada 20 Januari, tentang panggilan teleponnya pada hari Sabtu dengan Raja Yordania Abdullah.

"Saya ingin Mesir menangani orang-orang," ujar Trump kepada wartawan, sambil menambahkan bahwa ia akan berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Minggu.

"Anda berbicara tentang satu setengah juta orang, dan kami hanya membersihkan semuanya," kata Trump.

Ketika ditanya apakah ini merupakan saran sementara atau jangka panjang, Trump berkata: "Bisa jadi keduanya."

"Saya katakan kepadanya, saya ingin Anda menangani lebih banyak lagi karena saat ini saya melihat seluruh Jalur Gaza dan itu kacau balau, benar-benar kacau balau. Saya ingin dia menangani orang-orang," ujar Trump.

"Saya ingin Mesir menangani orang-orang," imbuh Trump kepada wartawan, sambil menambahkan bahwa ia akan berbicara dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Minggu.

Merespon usulan Trump, Presiden, Abbas menyatakan penolakan dan kecaman keras terhadap setiap proyek yang bertujuan untuk menggusur warganya dari Jalur Gaza.

Dalam pernyataan itu, Abbas juga menolak kebijakan apa pun yang dapat memecah belah tanah Palestina, baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.

Selain itu, ia meminta pemerintahan Trump untuk fokus mendukung gencatan senjata di Gaza yang telah dimulai sejak 19 Januari lalu. Abbas menyatakan bahwa Otoritas Palestina siap mengambil alih pemerintahan di wilayah tersebut.

"Warga Palestina tidak akan meninggalkan tanah dan tempat-tempat suci mereka," jelas Abbas dikutip dari Arab News.

“Kami tidak akan membiarkan terulangnya bencana yang menimpa warga kami pada tahun 1948 dan 196,” tambahnya merujuk pada tragedi nakba.

Sebagai informasi Nakba sendiri merupakan peristiwa eksodus massal yang menimpa setidaknya 750 ribu orang Arab di negara itu.

Pasukan Israel yang saat itu baru dibentuk, melancarkan serangan besar-besaran. Akibatnya, terjadi pemindahan permanen lebih dari setengah populasi Palestina.

Mesir-Yordania Tolak Ide Trump

Penolakan serupa juga dilontarkan pemerintah Mesir dan Yordania, keduanya kompak menolak ide Trump.

Mesir tegas menolak rencana Trump yang ingin 'pembersihan' jalur Gaza. Kementerian Luar Negeri Mesir menolak mentah-mentah segala bentuk pencaplokan tanah Palestina oleh Israel.

Mesir mengkritik keras pengusiran warga Gaza dari tanah mereka.

"Dukungan berkelanjutan Mesir terhadap ketabahan rakyat Palestina di tanah mereka," pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir.

Hal yang sama juga diutarakan otoritas Yordania. Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi tegas menolak pemindahan paksa warga Palestina.

"Penolakan kami terhadap pengungsian warga Palestina adalah tegas dan tidak akan berubah. Yordania adalah untuk warga Yordania dan Palestina adalah untuk warga Palestina," kata Safadi dalam sebuah pernyataan dilansir AFP.

Hamas Kecam Usulan Trump

Menanggapi rencana Trump, yang ingin memindahkan lebih dari satu juta warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara-negara seperti Yordania dan Mesir, Hamas dengan tegas menolak ide itu.

Anggota biro politik Hamas Bassem Naim mengatakan pihaknya akan langsung menggagalkan rencana pemindahan tersebut, sebagaimana mereka selalu menggagalkan rencana serupa di masa lalu.

"Seperti yang telah kami lakukan dengan setiap rencana pengungsian dan pemindahan di masa lalu, kami akan menggagalkan proyek-proyek semacam ini," ujar Naim.

Meski belum jelas kapan rencana relokasi warga Gaza akan dilakukan, Namun Hamas semakin menegaskan bahwa mereka akan terus menentang segala bentuk pemindahan warga Palestina.

Karena hal ini dianggap sebagai upaya mengalihkan perhatian dari perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan dan hak-hak mereka di tanah Palestina.

(Tribunnews.com / Namira)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #presiden #palestina #murka #kecam #usulan #relokasi #warga #gaza #cegah #tragedi #nakba #terulang

KOMENTAR