Festival Mooncake: Merayakan Tradisi dengan Kebersamaan dari Legenda di Bawah Cahaya Bulan
Festival Mooncake dirayakan pada 17 September, dan seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan ini dipenuhi dengan tradisi, makanan khas, serta makna kebersamaan yang mendalam. (Istimewa)
18:42
18 September 2024

Festival Mooncake: Merayakan Tradisi dengan Kebersamaan dari Legenda di Bawah Cahaya Bulan

Memasuki bulan September, Festival Mooncake, atau Festival Pertengahan Musim Gugur menjadi salah satu perayaan penting dalam budaya Tiongkok. Perayaan yang telah berlangsung selama lebih dari 3.000 tahun ini, diperingati setiap tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar.

Di tahun 2024, Festival Mooncake dirayakan pada 17 September, dan seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan ini dipenuhi dengan tradisi, makanan khas, serta makna kebersamaan yang mendalam. Mooncake, atau kue bulan, adalah simbol utama dari festival ini.

Dalam tradisi, mooncake digunakan sebagai persembahan kepada dewi bulan, Chang’e, serta dijadikan hadiah untuk kerabat dan teman, sebagai ungkapan harapan akan kebahagiaan dan kelimpahan.

Festival Mooncake tak lepas dari legenda Dewi Bulan, Chang’e. Cerita yang paling terkenal adalah tentang seorang pemanah bernama Hou Yi, yang berhasil menyelamatkan dunia dari 10 matahari yang hampir membakar bumi. Sebagai hadiah, Hou Yi diberikan pil keabadian oleh seorang dewi.

Namun, karena suatu insiden, Chang’e, istri Hou Yi, akhirnya menelan pil itu dan melayang ke bulan, di mana ia tinggal selamanya. Sejak saat itu, orang-orang mempersembahkan kue bulan sebagai penghormatan kepada Chang’e.

Pada malam perayaan, banyak orang berkumpul bersama keluarga, menikmati kue bulan sambil melihat keindahan bulan purnama yang dipercaya merupakan saat Chang’e menampakkan diri dari kediamannya di bulan.

Meski berasal dari Tiongkok, Festival Mooncake juga dirayakan di negara-negara lain dengan komunitas Tionghoa yang besar, seperti Taiwan, Hong Kong, Singapura, Malaysia, hingga Indonesia.

Di setiap negara, perayaan ini sedikit berbeda dalam hal tradisi dan makanan, tetapi esensi dari festival—yaitu kebersamaan, rasa syukur, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik—tetap sama.

Di Indonesia, khususnya di kota-kota dengan komunitas Tionghoa seperti Medan, Jakarta, dan Surabaya, festival ini turut dirayakan dengan berbagai kegiatan, seperti bazar, festival kuliner, hingga parade budaya.

Banyak toko kue juga mulai menawarkan kue bulan dengan cita rasa lokal, seperti durian, pandan, hingga talas bahkan boba untuk memberikan sentuhan khas Indonesia.

Di era modern, Festival Mooncake tidak hanya menjadi perayaan tradisi, tetapi juga ajang komersial dan sosial yang besar.

Festival ini juga semakin mendunia dengan berbagai bentuk perayaan, dari acara bertema di pusat-pusat perbelanjaan hingga promosi di media sosial.

Dari giat ini para pengunjung juga diharapkan dapat mendonasikan sebagian pendapatannya kepada empat yayasan untuk menjalin tali kasih.

"Festival ini juga ditujukan untuk berbagi, saya berharap para peserta festival bisa mendonasikan sebagian pendapatannya pada yayasan sebagai penyambung tali kasih," ucap organizers melody grup - Adriana Sri Lestari disela acara.

 

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #festival #mooncake #merayakan #tradisi #dengan #kebersamaan #dari #legenda #bawah #cahaya #bulan

KOMENTAR