Kolombia Ancam Israel, Siap Putus Hubungan Diplomatik jika Tak Patuhi Resolusi DK PBB
“Jika Israel tidak mematuhi resolusi Dewan Keamanan yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, kami akan memutuskan hubungan diplomatik dengannya," katanya, melalui akun media sosial X, Selasa (26/3/2024).
Menyusul resolusi gencatan senjata yang diadopsi DK PBB pada Senin (25/3/2024), Presiden Kolombia meminta semua negara untuk memutuskan hubungan mereka dengan Israel jika Israel melanggar gencatan senjata.
Dalam tweet lainnya, Gustavo Petro membandingkan agresi Israel di Jalur Gaza dengan Kota Hiroshima, tempat Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom atom pada 6 Agustus 1945 selama Perang Dunia II.
Diketahui, AS adalah sekutu utama Israel yang telah memberikan bantuan militer sejak berdirinya negara tersebut pada tahun 1948.
"Ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima, lebih dari 77.000 orang tewas. Saat ini, di negara yang jauh lebih kecil dari Jepang, di Palestina, di kota yang lebih kecil dari Hiroshima, yaitu Gaza, lebih dari 32.000 orang tewas dalam pemboman Israel. Ceritanya sama," tulisnya.
Sebelumnya, Gustavo Petro mengumumkan pembekuan semua kesepakatan pembelian senjata dari Israel.
Ia juga menuduh AS dan Uni Eropa mendukung pemboman warga sipil di Jalur Gaza, dan menyerukan diakhirinya genosida.
Israel Kecam Ancaman Kolombia
Kementerian Luar Negeri Israel membalas ancaman Gustavo Petro melalui sebuah tweet, yang mengatakan bahwa Israel akan terus melindungi rakyatnya dan tidak akan menyerah pada tekanan dan ancaman apa pun.
Kementerian Luar Negeri menuduh Petro sebagai pendukung Hamas dan menuduh sikap Gustavo Petro adalah aib bagi rakyat Kolombia, seperti diberitakan The Jerusalem Post.
Konfrontasi tersebut menandakan semakin memburuknya hubungan antara kedua negara, yang awalnya adalah mitra militer dan komersial, menjadi rival ideologis.
Memburuknya Hubungan Israel-Kolombia
Selama beberapa dekade, Kolombia menggunakan pesawat tempur dan senapan mesin buatan Israel untuk melawan kartel narkoba dan kelompok pemberontak.
Kedua negara tersebut menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada tahun 2020.
Namun hubungan mulai mendingin pada tahun 2022, ketika Petro terpilih menjabat.
Gustavo Petro, seorang politisi sayap kiri dan pendukung lama perjuangan Palestina, menggambarkan serangan militer Israel di Gaza sebagai genosida.
Pada Februari 2024, ia menangguhkan pembelian peralatan militer dari Israel, setelah pasukan Israel menembaki warga Palestina yang berkumpul di sekitar truk bantuan, dalam sebuah tragedi yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Kementerian Luar Negeri Israel sebelumnya menangguhkan kerja sama pertahanan dengan Kolombia pada Oktober 2023, setelah Gustavo Petro tidak mengutuk serangan Hamas terhadap desa-desa di Israel selatan, dan malah membandingkan militer Israel dengan pasukan Nazi, dikutip dari Arab News.
Jumlah Korban
Agresi Israel masih berlanjut di Jalur Gaza, tercatat ada 32.414 kematian warga Palestina dan 74.787 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (27/3/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #kolombia #ancam #israel #siap #putus #hubungan #diplomatik #jika #patuhi #resolusi