Sorotan Global Mengarah ke Gautam Adani Saat Miliarder India Ini Masuk Bursa Proyek Listrik Afrika Selatan
— Nama Gautam Adani, miliarder India sekaligus pendiri dan ketua Adani Group, kini berada dalam sorotan global setelah perusahaannya masuk dalam daftar penawar proyek modernisasi jaringan transmisi listrik nasional Afrika Selatan.
Proyek strategis tersebut bernilai sekitar 26 miliar dolar AS, atau setara Rp 433,1 triliun dengan kurs Rp 16.660 per dolar AS, dan menjadi salah satu agenda infrastruktur energi paling krusial di kawasan Afrika.
Proyek ini dipandang sebagai tulang punggung upaya pemerintah Afrika Selatan untuk keluar dari krisis listrik berkepanjangan yang selama bertahun-tahun menekan aktivitas ekonomi dan kehidupan masyarakat.
Modernisasi jaringan transmisi ditujukan untuk memperkuat penyaluran listrik dari pembangkit baru, termasuk energi terbarukan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pembangkit batu bara tua yang kerap bermasalah.
Dilansir dari Business Insider, Rabu (17/12/2025), Adani Power melalui unitnya di Timur Tengah tercatat sebagai salah satu dari tujuh konsorsium internasional yang lolos seleksi awal untuk mengikuti proses tender proyek tersebut.
Selain kelompok Adani, daftar penawar juga mencakup perusahaan utilitas besar dunia, seperti Electricité de France serta perusahaan milik negara Tiongkok, State Grid International Development dan China Southern Power Grid International.
Pengumuman ini segera memicu perdebatan luas di ruang publik Afrika Selatan. Keterlibatan Adani—yang oleh Forbes kerap disebut sebagai salah satu miliarder paling berpengaruh secara global—mendorong diskusi yang tidak hanya berkutat pada aspek teknis proyek, tetapi juga menyentuh isu kedaulatan ekonomi, kepemilikan infrastruktur strategis, dan rekam jejak investor asing.
Di media sosial, sejumlah warga menyuarakan kekhawatiran mereka secara terbuka. Sifiso Zondo, warga Durban, menulis bahwa langkah tersebut terasa seperti upaya “melelang aset-aset strategis negara sebelum masa kepemimpinan berakhir,” sebuah pernyataan yang mencerminkan kecemasan publik terhadap potensi privatisasi serta berkurangnya kendali nasional atas infrastruktur vital.
Nada serupa juga datang dari pengguna lain yang menilai proyek sekelas ini seharusnya dikerjakan oleh pelaku usaha domestik. Mereka berpendapat Afrika Selatan memiliki “sumber daya dan orang-orang terampil” yang mampu menjalankan proyek tersebut, sekaligus menyoroti kegagalan tata kelola sektor listrik yang telah berlangsung lama akibat kurangnya investasi dan perencanaan.
Meski demikian, tidak semua respons bernada penolakan. Sagar Singh, warga Afrika Selatan yang kini bermukim di India, membagikan pengalamannya menggunakan layanan listrik yang dikelola unit Adani di luar negeri.
Dia menyebut layanan tersebut “andal dan dikelola secara profesional, tanpa pemadaman, dengan biaya bulanan jauh lebih rendah” dibandingkan yang pernah dia alami di Afrika Selatan—sebuah kesaksian yang banyak dibagikan oleh warganet yang mendambakan stabilitas pasokan listrik.
Perdebatan tersebut turut dibayangi sinisme publik terhadap sektor energi. Di media sosial, muncul komentar bernada sarkastik yang menyatakan bahwa “uang proyek ini sudah mulai dicicipi pencuri”, mencerminkan rendahnya kepercayaan masyarakat yang terbentuk dari pengalaman panjang menghadapi skandal korupsi dan lemahnya pembenahan tata kelola industri listrik.
Di luar hiruk-pikuk media sosial, arti strategis proyek ini tidak dapat diabaikan. Pemerintah Afrika Selatan menempatkan perluasan jaringan transmisi sebagai kunci transisi energi nasional, seiring upaya mengintegrasikan energi terbarukan, gas, dan sumber daya baru lainnya ke dalam sistem kelistrikan. Tahap awal proyek mencakup pembangunan lebih dari 1.100 kilometer jaringan transmisi baru untuk mengalirkan tambahan kapasitas sekitar 3.000 megawatt.
Namun, siapa pun yang akhirnya memenangkan tender ini akan menghadapi tantangan ganda: membangun infrastruktur berskala raksasa sekaligus memulihkan kepercayaan publik.
Dalam konteks inilah keterlibatan tokoh global seperti Gautam Adani tidak hanya menjadi isu bisnis, tetapi juga simbol pertaruhan besar antara kebutuhan mendesak akan listrik yang andal dan kekhawatiran lama tentang siapa yang memegang kendali atas masa depan energi Afrika Selatan.
Tag: #sorotan #global #mengarah #gautam #adani #saat #miliarder #india #masuk #bursa #proyek #listrik #afrika #selatan