Gempa Dahsyat Afghanistan Rusak Blue Mosque Mazar-i-Sharif, Warisan Abad ke-15 yang Jadi Simbol Perdamaian
- Gempa berkekuatan 6,3 skala Richter yang mengguncang Afghanistan utara pada Senin (3/11) dini hari waktu setempat tak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga merusak salah satu situs sejarah paling berharga di negeri itu, Blue Mosque Mazar-i-Sharif, masjid berusia lebih dari lima abad yang menjadi simbol perdamaian dan spiritualitas rakyat Afghanistan.
Menurut Kementerian Kesehatan Taliban, sedikitnya 20 orang tewas dan lebih dari 320 lainnya luka-luka akibat gempa yang berpusat di dekat Mazar-i-Sharif, kota berpenduduk lebih dari 500 ribu jiwa. Getaran kuat membuat warga panik dan berhamburan ke jalan di tengah malam.
Namun, perhatian publik tertuju pada kerusakan yang menimpa Blue Mosque, atau Masjid Biru, yang menjadi landmark religius paling dihormati di Afghanistan.
Menara Retak, Ubin Berjatuhan
Seorang jurnalis AFP di lokasi melaporkan bahwa sebagian ornamen masjid, termasuk bagian menara dan ubin hiasnya, runtuh ke tanah akibat guncangan hebat. Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan keretakan pada dinding berlapis ubin biru khas dan puing-puing berhamburan di pelataran.
“Sebagian area kompleks suci mengalami kerusakan,” kata Haji Zaid, juru bicara provinsi Balkh, membenarkan laporan kerusakan di situs tersebut.
Dibangun pada abad ke-15, Blue Mosque menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya di Mazar-i-Sharif, serta menjadi tempat berkumpulnya ribuan umat setiap kali digelar festival Islam besar, termasuk perayaan Tahun Baru Nowruz.
Mengutip Guardian, selain menjadi tempat ibadah, masjid ini juga dikenal sebagai destinasi wisata langka di Afghanistan yang masih menarik pengunjung asing di tengah kondisi keamanan yang tidak stabil.
Sebagai informasi juga, Blue Mosque bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga simbol ketahanan dan identitas nasional Afghanistan. Dalam situasi negara yang sering dilanda perang, konflik, dan kini bencana alam, situs ini telah menjadi saksi perjalanan panjang masyarakat Afghanistan mempertahankan budaya dan iman mereka.
Gempa yang terjadi pada pukul 12.59 dini hari waktu setempat (20.29 GMT), menurut United States Geological Survey (USGS), memiliki kedalaman sekitar 28 kilometer. Lembaga itu juga mengeluarkan peringatan oranye melalui sistem PAGER, yang menunjukkan kemungkinan besar korban jiwa signifikan dan kerusakan luas.
Bencana ini menambah daftar panjang gempa besar yang mengguncang Afghanistan sejak Taliban berkuasa pada 2021. Hanya dua bulan sebelumnya, gempa di wilayah timur menewaskan lebih dari 2.200 orang, sementara pada 2023 dan 2022, guncangan besar di Herat dan Nangarhar juga merenggut ratusan nyawa.
Afghanistan berada di salah satu zona seismik paling aktif di dunia, di mana lempeng Eurasia dan India bertumbukan di kawasan pegunungan Hindu Kush. Kondisi infrastruktur yang rapuh membuat setiap bencana membawa dampak besar, termasuk terhadap warisan budaya yang bernilai tinggi seperti Blue Mosque.
“Kerusakan pada situs bersejarah ini menjadi pengingat bahwa gempa tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menghancurkan identitas budaya yang telah bertahan berabad-abad,” tulis seorang peneliti arkeologi Afghanistan di platform X.
Otoritas setempat belum memberikan rincian lengkap mengenai skala kerusakan masjid, namun tim penyelamat dan relawan telah dikerahkan. Pemerintah Taliban juga berjanji akan memulihkan situs tersebut, meski prosesnya diperkirakan akan sulit karena minimnya dana dan keterbatasan akses bantuan internasional.
Gempa ini menjadi peringatan pahit bagi rakyat Afghanistan bahwa di tengah kemiskinan, krisis kemanusiaan, dan minimnya dukungan global, bahkan simbol spiritual tertua mereka pun tak luput dari guncangan bumi.
Tag: #gempa #dahsyat #afghanistan #rusak #blue #mosque #mazar #sharif #warisan #abad #yang #jadi #simbol #perdamaian