



Israel Lakukan Serangan secara Brutal di Tengah Gencatan Senjata hingga Tewaskan 11 Warga Gaza
Pasukan militer Israel kembali melancarkan serangan mematikan di Kota Gaza meski gencatan senjata dengan Hamas masih berlangsung.
Dilansir dari laman al-Jazerra pada Minggu (19/10), Serangan tersebut menewaskan 11 anggota keluarga Palestina di lingkungan Zeitoun, menjadikannya pelanggaran paling mematikan sejak kesepakatan gencatan senjata diberlakukan delapan hari lalu.
Peluru tank Israel menghantam kendaraan sipil yang membawa keluarga Abu Shaaban saat mereka berusaha pulang untuk memeriksa rumahnya.
Menurut juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal, tujuh anak dan tiga wanita termasuk di antara korban tewas. Ia menyebut tindakan Israel sebagai kejahatan terhadap warga sipil tak bersalah dan menegaskan bahwa serangan itu menunjukkan pendudukan masih haus darah.
Pihak pertahanan sipil juga mengungkap bahwa dua jenazah anak masih belum ditemukan karena jasad mereka hancur akibat intensitas ledakan.
Hamas mengutuk keras serangan tersebut dan menyebutnya sebagai pembantaian yang tidak memiliki pembenaran apa pun. Kelompok itu mendesak Amerika Serikat dan para mediator internasional untuk menekan Israel agar menghormati gencatan senjata.
Militer Israel berdalih bahwa serangan terjadi di wilayah “garis kuning,” area demarkasi yang ditetapkan dalam perjanjian gencatan senjata namun belum jelas batasnya di lapangan.
Hind Khoudary, jurnalis Al Jazeera yang melaporkan dari Gaza, mengatakan banyak warga tidak mengetahui posisi pasti pasukan Israel akibat terbatasnya akses informasi. Hal tersebut membuat warga sipil berada dalam bahaya, terutama di area dekat garis demarkasi.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengklaim garis tersebut akan segera diberi tanda untuk kejelasan, sementara pasukan Israel masih menguasai sekitar 53 persen wilayah Gaza.
Kantor Media Gaza melaporkan bahwa sejak gencatan senjata dimulai, sedikitnya 38 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel.
Selain itu, Israel terus menutup perlintasan Rafah dan membatasi bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan obat-obatan. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan krisis kemanusiaan semakin parah dengan sebagian besar warga hanya mengakses kurang dari enam liter air bersih per hari.
Meski begitu, Hamas menegaskan tetap berkomitmen pada kesepakatan gencatan senjata, termasuk pengembalian jenazah tawanan Israel.
Namun, Israel disebut menolak mengizinkan alat berat dan tim ahli internasional masuk ke Gaza untuk membantu proses evakuasi korban di bawah reruntuhan.
Pejabat kesehatan Gaza menyebut beberapa jenazah yang dikembalikan menunjukkan tanda-tanda penyiksaan, memperburuk potret pelanggaran kemanusiaan yang terjadi di wilayah tersebut.
Tag: #israel #lakukan #serangan #secara #brutal #tengah #gencatan #senjata #hingga #tewaskan #warga #gaza