Kini Dihancurkan Israel, Sekolah di Gaza Disebut juga Jadi Tempat Berlindung dan Kuburan
Ilustrasi - Warga Palestina memeriksa kerusakan di kamp pengungsi Al-Maghazi setelah serangan Israel pada 25 Desember 2023. Sekolah-sekolah di Jalur Gaza digunakan sebagai tempat berlindung para pengungsi. 
13:40
1 Februari 2024

Kini Dihancurkan Israel, Sekolah di Gaza Disebut juga Jadi Tempat Berlindung dan Kuburan

- Sebuah sekolah di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza, dihancurkan dalam serangan Israel pada Selasa (30/1/2024) malam.

Hal ini sebagaimana dilaporkan oleh koresponden Al Jazeera, Hind Khoudary.

Khoudary mengungkapkan, sekolah-sekolah di Jalur Gaza digunakan sebagai tempat berlindung oleh para pengungsi.

Selain itu, sekolah di Gaza juga menjadi kuburan akibat serangan Israel.

“Sekolah di Jalur Gaza bukan hanya sekolah, tapi juga tempat berlindung dan kuburan,” ungkap Khoudary, dikutip dari Al Jazeera.

Anak-anak di Gaza Hadapi Ancaman

Konflik yang sedang berlangsung di Gaza mengakibatkan lebih dari 625.000 siswa dan 22.500 guru kehilangan akses ke sekolah sejak 7 Oktober 2023.

Warga di Jalur Gaza dilanda serangan setiap hari terhadap sekolah, rumah sakit, dan rumah.

Lebih dari 76 persen sekolah di Gaza rusak atau hancur.

Sistem pendidikan di Gaza dan Tepi Barat sudah terbatas jauh sebelum konflik pecah.

Namun, peningkatan kekerasan telah merusak infrastruktur penting, membatasi akses, dan menyebabkan lebih dari 10.000 anak meninggal.

“Tim kami di Tepi Barat telah bekerja selama bertahun-tahun untuk memastikan hak anak-anak atas pendidikan,” kata Chiara Saccardi, Manajer Operasi Regional Action Against Hunger untuk Timur Tengah, dilansir reliefweb.

“Pendidikan yang aman dan bermartabat adalah kunci untuk mencegah pengungsian dan juga membantu memutus siklus kekerasan dan kemiskinan."

"Ini merupakan langkah penting bagi masa depan anak-anak ini."

"Untuk mencapai tujuan ini, organisasi kemanusiaan internasional mendukung akses anak-anak terhadap sekolah dan pendidikan di Tepi Barat dan Gaza," jelasnya.

Sebelum konflik meningkat, sistem pendidikan di Gaza terhambat karena terbatasnya ketersediaan bahan bangunan.

Akibatnya, hanya sedikit sekolah yang diperbaiki atau dibangun.

Sekolah-sekolah di Gaza juga sering ditutup dan digunakan kembali sebagai tempat penampungan darurat pada konflik sebelumnya.

Namun, akses kemanusiaan yang ada sebelumnya memungkinkan beberapa sistem pendidikan untuk terus beroperasi.

Sementara, saat ini, hak tersebut tidak ada di Gaza.

Para pria berjalan di tengah hujan sambil membawa selimut di halaman sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 14 November 2023. Para pria berjalan di tengah hujan sambil membawa selimut di halaman sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 14 November 2023. (SAID KHATIB / AFP)

Lebih dari 433.000 siswa dan 16.000 guru terkena dampak konflik.

Tingkat kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini telah menyebabkan anak-anak dari segala usia rentan terhadap kematian, menjadi yatim piatu, kelaparan, penyakit menular, dan kejadian-kejadian yang sangat traumatis, serta membuat mereka kehilangan pilihan untuk mengatasinya.

Menurut Kementerian Pendidikan, pada 23 Januari 2024, sebanyak 4.510 siswa dan 231 guru tewas di Gaza.

Update Perang Israel-Hamas

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan pasukan Israel “menembak secara besar-besaran” dalam penggerebekan di Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis.

Utusan Palestina Riyad Mansour mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa agar “tindakan sementara Mahkamah Internasional dapat diterapkan, harus ada gencatan senjata di Gaza”.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa pembicaraan mengenai “jeda yang diperpanjang” dalam pertempuran adalah hal yang “konstruktif”.

Beberapa warga Palestina terbunuh setelah Israel mengebom sebuah mobil sipil di jalan utama yang menghubungkan Khan Younis dan Rafah.

Ribuan warga Palestina telah melarikan diri dari Khan Younis karena rumah sakit di sana masih dikepung dan UNRWA mengatakan stafnya terpaksa meninggalkan fasilitas mereka di kota yang dilanda perang.

Para pejabat Palestina menuduh pasukan Israel membunuh 30 warga sipil dengan 'gaya eksekusi' setelah mayat-mayat dengan mata tertutup dan tangan terikat ditemukan di sebuah kuburan massal di Gaza utara.

Sebuah laporan PBB menemukan bahwa pengangguran di Gaza mencapai hampir 80 persen pada bulan Desember, karena serangan Israel yang terus menimbulkan banyak korban pada semua aspek kehidupan di wilayah tersebut.

Setidaknya 26.900 orang telah tewas dan 65.949 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Sri Juliati

Tag:  #kini #dihancurkan #israel #sekolah #gaza #disebut #juga #jadi #tempat #berlindung #kuburan

KOMENTAR