Konsumsi Antibiotik Tanpa Indikasi Medis Bisa Sebabkan Angka Kematian Menjadi Tinggi
Ilustrasi. 
11:30
8 Agustus 2024

Konsumsi Antibiotik Tanpa Indikasi Medis Bisa Sebabkan Angka Kematian Menjadi Tinggi

- Penggunaan antibiotik yang berlebihan, tidak tepat waktu, dan tidak sesuai indikasi medis berpotensi menyebabkan resistensi antimikroba atau Antimicrobial Resistance (AMR).

Akibatnya, infeksi pada pasien bertambah parah dan dapat menyebabkan angka kematian tinggi.

Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan bahwa resistensi antimikroba telah menjadi ancaman besar.

Data global pada tahun 2019 menunjukkan 1,2 juta kematian disebabkan oleh bakteri yang resisten terhadap antimikroba.

Lebih mengkhawatirkan lagi, sebuah studi memprediksi bahwa tanpa pengendalian yang efektif, akan ada 10 juta kematian per tahun pada 2050.

“Inilah mengapa AMR disebut sebagai silent pandemic,” kata Prof. Dante dilansir dari website resmi Kementerian Kesehatan, Kamis (8/8/2024).

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20240808/4646169/konsumsi-antibiotik-wajib-sesuai-indikasi-medis/

Prof. Dante menambahkan, situasi resistensi antimikroba di Indonesia juga sangat memprihatinkan.

Terdapat lebih dari 400 ribu orang meninggal akibat sepsis, dengan 34 ribu di antaranya disebabkan oleh resistensi antimikroba.

Data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) online menunjukkan bahwa 25 persen kematian akibat sepsis berasal dari pasien rawat inap pada 2023, dengan Provinsi Jawa Timur memiliki jumlah kasus tertinggi.

Untuk mengatasi ancaman ini, lanjut Prof. Dante, prinsip pengendalian resistensi antimikroba adalah dengan mencegah infeksi dan menerapkan penggunaan antimikroba secara bijaksana

Atau dikenal dengan penatagunaan antimikroba (antimicrobial stewardship).

Kementerian Kesehatan mempromosikan pengendalian resistensi antimikroba untuk meningkatkan kesadaran di antara semua pemangku kepentingan, termasuk pembuat kebijakan dan regulator.

“Inisiatif GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) di masyarakat juga menjadi bagian penting dari upaya ini,” ujar Prof. Dante.

Terakhir, Prof. Dante menyoroti pentingnya pendekatan One Health dan keterlibatan mitra, sektor swasta, dan masyarakat untuk memperkuat penggunaan antimikroba secara bijak di Indonesia.

Perjuangan melawan resistensi antimikroba bukan hanya tantangan ilmiah atau medis, tetapi juga tanggung jawab bersama.

“Dengan bekerja sama, kita dapat menjaga efektivitas penggunaan antimikroba secara bijak dan melindungi kesehatan generasi masa depan kita,” tutupnya Prof. Dante.

Editor: Anita K Wardhani

Tag:  #konsumsi #antibiotik #tanpa #indikasi #medis #bisa #sebabkan #angka #kematian #menjadi #tinggi

KOMENTAR