Avrist Alihkan Sebagian Besar Investasi Aset ke Obligasi
- Tren suku bunga tinggi membuat PT Avrist Assurance (Avrist) mengalihkan investasi asetnya ke instrumen obligasi. Inisiatif strategis tersebut merupakan fondasi untuk bertumbuh secara stabil dan berkesinambungan. Termasuk, untuk menjaga kewajiban jangka panjang pemegang polis.
Melansir laporan keuangan Avrist Assurance, nilai investasi aset di Surat Berharga yang diterbitkan oleh negara Republik Indonesia (SBN RI) sebanyak Rp 2,58 triliun per 31 Maret 2024. Meningkat 21,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 2,13 triliun. Begitu pula, investasi di instrumen deposito berjangka naik 4,27 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp 317,06 miliar.
Presiden Direktur PT Avrist Assurance Simon Imanto menuturkan, ketika suku bunga acuan naik imbas terhadap investasi pastinya pasar modal cenderung tertekan. Meski demikian, kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tidak langsung berdampak terhadap kualitas aset perusahaan.
"Karena kami mengelola aset kami, khususnya untuk menjaga liabilitas. Jadi, investasi-investasi jangka panjang khususnya obligasi. Walaupun mungkin juga terpengaruh harga karena suku bunga naik, tapi kupon dan jangka panjangnya kami jaga," beber Simon dalam paparan kinerja di bilangan Gatot Subroto, kemarin (6/5).
Avrist mengaku tidak mengubah strategi investasi secara drastis. Masih dalam kerangka untuk lebih menjaga kewajiban jangka panjang pemegang polis.
"Hal itu yang kami lakukan investasinya secara prudent," imbuhnya.
Meski, memang tren suku bunga higher for longer membuat perusahaan asuransi harus memutar otak. Dengan investasi aset yang dimiliki, harus mampu mengelola pricing penjualan produk yang akan ditawarkan. Perlu inisiatif strategis yang komprehensif dan prudent.
"Juga antisipasi perubahan ekonomi makro sangat penting bagi kami dalam menjaga kewajiban jangka panjang. Termasuk pengelolaan produk," terang Simon.
Sepanjang 2023, Avrist mampu membukukan peningkatan laba bersih sebesar 18,3 persen menjadi Rp 144,5 miliar secara tahunan dari Rp 122,2 miliar pada 2022. Sejalan dengan efisiensi operasional bisnis perusahaan di asuransi jiwa dan kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi pensiun, hingga asuransi kumpulan. Baik asuransi tradisional maupun syariah.
Direktur Keuangan PT Avrist Assurance Ian Ferdinan Natapradja memaparkan, peningkatan Risk Based Capital (RBC) ke level 612,7 persen melengkapi kekuatan keuangan perusahaan. Tingginya rasio solvabilitas itu menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang prima. Masih jauh di atas standar minimum yang telah ditetapkan OJK yakni sebesar 120 persen
Menurut dia, efisiensi beban menjadi kunci mempertahankan posisi keuangan yang sehat. Beban yang turun 3,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya membantu pertumbuhan laba positif.
"Ini menjadi prestasi membanggakan, khususnya di tengah situasi pasar yang cukup menantang pasca pandemi," ucap Ian.
Tag: #avrist #alihkan #sebagian #besar #investasi #aset #obligasi