ChatGPT Pecah Rekor, Aplikasi Mobile Raup Rp 50,2 Triliun
Ringkasan berita:
- ChatGPT mobile mencetak rekor pendapatan, dengan estimasi total 3 miliar dollar AS sejak rilis Mei 2023, dan 2,48 miliar dollar AS di sepanjang 2025 saja, melonjak 408 persen dibanding 2024.
- Pertumbuhan ChatGPT tergolong sangat cepat, hanya butuh 31 bulan untuk tembus 3 miliar dollar AS, jauh lebih singkat dibanding TikTok (58 bulan) dan Disney Plus (42 bulan).
- ChatGPT unggul di pasar chatbot AI berbayar, dengan pendapatan melampaui Claude dan Gemini, didorong langganan seperti ChatGPT Plus, Pro, dan Go, serta potensi tambahan dari iklan dan layanan developer.
- Aplikasi mobile ChatGPT laris manis, hingga pengguna rela mengeluarkan uang demi mendapat layanan premium dari chatbot tersebut.
Nominal pengeluaran pengguna ke ChatGPT mobile pada tahun ini juga mencatatkan rekor baru bagi chatbot OpenAI tersebut.
Platform analisis aplikasi, Appfigures, memproyeksikan bahwa pendapatan ChatGPT mencapai total 3 miliar dollar AS (sekitar Rp 50,2 triliun).
Angka ini didasarkan pada bujet yang dikeluarkan pengguna di seluruh dunia sejak aplikasi mobile ChatGPT dirilis pada Mei 2023, hingga 16 Desember 2025.
Dari total pendapatan itu, sebagian besarnya dihasilkan pada tahun ini. Menurut catatan Appfigures, konsumen menghabiskan sekitar 2,48 miliar dollar AS (sekitar Rp 41,5 triliun) untuk ChatGPT mobile pada tahun 2025.
Jumlahnya meningkat pesat hingga 408 persen dibanding 487 juta dollar AS (sekitar Rp 8,1 triliun) pada tahun 2024.
Sementara pada tahun pertama ChatGPT mobile dirilis untuk iOS, pendapatan chatbot ini tembus 42,9 juta dollar AS (sekitar Rp 781 miliar), hingga tumbuh 1.036 persen pada tahun 2024 seperti dicantumkan di atas.
Catatan itu menunjukkan bagaimana adopsi aplikasi ChatGPT yang meningkat tajam setiap tahunnya, khususnya bila dibandingkan dengan aplikasi kenamaan lain.
Singkatnya, perlu 31 bulan bagi ChatGPT untuk menghasilkan 3 miliar dollar AS. Sementara TikTok, perlu waktu hingga 58 bulan untuk mencapai hasil yang sama dan Disney Plus sekitar 42 bulan.
Namun bila dibandingkan dengan layanan AI generatif lainnya, ChatGPT bisa dibilang cukup setara dengan Grok dari xAI, khususnya dalam hal pendapatan dari budget yang dikeluarkan pelanggan.
Chatbot AI milik perusahaan AI Elon Musk ini rilis akhir tahun 2023 bagi pelanggan X/Twitter Premium Plus, hingga akhirnya ketersediannya diperluas sejak tahun lalu.
Menurut analisis Appfigures, dalam 11 bulan sejak aplikasi dimonetisasi, pendapatan kotor ChatGPT tembus 93,8 juta dollar AS (sekitar Rp 1,5 triliun). Pendapatannya disusul Grok yang menghimpun 79,8 juta dollar AS (sekitar Rp ) dalam periode yang sama.
Jumlah pendapatan keduanya lebih besar dibanding chatbot AI lainnya seperti Claude (14,2 juta dollar AS) atau Gemini (7,4 juta dollar AS1,3 triliun).
Perlu dicatat bahwa angka yang dibahas di atas merupakan estimasi pendapatan berdasarkan analisis Appfigures, sehingga boleh jadi tidak mewakili pendapatan sebenarnya.
Nominal pendapatan dari bujet yang dikeluarkan konsumen juga bukan satu-satunya faktor yang bisa mengukur potensi pendapatan jangka panjang suatu aplikasi.
Adapun ChatGPT memang memiliki beberapa opsi langganan berbayar termasuk di Indonesia, mulai dari ChatGPT Plus seharga Rp 350.000 per bulan, ChatGPT Pro 3,5 juta per bulan, serta yang terbaru dan tersedia di Indonesia yakni ChatGPT Go seharga Rp 75.000 per bulan.
Selain dari layanan berlangganan, aplikasi AI ini juga bisa menghasilkan pendapatan dari cara lainnya, termasuk melalui iklan serta penawaran bagi developer, dihimpun KompasTekno dari TechCrunch.
Tag: #chatgpt #pecah #rekor #aplikasi #mobile #raup #triliun