Merhawi Kudus Juara Tour de Banyuwangi Ijen: Libas Jalur 'Neraka' Pakai Sepeda Buatan Indonesia 
Perserta Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) yang berlangsung belum lama ini. 
21:10
8 Agustus 2024

Merhawi Kudus Juara Tour de Banyuwangi Ijen: Libas Jalur 'Neraka' Pakai Sepeda Buatan Indonesia 

- Pembalap berkebangsaan Eritrea yang telah menyandang gelar national champion 3 kali di negaranya, Merhawi Kudus menjadi juara umum Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) yang berlangsung belum lama ini.

Pembalap dari tim UCI Continental Terengganu Cycling Team ini berhasil menjadi juara umum TdBI usai menaklukkan etape 4 atau etape terakhir, dengan start di Boom Marina dan finish di Paltuding Gunung Ijen baru-baru ini.

Total 72 peserta dari Indonesia, Malaysia, Jepang, Eritrea, Belanda, hingga Spanyol, berebut gelar dan mengumpulkan poin untuk menjadi tim terbaik se-kontinental hingga se-dunia.

Kali ini, seluruh peserta harus menaklukkan empat etape dengan total 607,8 kilometer.

Pada etape empat, Kudus meraih kemenangan mutlak setelah bersaing sengit di ‘jalur neraka’ bersama Metkel Eyob – pembalap yang juga berasal dari Eritrea dan Terengganu Cycling Team.

Lintasan ini disebut banyak pihak sebagai 'jalur neraka' karena akan melalui tanjakan Hors Categorie, yaitu kategori tanjakan pada balap sepeda yang paling sulit ditaklukkan.

Tanjakan menuju Paltuding Ijen sejauh 14,4 kilometer dengan gradien hingga 23 persen.

Kudus akhirnya berhasil menyelesaikan etape empat dengan catatan waktu 4 jam 34 menit 54 detik, disusul oleh Metkel Eyob dengan catatan waktu 4 jam 36 menit 9 detik, dan Benjami Prades Reverte dari Spanyol dalam tim VC Fukuoka.

Pencapaian waktu ini membuat Kudus berhasil mendapatkan Ijen Sulfur Jersey (Yellow Jersey) atau pemimpin balapan, sekaligus Rebound Jersey (Polkadot Jersey) sebagai king of mountains.

Pertama kali mendatangi Banyuwangi, Kudus mengatakan ia memiliki ekspektasi tinggi terhadap tanjakan Gunung Ijen.

Ia mengaku telah mempelajari kondisi serta kesulitan jalur tanjakan yang masuk kategori Hors Categorie.

"Kami bekerja keras, mereka benar-benar agresif. Jadi bagi kami satu ini benar-benar sempurna," kata Kudus. 

Kudus menyebut Van Engelen dari Roojai angat cepat awalnya dan ia hanya menunggu hingga 6-7 Km untuk mendahuluinya. 

Diketahui Merhawi Kudus, Metkel Eyob, dan Benjamin Prades Reverte yang menduduki 3 posisi teratas TdBI, semuanya menggunakan Polygon Helios seri tertinggi buatan Indonesia yang diluncurkan pada 2021 lalu.

Tidak hanya general classification, pesepeda asal Indonesia dari Nusantara Pro Cycling Team Muh. Imam Arifin juga berhasil mengamankan Gandrung Jersey (Red and White Jersey) sebagai pembalap Indonesia terbaik.

Imam juga turun pada TdBI menggunakan sepeda Polygon Helios A.

Tidak hanya Gandrung Jersey, pada etape sebelumnya, tubuh pria berperawakan kecil namun kuat ini sudah berhasil menaklukkan Sulfur Jersey pada etape sebelumnya.

“Hasil yang memuaskan di etape tiga untuk debut pertama kamu di Tour de Banyuwangi Ijen 2024. Imam Arifin mengamankan Ijen Sulfur Jersey untuk etape hari ini,” tulis Nusantara dalam keterangan Instagramnya.

Zendy Renan, Chief of Product Development mengatakan, sejak dulu bermimpi punya sepeda balap dengan DNA all-rounder dan performance yang dicintai semua orang.

Saat Helios 300 yang dulu dipakai Liontin menang, kami hanya berpikir membuat sepeda balap dengan geometri yang pas.

"Lalu kami mengembangkan helios agar lebih sesuai dengan kaidah ergonomi yang race oriented yang disukai para atlet,” kata Zendy.

“Kami merasa sangat dipush oleh para atlet dan berusaha mengubah layup carbon frame kami, berhasil mengurangi bobot frame dari 1,1 kilogram menjadi sekitar 800 gram,” tutup Zendy.

Alda Miranda dari Polygon Bikes, menambahkan hasil TdBI merupakan kolaborasi dan usaha kolektif dari semua anggota tim yang terlibat, baik itu Terengganu Cycling Team, VC Fukuoka, maupun Nusantara Pro Cycling Team.

Editor: Hasiolan Eko P Gultom

Tag:  #merhawi #kudus #juara #tour #banyuwangi #ijen #libas #jalur #neraka #pakai #sepeda #buatan #indonesia

KOMENTAR