Kesulitan Mengambil Keputusan: 8 Kebiasaan dalam Sebuah Hubungan dari Pria yang Dibesarkan oleh Ibu yang Terlalu Mengontrol
- Pria yang tumbuh dalam asuhan ibu yang terlalu mengontrol atau overprotective sering kali membawa pengaruh dari pola asuh tersebut ke dalam hubungan dewasa mereka.
Ibu yang terlalu mengontrol biasanya memiliki niat baik, yaitu ingin melindungi dan memastikan anak-anaknya sukses serta aman.
Namun, kontrol berlebih ini bisa berdampak negatif pada perkembangan emosi dan psikologis pria, yang kemudian berpengaruh pada dinamika hubungan mereka dengan pasangan di masa depan.
Dilansir dari Hack Spirit pada Kamis (26/9), terdapat 8 kebiasaan yang kerap muncul dalam hubungan dari pria yang dibesarkan oleh ibu yang terlalu mengontrol:
1. Kesulitan Mengambil Keputusan
Pria yang dibesarkan oleh ibu yang mengontrol sering kali kesulitan untuk membuat keputusan sendiri.
Hal ini disebabkan karena sepanjang hidupnya, ibunya selalu menentukan apa yang terbaik untuknya.
Dalam hubungan, mereka cenderung bergantung pada pasangan untuk mengambil keputusan penting, karena mereka tidak terbiasa dengan kemandirian dalam pengambilan keputusan.
Ini bisa menciptakan ketegangan dalam hubungan, terutama jika pasangan menginginkan keseimbangan dalam berbagi tanggung jawab.
2. Cenderung Pasif atau Menghindar dari Konflik
Ibu yang terlalu mengontrol biasanya mengambil alih setiap situasi, bahkan dalam hal menyelesaikan konflik.
Oleh karena itu, pria yang dibesarkan dalam lingkungan seperti ini cenderung menghindari konfrontasi atau menjadi pasif dalam menghadapi masalah.
Mereka mungkin merasa tidak nyaman saat harus menghadapi konflik dalam hubungan, yang dapat membuat komunikasi menjadi tidak sehat.
Ini bisa berujung pada masalah yang tak terselesaikan dan menumpuknya frustrasi di kedua belah pihak.
3. Tuntutan Penghargaan yang Berlebihan
Pria yang memiliki ibu mengontrol mungkin telah tumbuh dalam lingkungan di mana setiap hal yang mereka lakukan diperiksa secara detail dan mungkin sering kali diberi kritik.
Akibatnya, mereka sering kali mencari penghargaan atau validasi dari orang lain, termasuk pasangan mereka.
Mereka mungkin berharap pasangan memberikan pujian atau pengakuan secara terus menerus atas tindakan mereka, karena itu adalah cara mereka merasa aman dan dihargai.
4. Kecenderungan Cemas dan Berlebihan dalam Mengontrol Pasangan
Karena terbiasa dengan figur ibu yang selalu mengontrol, pria ini mungkin merasa perlu mengontrol situasi atau pasangan mereka.
Hal ini dapat muncul dalam bentuk kecemasan yang berlebihan, di mana mereka selalu merasa perlu mengetahui di mana pasangan mereka berada, apa yang sedang dilakukan, dan dengan siapa mereka berinteraksi.
Kecemasan ini berasal dari kebiasaan diawasi secara ketat oleh ibu mereka, dan mereka meneruskannya dalam hubungan mereka.
5. Sulit Mempercayai Pasangan
Pria yang dibesarkan oleh ibu yang mengontrol sering kali kesulitan untuk sepenuhnya mempercayai pasangan mereka.
Hal ini mungkin disebabkan oleh pengalaman masa kecil mereka, di mana ibu mereka selalu merasa perlu memantau dan memastikan bahwa semua berjalan sesuai rencana.
Mereka mungkin meragukan kemampuan pasangan untuk membuat keputusan atau merasa cemas jika pasangan mengambil keputusan yang berbeda dari harapan mereka.
6. Cenderung Bergantung secara Emosional
Pria yang tumbuh dalam asuhan ibu yang mengontrol sering kali memiliki kecenderungan untuk sangat bergantung secara emosional pada pasangan mereka.
Mereka mungkin mencari dukungan emosional dan kepercayaan dari pasangan dengan cara yang mirip dengan hubungan mereka dengan ibu.
Ini dapat menjadi beban bagi pasangan mereka jika mereka merasa harus selalu ada untuk mendukung secara emosional dan psikologis tanpa ada keseimbangan dalam hubungan.
7. Kurangnya Kepercayaan Diri
Karena selalu diawasi dan diarahkan oleh ibu yang mengontrol, pria dalam situasi ini sering kali tidak mengembangkan rasa percaya diri yang kuat.
Mereka mungkin meragukan kemampuan mereka dalam melakukan hal-hal sendiri tanpa adanya persetujuan dari pihak lain.
Dalam hubungan, ini dapat terlihat dari ketidakmampuan mereka untuk memimpin atau mengambil inisiatif.
Mereka cenderung merasa perlu mendapat persetujuan atau dorongan dari pasangan sebelum melakukan sesuatu yang signifikan.
8. Tuntutan Kesempurnaan dari Pasangan
Ibu yang terlalu mengontrol sering kali memiliki standar yang tinggi dan menuntut kesempurnaan dari anak-anaknya.
Pria yang dibesarkan dalam lingkungan seperti ini cenderung menuntut hal yang sama dari pasangan mereka.
Mereka mungkin memiliki harapan yang tidak realistis mengenai bagaimana pasangan mereka harus bertindak atau merespons dalam berbagai situasi.
Harapan yang berlebihan ini dapat menciptakan ketegangan dalam hubungan dan membuat pasangan merasa tidak cukup baik.
Cara Mengatasi Dinamika Ini dalam Hubungan
Meskipun kebiasaan-kebiasaan ini bisa merusak hubungan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Langkah pertama adalah kesadaran, di mana pria menyadari bahwa pola perilaku mereka berasal dari pengalaman masa lalu dengan ibu mereka.
Dalam banyak kasus, terapi atau konseling pasangan dapat membantu membuka komunikasi yang lebih sehat dan memberikan strategi untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat ini.
Komunikasi yang terbuka dengan pasangan juga penting. Pasangan perlu mendiskusikan harapan, batasan, dan cara-cara untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan.
Dengan bekerja sama dan saling mendukung, kebiasaan-kebiasaan ini dapat diatasi dan hubungan bisa menjadi lebih sehat serta lebih kuat.
Mengatasi dampak pola asuh yang mengontrol bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan usaha yang konsisten dan kemauan untuk berubah, setiap hubungan bisa berkembang lebih baik.
Keseimbangan, saling percaya, dan komunikasi adalah kunci untuk memecahkan pola kebiasaan yang mungkin telah terbentuk dari masa kecil.
Tag: #kesulitan #mengambil #keputusan #kebiasaan #dalam #sebuah #hubungan #dari #pria #yang #dibesarkan #oleh #yang #terlalu #mengontrol