7 Cara Aman Penyimpanan ASI Perah: Wadah, Pembekuan, Pencairan, dan Durasi Simpan Terbaik
Ilustrasi ASI perah (Freepik)
21:52
26 Juni 2025

7 Cara Aman Penyimpanan ASI Perah: Wadah, Pembekuan, Pencairan, dan Durasi Simpan Terbaik

Mengetahui cara menyimpan ASI perah secara tepat membantu menjaga kualitas gizi dan keamanan konsumsi bagi bayi.

Penyimpanan ASI adalah proses menjaga ASI perah dalam kondisi aman untuk dikonsumsi dalam waktu tertentu.

Pemahaman mengenai penyimpanan ASI mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif dan pertumbuhan bayi secara optimal.

Berikut 7 cara aman penyimpanan ASI perah dengan wadah, pembekuan, pencairan, dan durasi simpan terbaik dilansir dari laman Mayo Clinic, Kamis (26/6):



1. Pilih Wadah yang Aman

Gunakan wadah kaca bersih atau plastik keras bebas bisphenol A (BPA) untuk menjaga keamanan ASI perah. Kantong plastik khusus penyimpanan ASI dapat digunakan jika dirancang untuk kebutuhan tersebut.

Hindari wadah sekali pakai atau kantong plastik rumah tangga umum karena dapat mencemari ASI. Pastikan wadah tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi udara.

2. Label Sesuai Standar

Beri label pada setiap wadah dengan tanggal perah dan nama bayi jika diperlukan, menggunakan tinta anti air. Penulisan tanggal penting untuk memastikan ASI digunakan dalam waktu simpan yang direkomendasikan.



Simpan wadah di bagian paling dingin dalam kulkas atau freezer. Susun rapi agar memudahkan pengambilan berdasarkan urutan waktu.

3. Atur Porsi Sesuai Kebutuhan


Simpan ASI dalam porsi kecil sekitar 60 hingga 120 mililiter untuk satu kali konsumsi. Tambahkan juga porsi cadangan sebesar 30 hingga 60 mililiter untuk kebutuhan tak terduga.

Jangan mengisi wadah hingga penuh karena ASI mengembang saat dibekukan. Menyimpan sesuai porsi mencegah pemborosan dan lebih praktis saat diberikan.

4. Jangan Mencampur Suhu Berbeda


ASI perah yang baru diperah harus didinginkan terlebih dahulu sebelum digabungkan dengan ASI yang sudah dingin. Hindari menambahkan ASI hangat ke dalam ASI beku karena bisa mencairkan sebagian isi.

Suhu tidak merata dapat mengganggu kestabilan antibodi alami dalam ASI. Gunakan ASI yang baru ditambahkan dalam waktu singkat untuk menjaga kualitas.

5. Pahami Batas Waktu Simpan

Pada suhu ruangan, ASI segar aman hingga 6 jam namun disarankan maksimal 4 jam. Dalam pendingin es terisolasi, ASI dapat disimpan hingga 24 jam.

Di lemari es, ASI dapat bertahan 4 hari, sementara dalam freezer dalam dapat disimpan maksimal 12 bulan, tetapi sebaiknya digunakan dalam 6 bulan. Kandungan vitamin dalam ASI menurun seiring lamanya penyimpanan.

6. Cairkan dengan Cara Aman

Cairkan ASI beku secara perlahan di dalam lemari es atau gunakan air hangat mengalir. Hindari microwave atau kompor karena bisa merusak kandungan antibodi dalam ASI.

Panas yang tidak merata juga dapat membahayakan bayi. ASI yang telah dicairkan sebaiknya digunakan dalam waktu 24 jam dan tidak boleh dibekukan ulang.

7. Waspadai Perubahan Tampilan

Warna dan bau ASI bisa berubah tergantung makanan yang dikonsumsi. Perubahan bau atau tekstur setelah pencairan merupakan hal wajar dan tidak menandakan ASI rusak.

Jika bayi menolak ASI tersebut, cobalah memperpendek waktu simpan sebelum dikonsumsi. ASI tetap aman jika disimpan dan ditangani dengan cara yang tepat.

Menerapkan panduan penyimpanan ASI yang sesuai standar membantu menjaga kualitas nutrisi dan mendukung pertumbuhan bayi secara optimal.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #cara #aman #penyimpanan #perah #wadah #pembekuan #pencairan #durasi #simpan #terbaik

KOMENTAR