Kenali 8 Tanda-Tanda Hubungan Ibu dan Anak menjadi Toxic menurut Psikologi
Ilustrasi hubungan toxic ibu dan anak. (Freepik)
21:56
27 Januari 2025

Kenali 8 Tanda-Tanda Hubungan Ibu dan Anak menjadi Toxic menurut Psikologi

      Hubungan ibu dan anak bisa menjadi fondasi yang kuat. Namun, ada kalanya ikatan ini berubah menjadi sesuatu yang beracun alias toxic.  

  Perbedaannya terletak pada rasa hormat dan kemampuan untuk menjaga batasan. Hubungan yang sehat memberi ruang untuk kebebasan dan dukungan, sementara hubungan beracun sering kali diwarnai dengan kontrol dan manipulasi yang terselubung.   Mengenali tanda-tanda hubungan yang tidak sehat memang sulit, apalagi jika hal itu terbungkus dalam kedok "kepedulian".    Dikutip dari Blog Herald, berikut beberapa tanda hubungan ibu dan anak yang bisa mengarah pada toksisitas.   1. Kritik yang Terus-Menerus   Umpan balik yang membangun memang penting, tetapi berbeda dengan kritik tanpa henti.    Dalam hubungan beracun, seorang anak sering menjadi sasaran kritik dari hal kecil hingga keputusan besar, membuatnya merasa seperti "berjalan di atas kulit telur".    Kritik ini sering disamarkan sebagai "perhatian ibu", tetapi efeknya bisa merusak kepercayaan diri dan kesehatan emosional.   Hubungan sehat fokus pada dukungan, bukan mencari kesalahan. Jika Anda terus-menerus merasa direndahkan oleh "nasihat" yang diberi, saatnya untuk mengevaluasi hubungan tersebut.   2. Mengabaikan Batasan Pribadi   Dalam hubungan ibu-anak, perhatian sering kali menjadi wujud cinta.    Namun, perhatian tersebut bisa berubah menjadi pelanggaran privasi ketika ibu mulai mengontrol ruang pribadi, seperti mengecek ponsel, mengatur kehidupan sosial, atau membuat keputusan tanpa persetujuan.   Mengabaikan batasan pribadi adalah tanda hubungan yang tidak sehat. Kasih sayang tidak seharusnya menjadi alasan untuk melanggar privasi seseorang.    Ingat, hubungan yang sehat membutuhkan penghormatan terhadap batasan pribadi.   3. Pemerasan Emosional   Pemerasan emosional adalah taktik manipulasi yang umum dalam hubungan beracun.   Seorang ibu mungkin menggunakan rasa bersalah atau kewajiban untuk mengontrol anaknya, misalnya dengan mengatakan, "Setelah semua yang ibu lakukan untukmu," atau, "Ibu tidak akan bisa hidup tanpamu."   Taktik ini dapat menyebabkan dampak jangka panjang, seperti kecemasan dan rasa tidak percaya diri.    Menyadari adanya pemerasan emosional adalah langkah penting untuk memahami bahwa hubungan tersebut memerlukan perbaikan.   4. Kompetisi Tidak Sehat   Dalam hubungan yang sehat, seorang ibu akan menjadi pendukung terbesar anaknya. Namun, jika ibu mulai bersaing atau merasa terancam oleh pencapaian anaknya, hubungan ini berpotensi menjadi toksik.   Seorang ibu seharusnya merayakan keberhasilan anaknya, bukan melihatnya sebagai ancaman.    Kompetisi seperti ini bisa menciptakan stres dan rasa tidak percaya diri pada anak.   5. Kurangnya Dukungan Emosional   Ketika hari berat melanda, seorang anak biasanya mencari pelukan atau kata-kata penghiburan dari ibunya. Namun, jika ibu malah memberikan kritik atau sikap tidak peduli, dukungan emosional yang seharusnya menjadi dasar hubungan pun hilang.   Kasih sayang seorang ibu seharusnya bersifat tanpa syarat, tidak disertai penilaian atau tekanan. Jika dukungan emosional hilang, hubungan tersebut membutuhkan evaluasi lebih dalam.   6. Cinta yang Bersyarat   Cinta bersyarat adalah bentuk kasih sayang yang tergantung pada pencapaian tertentu. Sebagai contoh, seorang anak hanya menerima pujian jika mendapatkan nilai bagus, tetapi diabaikan jika performanya kurang baik.   Cinta sejati tidak seharusnya menjadi sesuatu yang "harus diperjuangkan". Jika Anda merasa cinta ibu Anda tergantung pada prestasi Anda, itu bisa menjadi tanda hubungan yang beracun.   7. Ketergantungan Berlebih   Hubungan ibu dan anak yang dekat memang wajar, tetapi jika kedekatan tersebut berubah menjadi ketergantungan berlebih, ini dapat merugikan kedua belah pihak. Ketergantungan emosional atau praktis yang berlebihan bisa membatasi pertumbuhan pribadi anak.   Hubungan yang sehat adalah hubungan yang mendukung kemandirian, bukan mengekangnya.   8. Kurangnya Rasa Hormat   Pada inti hubungan yang sehat, ada rasa hormat yang mendalam. Jika ibu terus-menerus meremehkan perasaan, keputusan, atau pendapat anak, itu adalah tanda bahwa hubungan tersebut tidak sehat.   Rasa hormat bukan hanya soal mendukung pencapaian, tetapi juga mendengarkan dan menghargai pandangan serta pilihan pribadi.   Royyan  

Editor: Dinarsa Kurniawan

Tag:  #kenali #tanda #tanda #hubungan #anak #menjadi #toxic #menurut #psikologi

KOMENTAR