Pola Makan Sehat untuk Dukung Kesehatan Gusi
- Dalam menjaga kesehatan gusi hanya mengandalkan kebiasaan menyikat gigi tidaklah cukup.
Menurut Guru Besar Ilmu Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Amaliya, drg., M.Sc., Ph.D., rutinitas menyikat gigi juga harus dibarengi dengan pola makan yang sehat.
“Kita harus mendorong dan menggalakkan program makanan sehat atau real food. Makanan itu sangat berpengaruh terhadap kesehatan pola hidup (dan gusi),” tutur drg. Amaliya dalam Indonesian Hygiene Forum 2025 yang digelar oleh Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent, di Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).
Pola makan sehat untuk gusi yang sehat
POla makan sehat yang dianjurkan adalah memperbanyak makanan yang minim proses alias real food. Umumnya, bahan makanan real food berasal dari sayur, buah, maupun daging yang kaya akan nutrisi. Bumbu yang digunakan juga tidak berlebihan.
Makanan segar pada umumnya memiliki kandungan vitamin yang lebih tinggi. Menurut drg.Amaliya, saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia, termasuk yang mengalami infeksi gusi kekurangan vitamin C, vitamin E, dan zinc.
“Zat-zat yang sangat baik untuk mencegah peradangan, antioksidan untuk menangkal radikal bebas, dan untuk melindungi kita dari bakteri yang menyebabkan penyakit gigi dan gusi,” tutur drg. Amaliya.
Vitamin C dapat membantu memproduksi kolagen yang memperkuat jaringan gusi, memiliki sifat antioksidan melawan radikal bebas, dan mencegah peradangan.
Sementara itu, vitamin E memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dapat membantu mengurangi peradangan, melindungi jaringan gusi dari kerusakan, dan mempercepat penyembuhan.
Kemudian, zinc membantu melawan bakteri penyebab plak, yang merupakan salah satu pemicu utama penyakit gusi.
Guru Besar Ilmu Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Amaliya, drg., M.Sc., Ph.D., dalam IHF 2025 yang digelar oleh Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent, di Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).
Mencegah konsumsi gula yang tinggi
Selain itu, untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan, konsumsi makanan manis atau berkalori tinggi sebaiknya dibatasi. Langkah ini juga bisa diterapkan pada anak-anak.
“Anak-anak itu banyak sekali makan makanan yang bergula tinggi. Konsumsi gula dulu dikaitkan dengan gigi berlubang. Ternyata, bukan hanya gigi berlubang, tapi juga meningkatkan atau menginduksi peradangan pada gusi,” ungkap drg. Amaliya.
Mengonsumsi gula secara berlebihan meningkatkan risiko gigi berlubang dan penyakit gusi karena bakteri di mulut akan “merespons” dengan menghasilkan asam. Asam ini bisa merusak jaringan gusi dan tulang pendukung gigi.
Oleh karena itu, drg. Amaliya menyarankan pencegahan dini karena periodontitis tidak hanya berdampak pada gusi, tetapi juga area lain di tubuh.
“Gusi itu penuh dengan pembuluh darah. Saat bakteri yang ada di gusi ikut menyebar ke seluruh tubuh (lewat peradangan), dia menyebabkan penyakit di tempat yang jauh dari rongga mulut,” kata drg. Amaliya.
Adapun beberapa penyakit yang bisa disebabkan oleh periodontitis adalah diabetes, penyakit jantung, dan infeksi pernapasan.
Periodontitis dan diabetes memiliki hubungan dua arah. Diabetes meningkatkan risiko penyakit gusi karena kadar gula darah tinggi mendorong pertumbuhan bakteri. Sebaliknya, infeksi gusi dapat mempersulit kontrol gula darah.
Sementara penyakit jantung, bakteri yang masuk ke aliran darah akibat periodontitis, bisa menyebabkan peradangan di jantung. Periodontitis juga bisa menyebabkan stroke dan infeksi pada lapisan dalam jantung.