Jangan Anggap Sepele, Penyakit Gusi Tingkatkan Risiko Diabetes
Ilustrasi gusi berdarah()
22:06
18 Desember 2025

Jangan Anggap Sepele, Penyakit Gusi Tingkatkan Risiko Diabetes

- Penyakit gusi atau periodontitis tidak hanya membahayakan kesehatan rongga mulut. Sebab, periodontitis bisa meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes.

Spesialis penyakit dalam konsultan endokrinologi, metabolik, dan diabetes, dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD-KEMD, Ph.D., mengungkapkan bahwa periodontitis dan diabetes memiliki hubungan dua arah yang tergolong “unik”.

“Diabetes meningkatkan risiko penyakit gusi karena kadar gula darah tinggi mendorong pertumbuhan bakteri, sementara infeksi gusi juga dapat mempersulit kontrol gula darah,” tutur dr. Dicky dalam Indonesian Hygiene Forum 2025 yang digelar oleh Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent, di Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).

Periodontitis adalah penyakit inflamasi atau pembengkakan yang terjadi pada jaringan periodontal yang disebabkan oleh infeksi bakteri, yang dibiarkan menumpuk di gigi dan gusi.

Periodontal mengacu pada jaringan pendukung gigi, yang terdiri dari tulang penyangga gigi dan gusi.

Pada fase ini, kerusakan gusi sudah parah karena sampai ke tulang dan jaringan pendukung gigi. Penanganannya melalui tindakan yang lebih kompleks oleh dokter gigi.

Penyakit yang saling berkaitan

dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD-KEMD, Ph.D., dalam IHF 2025 yang digelar oleh Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent, di Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).kompas.com / Nabilla Ramadhian dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD-KEMD, Ph.D., dalam IHF 2025 yang digelar oleh Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent, di Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).

Menurut dr. Dicky, selama ini orang-orang hanya memeriksakan diri ke dokter tertentu terkait kondisi yang dialaminya. Untuk periodontitis, misalnya, pasien hanya akan pergi ke dokter gigi. Untuk diabetes, pasien hanya akan pergi ke dokter spesialis penyakit dalam.

“Tapi, tubuh manusia kan satu. Jadi, penyakit yang satu akan terkait ke penyakit yang lain. Kalau ada peradangan di gusi, itu bisa juga menimbulkan peradangan yang sifatnya sistemik di dalam pembuluh darah,” ujar dia.

Sebab, gusi memiliki pembuluh darah. Ketika meradang, bakteri di rongga mulut bisa masuk ke aliran darah, sehingga menyebabkan berbagai risiko kesehatan, seperti diabetes.

“Dari pasien diabetes, kalau kita skrining giginya, itu dari 10 orang cuma satu yang tidak ada periodontitis. Jadi, sembilan dari 10 pasien diabetes ada (periodontitis),” kata dr. Dicky.

Lebih lanjut, dr. Dicky mengungkapkan sebuah studi yang menunjukkan bahwa penderita diabetes, terutama diabetes tipe 2, memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi untuk menderita keparahan penyakit gusi.

“Yang mana, mereka menunjukkan kedalaman poket gusi yang lebih dalam, resesi gusi, dan kehilangan perlekatan yang lebih parah dibandingkan pasien non-diabetes,” ujar dr. Dicky.

Studi lainnya mengungkapkan, pada penyakit jantung, bakteri penyebab penyakit gusi bisa masuk ke aliran darah dan menyebabkan peradangan di jantung dan pembuluh darah.

Dengan kata lain, penyakit gusi berkontribusi pada faktor risiko penyakit jantung seperti penyumbatan pembuluh darah, penyakit arteri koroner, stroke, dan infeksi pada lapisan jantung.

Guru Besar Ilmu Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Amaliya, drg., M.Sc., Ph.D., dalam IHF 2025 yang digelar oleh Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent, di Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).kompas.com / Nabilla Ramadhian Guru Besar Ilmu Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Amaliya, drg., M.Sc., Ph.D., dalam IHF 2025 yang digelar oleh Unilever Indonesia melalui brand Pepsodent, di Jakarta Selatan, Rabu (17/12/2025).

Penyebab periodontitis

World Health Organization (WHO) mengungkapkan, Asia Tenggara terutama Indonesia dan Vietnam, adalah wilayah dengan prevalensi penyakit gusi atau periodontitis tertinggi secara global.

Pada dua negara tersebut, angka penambahan kasus periodontitis mencapai sekitar 6,6 juta per tahun.

Guru Besar Ilmu Periodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Amaliya, drg., M.Sc., Ph.D., mengungkapkan beragam penyebab periodontitis.

“Pertama mungkin literasi. Pemahaman masyarakat yang belum banyak bahwa selain penyakit gigi, ada penyakit gusi,” tutur drg. Amaliya.

Rendahnya literasi tentang kesehatan gusi disebabkan karena selama ini yang dirasakan oleh masyarakat adalah sakit gigi.

Mereka baru merasakan sakit gusi ketika sudah dalam keadaan parah, inilah mengapa periodontitis disebut sebagai penyakit “silent killer”.

Selanjutnya adalah menyikat gigi dengan cara yang salah, merokok, serta jarang konsultasi dan berobat ke dokter gigi.

 

Tag:  #jangan #anggap #sepele #penyakit #gusi #tingkatkan #risiko #diabetes

KOMENTAR