



Jokowi Sakit Kulit Dituding Steven Johnson Syndrome, Ketahui Ini Faktanya…
Presiden RI ke-7 Joko Widodo masih mengalami sakit kulit di ulang tahunnya ke-64 tahun pada Sabtu (21/6/ 2025).
Di kalangan netizen, sakit kulit Jokowi dikaitkan dengan penyakit bernama Steven Johnson Syndrome.
Kabar tersebut muncul setelah Jokowi terlihat mengalami ruam di kulit setelah pulang dari kunjunganya di Vatikan.
Jokowi juga absen dalam acara peringatan Hari Lahir Pancasila yang diadakan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, pada Senin, 2 Juni 2025.
Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah telah membantah kabar tersebut.
“Wah, hoaks itu enggak benar itu,” kata Syarif di Kota Solo pada Kamis (5/6/2025).
Syarif juga telah menyatakan bahwa kondisi Jokowi secara fisik dan keadaan bugas dan tidak mengalami masalah kesehatan serius.
“Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca-pulang dari Vatikan,” ujar Syarif.
Ihwal Jokowi sakit kulit yang hangat dibicarakan di media sosial ini, kita bisa mengenal lebih lanjut tentang Stevens Johnson Syndrome (SJS), yang meliputi pengertian, gejala, dan penyebabnya.
Apa itu Stevens Johnson Syndrome?
Stevens Johnson Syndrome merupakan penyakit langka dan serius yang menyerang kulit dan selaput lendir (mukosa), meliputi mulut, hidung, mata, dan alat kelamin.
Penyakit ini menyebabkan penderitanya memiliki ruam yang terasa nyeri, melepuh dan menyebar.
Penyebarannya biasanya kurang dari 10 persen pada permukaan tubuh.
Stevens Johnson Syndrome digolongkan sebagai keadaan darurat medis yang biasanya memerlukan rawat inap.
Perawatan difokuskan pada penghilangan penyebab, perawatan luka, pengendalian rasa sakit, dan meminimalkan komplikasi saat kulit tumbuh kembali.
Pemulihannya bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Apa saja gejala Stevens Johnson Syndrome?
Pada awal gejala Stevens Johnson Syndrome muncul bisa seperti flu biasa. Gejalanya meliputi:
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Badan sakit-sakit
- Batuk
Karena gejalanya mirip dengan pilek atau flu biasa, gejala Stevens Johnson Syndrome pada tahap awal sering tidak disadari penderitanya.
Pada tahap lanjut, 90 persen penderitanya merasakan gejala Stevens Johnson Syndrome pada selaput lendir.
Gejala pada tahap ini meliputi:
- Rasa terbakar atau perih di mata
- Kotoran mata atau kerak
- Sensitivitas terhadap cahaya
- Sakit saat buang air kecil
- Sesak napas
- Luka atau lepuh di dalam mulut
- Kesulitan menelan
Mata adalah bagian mukosa yang paling sering terkena, daripada alat kelamin, saluran napas, dan tenggorokan.
Ruam Stevens Johnson Syndrome
Gejala khas pada Stevens Johnson Syndrome adalah ruam yang muncul 1-3 hari setelah gejala lainnya muncul.
Penampilan dan lokasi ruam ini bisa berubah dari hari ke hari.
Umumnya, ruam Stevens Johnson Syndrome berkembang seperti ini:
- Biasanya, pertama kali muncul di dada bagian atas, wajah, serta tangan dan kaki;
- Saat pertama kali muncul, ruam tampak seperti bintik-bintik merah, ungu, atau coklat dengan berbagai ukuran;
- Bintik-bintik tersebut kemudian menjadi lebih gelap di bagian tengah dan lebih terang di bagian tepinya. Ini terkadang disebut lesi "target" karena bentuknya seperti sasaran tembak;
- Dalam hitungan jam hingga hari, penyakit ini mulai menyebar ke bagian tubuh lainnya. Paling sering menyebar ke perut, lengan, dan kaki;
- Saat menyebar, bintik-bintik merah tersebut menyatu dan membentuk lepuh berisi cairan;
- Lepuhan akhirnya pecah dan kulit mulai mengelupas. Hal ini mengekspos area kulit yang luas dan menimbulkan risiko infeksi.
Ruam ini bisa sangat menyakitkan, terutama saat kulit mulai melepuh.
Kondisi tersebut juga bisa menyebabkan dehidrasi dan infeksi kulit.
Apa penyebab Stevens Johnson Syndrome?
Penyebab pasti Stevens Johnson Syndrome sulit diidentifikasi. Namun, kelainan kulit langka ini biasanya terjadi karena dipicu oleh pengobatan, infeksi, atau keduanya.
Obat-obatan yang bisa menjadi penyebab Stevens Johnson Syndrome meliputi:
- Obat anti asam urat, seperti allopurinol
- Obat untuk mengobati kejang dan penyakit mental (antikonvulsan dan antipsikotik)
- Sulfonamida antibakteri (termasuk sulfasalazine)
- Nevirapine (Viramune, Viramune XR)
- Obat pereda nyeri, seperti asetaminofen (Tylenol, lainnya), ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan naproxen sodium (Aleve)
Sementara, penyebab Stevens Johnson Syndrome yang kurang umum adalah infeksi.
Adapun infeksi yang dapat menjadi pemicu Stevens Johnson Syndrome muncul meliputi:
- Pneumonia
- Cytomegalovirus
- Human immunodeficiency virus (HIV)
- Virus herpes simpleks (HSV)
- Virus Epstein-Barr (EBV)
- Virus influenza
- Virus Coxsackie
Adapun faktor risiko yang menyebabkan Stevens Johnson Syndrome terjadi, seperti:
- Sistem kekebalan tubuh yang melemah
- Riwayat Stevens Johnson Syndrome
- Keluarga memiliki riwayat Stevens Johnson Syndrome
- Genetik, karena memiliki variasi genetik tertentu bisa membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena Stevens Johnson Syndrome.
Demikianlah fakta-fakta tentang Stevens Johnson Syndrome yang dituding menjadi penyebab Jokowi sakit kulit hingga hari ulang tahunnya ke-64 kemarin.
Tag: #jokowi #sakit #kulit #dituding #steven #johnson #syndrome #ketahui #faktanya