



Rehabilitasi Pasca Stroke, Kembali Mandiri dengan Pendekatan Holistik
-Rehabilitasi pasca stroke bukan hanya soal memulihkan kekuatan tubuh, tapi juga bagian penting dari mengembalikan kemandirian dan kualitas hidup pasien.Stroke bisa merusak banyak fungsi tubuh seperti berjalan, berbicara, bahkan makan.
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik dari Bethsaida Hospital Gading Serpong dr. Raymond Posuma, Sp.KFR, MS (K), FIPM (USG), mengatakan, dengan terapi yang tepat dan berkelanjutan, penyintas stroke punya peluang besar untuk kembali menjalani aktivitas sehari-hari secara mandiri.
"Rehabilitasi itu bukan hanya latihan fisik. Kita juga melatih ulang fungsi otak, mengaktifkan sistem saraf yang terganggu, serta membangun kembali kepercayaan diri pasien," ujar dr. Raymond, Jumat (13/6).
Dia menekankan pentingnya pendekatan holistik yang melibatkan fisioterapi, stimulasi kognitif, hingga dukungan psikologis. Semua aspek tersebut harus dilakukan secara bersamaan dan terstruktur agar hasilnya maksimal.
Tak hanya dari sisi medis, dukungan sosial juga menjadi bagian penting dalam proses pemulihan. Salah satu pendekatannya dikenal dengan istilah social prescription intervention, yaitu menghubungkan pasien dengan aktivitas sosial dan komunitas di sekitar mereka.
"Ini bisa sangat membantu, karena membuat pasien merasa lebih diterima dan tidak sendirian. Secara emosional, ini berdampak besar terhadap semangat dan proses pemulihan mereka," tambah dr. Raymond.
Faktanya, 8 dari 10 penyintas stroke berisiko kehilangan kemandirian jika tidak menjalani rehabilitasi yang terarah. Maka dari itu, kehadiran fasilitas yang mampu menjawab tantangan ini menjadi sangat penting.
Menjawab kebutuhan tersebut, Bethsaida Healthcare mempersembahkan inovasi baru lewat pembukaan Stroke Assisted Living Center (SALC)—pusat rehabilitasi pasca-stroke pertama di Indonesia yang terintegrasi langsung dengan rumah sakit.
Berlokasi di Paviliun Moriah Bethsaida Hospital Gading Serpong, SALC mengusung filosofi Live The Life Together. Di tempat ini, pasien tak hanya menjalani terapi medis, tetapi juga didampingi secara psikologis dan sosial dalam lingkungan yang aman, nyaman, dan manusiawi.
Programnya lengkap dan fleksibel mulai dari fisioterapi, terapi wicara, terapi okupasi, hingga daycare sosial dan sesi komunitas seperti melukis atau merangkai bunga.
Prof. dr. Hananiel P. Wijaya, CEO Bethsaida Healthcare, menyebut SALC sebagai bentuk komitmen untuk memberikan rumah kedua bagi para penyintas stroke.
“Pemulihan tidak berhenti di rumah sakit. Kami ingin pasien merasa dihargai, diberdayakan, dan punya semangat untuk hidup kembali,” ujar Hananiel.
Dengan pendekatan yang menyeluruh dan akses langsung ke fasilitas medis, SALC hadir bukan hanya untuk menyembuhkan tubuh, tetapi juga untuk mengembalikan harapan dan martabat hidup pasien.
Tag: #rehabilitasi #pasca #stroke #kembali #mandiri #dengan #pendekatan #holistik