Bukan Hanya El Nino, Ini Biang Kerok Produksi Beras Indonesia Turun
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan, selain kemarau panjang atau El Nino, ada beberapa faktor lain yang membuat produksi pertanian khususnya beras di Tanah Air turun.
Faktor pertama adalah turunnya volume produksi pupuk yang membuat banyak petani sulit mendapatkan pupuk.
"Pupuk itu volumenya turun 50 persen, dan itu pasti jadi masalah," ujarnya saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Faktor kedua adalah adanya permasalahan kartu tani yang tidak semua petani bisa memanfaatkannya. Kartu tani sendiri adalah salah satu akses bagi petani untuk menebus pupuk subsidi, benih hingga mendapatkan solar subsidi.
Amran menyebutkan ada sebanyak 20 persen petani tidak bisa menjangkau kartu tani tersebut lantaran keterbatasan wilayah.
"Kayak petani di Papua, Kalimantan, Aceh itu remote area jadi mereka susah dapat kartu tani sehingga sulit dapat pupuk," jelas Amran
Selain itu banyak juga petani yang tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam hal mengakses alat pertanian serta bibit secara gratis.
"Itu ada 20 juta orang tidak boleh mendapatkan Alsintan, pupuk tidak boleh, benih bibit dan seterusnya tidak boleh. Padahal saudara kita itu (petani) paling miskin," ungkap Amran.
Sementara ihwal El Nino adalah bencana yang tak bisa dielakkan. Dia bilang hampir seluruh negara di dunia juga berimbas pada gagalnya produksi lantaran El Nino.
Oleh sebab itu lanjut dia, pihaknya saat sedang gerak cepat untuk memulai penanaman di masa tanam I ini yang dimulai pada Januari ini.
Pihaknya pun menargetkan selama 2025 ini Indonesia bisa memproduksi beras 1 juta hektar. Dengan begitu diharapkan pada tahun 2026 ke depan, Indonesia bisa kembali swasembada beras.
"Atau paling lambat 2027 kita berlanjut 5 juta hektar bisa produksi sehingga kita bisa ekspor dan bisa memberi pangan dunia," pungkasnya.
Sebelumnya, BPS mencatat produksi beras RI pada tahun 2023 mengalami penurunan.
Pada periode Januari-September 2023, produksi beras nasional diprediksi turun 0,22 persen menjadi 26,11 juta ton dari 26,17 juta ton pada periode sama tahun 2022. Penurunan ini terjadi di hampir semua sentra produksi.
"Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan yang sebenarnya provinsi basis produksi beras mengalami penurunan produksi sepanjang tahun 2023 jika kita bandingkan dengan produksi tahun 2022," ujar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti saat Rapat Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, ditayangkan akun Youtube Kemendagri, Senin (8/1/2024).
Tag: #bukan #hanya #nino #biang #kerok #produksi #beras #indonesia #turun