Consumer Reports AS Sebut Data-data Pengguna Facebook Sedang Disebar, Benarkah?
ILUSTRASI. Media sosial Facebook. (Tech Advisor)
17:20
20 Februari 2024

Consumer Reports AS Sebut Data-data Pengguna Facebook Sedang Disebar, Benarkah?

  - Media resmi hak konsumen Amerika Serikat (AS), Consumer Reports merilis penelitian terbarunya beberapa hari yang lalu. Laporan tersebut mengungkapkan bahwa Facebook menyebar data penggunanya dengan banyak perusahaan eksternal.    Investigasi terbaru yang dilakukan oleh Consumer Reports telah menjelaskan praktik berbagi data yang ekstensif di Facebook. Hal ini menunjukkan bahwa setiap data pengguna dibagikan ke sejumlah besar perusahaan.    Studi yang menganalisis data dari Meta, perusahaan induk Facebook, menemukan bahwa rata-rata Facebook mengumpulkan data setiap pengguna dari rata-rata 2.230 perusahaan. Pengungkapan ini telah menimbulkan kekhawatiran besar mengenai skala pengawasan dan potensi implikasinya terhadap privasi pengguna dan keamanan data.   Temuan penelitian ini memang mengkhawatirkan, karena menunjukkan sifat pengumpulan dan pembagian data yang tersebar luas di platform ini. Penelitian mengungkapkan bahwa data setiap peserta dibagikan oleh rata-rata 2.230 perusahaan, dengan beberapa individu diidentifikasi oleh lebih dari 7.000 perusahaan.    Pembagian data yang luas ini melibatkan berbagai entitas, termasuk pengecer terkenal seperti Home Depot, Macy's, dan Walmart, serta perusahaan pelaporan kredit dan data konsumen seperti Experian dan TransUnion's Neustar, dan lain-lain.   Dilansir via Gizchina, Selasa (20/2), studi tersebut juga menganalisis data dari 709 pengguna Facebook dan menemukan bahwa setiap data pengguna dibagikan ke rata-rata 2.230 perusahaan. Dari sudut pandang formal, pembagian data semacam ini biasanya diselesaikan melalui pelacakan server-ke-server.   Ini berbeda dari 'piksel pelacakan' dan cookie tradisional, dan pengguna tidak dapat mendeteksi perilaku pelacakan ini. Menurut laporan, ada banyak jenis perusahaan yang berbagi data pengguna dengan Facebook. Laporan tersebut mengklaim bahwa broker data lokal terkenal LiveRamp terlibat dalam praktik tersebut.    Pada saat yang sama, Amazon dan PayPal juga ada dalam daftar. Tentu saja, alat seperti cookie dan piksel pelacakan juga berperan dan data pengguna yang dibagikan dapat digunakan untuk melukiskan 'potret' minat dan aktivitas pengguna.   Meta, perusahaan di balik Facebook, membela praktik berbagi datanya. Namun demikian, perusahaan yang dirintis oleh Mark Zuckerberg itu tidak menyangkal bahwa mereka membagikan data pengguna, namun dikatakan transparan mengenai pengumpulan dan penggunaannya.   "Kami menawarkan berbagai alat transparansi untuk membantu masyarakat memahami informasi yang dipilih oleh bisnis untuk dibagikan kepada kami dan mengelola cara penggunaannya," kata Caitriona Fitzgerald, wakil direktur Pusat Informasi Privasi Elektronik.   Dirinya menambahkan, pelacakan yang benar-benar tidak terlihat oleh pengguna ini jauh melampaui apa yang diharapkan orang saat menggunakan Internet. Dia juga secara blak-blakan mengatakan bahwa meskipun pengguna 'mungkin' menyadari bahwa Meta telah mempelajari apa yang mereka lakukan di Facebook dan Instagram. Mereka tidak mengharapkan Meta mengetahui toko mana yang mereka kunjungi, berita apa yang mereka baca, atau setiap situs web yang mereka kunjungi.   Data yang diperiksa dalam penelitian ini berasal dari dua jenis pengumpulan yakni peristiwa dan audiens khusus. Peristiwa mengacu pada tindakan spesifik yang diambil oleh pengguna, seperti melakukan pembelian atau mengunjungi situs web.    Namun, pemirsa khusus melibatkan pengunggahan informasi pribadi pelanggan dan kebiasaan membeli untuk menayangkan iklan bertarget. Ini berarti beragam informasi pribadi dan aktivitas online dibagikan ke jaringan perusahaan yang luas. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang izin pengguna dan kontrol atas data mereka.   Implikasi dari pembagian data yang luas ini memiliki dampak yang luas, karena tidak hanya menimbulkan kekhawatiran mengenai privasi pengguna dan keamanan data, namun juga menggarisbawahi perlunya regulasi dan pengawasan yang kuat terhadap praktik data di platform media sosial.    Temuan penelitian ini juga menghidupkan kembali perdebatan mengenai perlunya undang-undang perlindungan data yang lebih kuat dan transparansi yang lebih besar seputar praktik berbagi data. Dengan meningkatnya kesadaran akan skala pengawasan dan pembagian data, terdapat kebutuhan mendesak untuk mengambil tindakan regulasi untuk memastikan bahwa pengguna memiliki kendali yang lebih besar atas data mereka dan cukup terlindungi dari praktik pengumpulan dan pembagian data yang meluas.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #consumer #reports #sebut #data #data #pengguna #facebook #sedang #disebar #benarkah

KOMENTAR