1 Dekade Terakhir Kiprah Indonesia di SEA Games: Nggak Pernah Juara Umum, Sempat Terpuruk Cuma Raih 38 Emas
- Kiprah tim Indonesia dalam SEA Games ternyata tak selalu mulus dalam satu dekade terakhir. Sejak 2015, skuad Merah Putih tak pernah juara umum dan pencapaian terbaiknya hanya lah duduk di tiga besar. Bahkan Indonesia pernah melorot finish di lima besar.
SEA Games 2025 di Thailand tinggal menghitung hari. Multi-event se-ASEAN itu akan dibuka secara resmi pada Selasa, 9 Desember 2025 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand.
Namun sejumlah cabang olahraga sebenarnya sudah ada yang mulai dipertandingkan. Termasuk salah satunya adalah sepak bola, yang telah bergulir sejak 3 November 2025.
Indonesia sendiri telah dipastikan mengerahkan kekuatan penuh di SEA Games 2025. Tak seperti edisi-edisi sebelumnya, pasukan Merah Putih turun dengan kontingen besar sebanyak 996 atlet, nyaris seribu partisipan.
Dengan komposisi kontingen sebanyak itu, pemerintah mematok target kepada tim Indonesia untuk mampu setidaknya meraih sedikitnya 80 emas. Tujuannya agar Indonesia dapat mempertahankan posisi tiga besar.
Pemberian target medali dan peringkat ini cukup mencuri perhatian karena ternyata dalam sepuluh tahun terakhir, tim Indonesia tak selalu bisa memenuhi target yang ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI.
Bicara soal pencapaian target medali, ada baiknya kita menengok ke beberapa SEA Games terdahulu, tepatnya pada 1 dekade lalu.
Pada SEA Games 2015 di Singapura misalnya, terdapat perbedaan yang sangat mencolok perihal target yang ditetapkan pemerintah dengan hasil yang diraih oleh tim Indonesia.
Kala itu, Kemenpora RI menetapkan target yang sangat fantastis sebelum penyelenggaraan. Yakni meraih 72-79 medali emas dan tim Indonesia diyakini dapat mencapai peringkat kedua dengan perhitungan tersebut.
Djoko Pekik, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora RI saat itu, menyatakan bahwa target tinggi itu diberikan setelah perhitungan pemerintah dalam melihat kiprah para atlet Indonesia di ajang internasional.
Tapi nyatanya target tersebut tak mampu dicapai. Malah meleset sangat jauh karena Tim Indonesia hanya mampu mendapatkan 47 emas, 61 perak, dan 74 perunggu. Posisi skuad Merah Putih pun hanya di urutan lima.
Keberadaan posisi lima dalam klasemen akhir SEA Games 2015 ini turun satu tingkat dari edisi sebelumnya di Naypyitaw, Myanmar yang menempati urutan empat dengan 65 emas, 84 perak, dan 111 perunggu. Capaian itu pun jadi yang terburuk yang diraih tim Indonesia sejak 2005.
Kemudian pada 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, kiprah tim Indonesia belum juga cemerlang. Skuad Merah Putih kembali gagal memenuhi target yang diapungkan Kemenpora dan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima).
Pemerintah saat itu menargetkan tim Indonesia sedikitnya mendapatkan 55 medali emas, delapan emas lebih banyak dari hasil edisi 2015. Peringkat Merah Putih pun diharapkan dapat naik satu tingkat ke urutan empat.
Namun, nyatanya target itu bak misi mustahil. Tim Indonesia tidak mampu menggapainya, dan bahkan lebih mengkhawatirkan. Mereka tetap finish di urutan lima, namun jumlah medali yang diraih lebih buruk.
Tim Indonesia hanya mampu mendapatkan total 191 medali, dengan rincian 38 medali emas, 63 perak, dan 90 perunggu. Bisa dibilang edisi tersebut jadi titik terendah kiprah tim Merah Putih di SEA Games.
Ya, sejak Indonesia mengikuti SEA Games pertama kali pada 1977, perolehan 38 medali emas adalah capaian paling rendah sepanjang sejarah olahraga Indonesia. Perolehan itu lebih rendah dari capaian terburuk sebelumnya yang terjadi pada 1999 di Brunei Darussalam, di mana Indonesia mendapatkan 44 emas.
Kegagalan itu berujung pada Satlak Prima yang akhirnya dibubarkan pada tahun 2017 melalui Perpres No. 95/2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional. Keputusan itu juga sekaligus bagian dari persiapan pemerintah dalam menggelar Asian Games 2018.
Kemenpora pun berbenah setelahnya. Indonesia cukup sukses menyelenggarakan Asian Games 2018. Para atlet kebanggaan mampu mengibarkan bendera Merah Putih sebanyak 98 kali, dengan perolehan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Indonesia pun duduk di urutan empat dalam klasemen akhir.
Capaian apik di Asian Games 2018 membuat Indonesia lebih percaya diri dalam menatap SEA Games 2019 di Manila. Tapi Kemenpora kala itu juga enggan sesumbar karena hanya mematok target dengan jumlah yang cukup minim.
Bahkan Kemenpora kala itu terasa bimbang dalam menentukan target. Sebab awalnya terungkap bahwa Indonesia yang mengikuti 418 nomor pertandingan dari 51 cabang olahraga (cabor) dan 65 disiplin yang dipertandingkan, menargetkan 54 medali emas di SEA Games 2019. Target itu sudah dibeberkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR-RI, 13 November 2019.
Menpora RI saat itu, Zainudin Amali menurunkan target menjadi minimal 45 medali emas saja. Kemenpora hanya ingin target rendah itu bisa dicapai sekaligus memperbaiki pencapaian sebelumnya.
Tapi beberapa hari jelang SEA Games Manila 2019 digelar, target tim Indonesia mendadak berubah. Itu setelah Presiden RI, Joko Widodo menargetkan skuad Merah Putih harus dapat 60 emas dan duduk di peringkat kedua.
Membahagiakannya, Tim Indonesia sukses melampaui target. Secara luar biasa total 72 emas, 103 perak, dan 84 perunggu diraih kontingen Merah Putih yang berjumlah 837 atlet. Namun secara peringkat, Indonesia gagal memenuhi target Presiden RI karena cuma duduk di urutan keempat.
Pencapaian di Manila seolah jadi momentum kebangkitan olahraga Indonesia. Pemerintah lebih percaya diri dalam mempersiapkan kontingen dalam SEA Games berikutnya di SEA Games Hanoi 2021 di Vietnam.
Meski penyelenggaraan sempat tertunda setahun karena pandemi Covid-19 yang belum tuntas pada 2021, tim Indonesia tetap mendapatkan pencapaian bagus di edisi tersebut. Mereka mampu kembali memenuhi target dari pemerintah secara peringkat.
Pada SEA Games 2021 (2022), Presiden Jokowi dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menargetkan tim Indonesia bisa masuk dalam peringkat tiga besar di klasemen medali dan meraih sekitar 70-72 medali emas.
Hasilnya, Tim Indonesia berhasil memenuhi target peringkat tiga besar, pencapaian terbaik sejak periode kelam 2013. Tapi secara perolehan medali hanya 69 emas, 92 perak, dan 81 perunggu (total 242 medali).
Pencapaian itu cukup istimewa karena kontingen Indonesia hanya berkekuatan 499 atlet. Jumlah itu adalah yang terendah sejak 1999 di Brunei, yang kala itu Indonesia cuma mengirimkan 354 atlet.
Prestasi olahraga Indonesia semakin membahagiakan setahun berselang. Dalam SEA Games 2023 di Phnom Penh, Kamboja, Tim Indonesia bisa dibilang berhasil mencapai puncak prestasi dalam 28 tahun terakhir.
Tim Indonesia sukses meraih 87 medali emas, 80 perak, 109 perunggu, dan duduk di urutan ketiga. Jumlah itu melampaui target pemerintah yang diminta agar lebih baik dari pencapaian edisi 2021.
Istimewanya, 87 emas merupakan jumlah terbaik yang diperoleh tim Indonesia, selain tak menjadi tuan rumah dalam SEA Games sejak 1995. Olahraga Indonesia pun seolah berada di puncak prestasi.
Kini, semua mata pecinta olahraga Indonesia sudah tertuju pada SEA Games 2025 dan target Kemenpora tahun ini. Semua tentu berharap Indonesia bisa memenuhi, bahkan melebihi ekspektasi.
Semua asa dan harapan kini berada di pundak para atlet Merah Putih yang akan berjuang di Negeri Gajah Putih.
Tag: #dekade #terakhir #kiprah #indonesia #games #nggak #pernah #juara #umum #sempat #terpuruk #cuma #raih #emas