



Atlet Panahan Jatim Diananda Choirunisa Ternyata Sempat Nazar Pensiun jika Dapat Medali Olimpiade
- Diananda Choirunisa punya peluang besar menembus babak semifinal panahan Olimpiade Paris 2024 pada Agustus lalu. Namun, tembakan terakhirnya saat laga melawan atlet tuan rumah Lisa Barbelin di babak perempat final (3/8) justru meleset.
Hanya butuh 8 poin untuk lolos, DianandaChoirunisa justru mendapat 5 poin. Nah, di sela kesibukannya tampil di PON XXI Aceh-Sumut 2024, atlet panahan Jatim itu bercerita kepada Jawa Pos soal situasi yang terjadi.
Di Olimpiade lalu meleset di tembakan terakhir. Ketika itu apa yang sebenarnya terjadi?
Ini aku baru kali pertama ngomong ke media, dari kemarin banyak banget yang nanyain. Jadi, sebenarnya aku posisi tidak deg-degan sama sekali. Nembak enjoy dari awal sampai akhir. Bahkan bisa dilihat dari heart rate-nya yang terpampang di layar itu 80-90. Itu termasuk masih normal, tidak terlalu deg-degan.
Tapi memang, ini bukan alasan juga seharusnya. Problemnya adalah dari awal aku nembak nggak ada angin, jadi angin sedikit-sedikit. Terus, waktu aku mau naik (terakhir, Red) tiba-tiba anginnya kencang banget. Nggak tahu datangnya dari mana, kencangnya di badan. Jadi agak kaget sebenarnya.
Apa yang dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut?
Aku merasa yang penting aku bisa jaga tekniknya, tapi tangan kiriku karena kena angin jadi kayak kedorong-dorong terus, jadi goyang-goyang. Makanya agak lama (sebelum nembak, Red) karena aku nunggu biar tangan kiriku masuk. Tapi susah banget, angin kencang banget.
Dari awal apa memang nggak ada angin sama sekali?
Nggak ada angin sama sekali, baru ada pas panah terakhir. Sampai bisa dilihat ulangannya di bajuku agak gini-gini (sambil menggoyangkan baju, Red) sedikit. Itu yang banyak orang nggak tahu. Banyak yang bilang itu mental. Tapi, kalau aku bilang aku merasa enjoy banget nembak.
Nggak ada apa-apa. Aku pun nggak tahu kalau aku harus nembak 8. Jadi kayak ya udah aku fokus sama diriku, tembakanku, teknikku, sudah. Aku fokus sama diriku, aku enjoy nembaknya. Tapi ya memang mungkin semesta tidak mendukung.
Setelah itu, apa yang dirasakan?
(Menghela napas)... hehe. Tiga hari nggak bisa tidur. Masalahnya kalau Olimpiade ngulangnya empat tahun lagi. Sedangkan memang sebenarnya nazarku, kalau aku dapat medali di Olimpiade ini aku pensiun panahan.
Karena memang aku lihat anak juga kan, kasihan ditinggal terus. Tapi ya ternyata sama Allah masih disuruh terus panahan.
Apa yang dilakukan setelah itu, sempat memilih menyendiri?
Aku sebenarnya ingin sendiri. Tapi sama teman-temanku (sesama atlet, Red), alhamdulillah sama Rezza (Octavia) sama Teh Syifa (Nur Afifah Kamal) selalu ajak ayo keluar. Soalnya kalau di kamar aku pasti nangis. Jadi diajak keluar ntar lupa. Jadi dialih-alihkan.
Artinya, tetap dapat banyak support ya…
Iya, dapat support. Kalau dilihat-lihat, walaupun kalah itu progres luar biasa, karena memang yang di (Olimpiade, Red) Tokyo sekali main kalah. Sedangkan di sini (Paris, Red) kemarin aku bisa nomor lima dunia.
Selanjutnya, ada ambisi ke Olimpiade lagi?
Dilihat lagi saja. Inginnya sih... Sebenarnya seperti omongan orang tua juga. Papa selalu bilang kamu tuh bisa jadi atlet bagus kalau bisa dapat medali Olimpiade. Targetku dari kecil medali Olimpiade. Jadi ya kalau dikasih kesempatan mau (tampil, Red) di LA (Olimpiade Los Angeles 2028). (ka/c19/bas)
Tag: #atlet #panahan #jatim #diananda #choirunisa #ternyata #sempat #nazar #pensiun #jika #dapat #medali #olimpiade