Tokoh Adat Sepaku Terkait IKN: Jangan Sampai Ada yang Tersakiti
Kepala Masyarakat Adat Suku Balik, Sibukdin mengingatkan kehadiran Nusantara, Ibu Kota Negara (IKN) Republik Indonesia, jangan sampai membuat ada yang tersakiti. 
19:21
16 Agustus 2024

Tokoh Adat Sepaku Terkait IKN: Jangan Sampai Ada yang Tersakiti

Kepala Masyarakat Adat Suku Balik, Sibukdin mengingatkan kehadiran Nusantara, Ibu Kota Negara (IKN) Republik Indonesia, jangan sampai membuat ada yang tersakiti.

"Kami bangga dan senang, tapi jangan lah kehadiran IKN membuat ada yang tidak terperhatikan dan tersakiti," kata Sibukdin ditemui di kediamannya di Lokdam, Sepaku, Jumat (16/8/2025).

Sibukdin yang dituakan dan dianggap tokoh masyarakat adat Balik dan Paser, tinggal di tepi Sungai Sepaku, dekat dengan fasilitas Intake Sepaku, pusat tangkapan air untuk dipasok ke IKN.

Saat wawancara berlangsung, tengah berlangsung proyek normalisasi dan pembuatan talud di sepanjang sungai Sepaku di belakang rumah kayunya yang sederhana.

Sibukdin menunjuk proyek normalisasi sungai Sepaku sebagai satu di antara potensi masalah karena mengubah bentang alam dan mempengaruhi kehidupan tradisi masyarakat adat.

"Dulu masyarakat ambil ikan langsung dari sungai, mencari kayu ke hutan, berburu binatang ke kebun dan hutan yang sekarang sudah jadi titik pusat pemerintahan," kata Sibukdin.

"Ruang hidup itu telah berubah. Bahkan juga mulai berubah sejak program transmigrasi dan kehadiran perusahaan hutan tanaman industri dan perkebunan sawit," lanjutnya.

Karena itu ia wanti-wanti kepada pemerintah, daerah maupun pusat, untuk memikirkan nasib dan masa depan kelompok-kelompok masyarakat lokal serta adat di Sepaku dan sekitarnya.

Terutama menyangkut kepastian hak atas tanah dan lahan yang turun temurun ditinggali dan diwariskan leluhur mereka.

"Jangan sampai urusan hak untuk IKN mudah, untuk perusahaan juga gampang, tapi buat masyarakat dipersulit," kata tokoh yang hadir di Kongres Aman di Jayapura Papua 2023.

Menurut Sibukdin yang mengaku tidak kenal sekolah ini, komunikasi dengan pemerintah dan Otorita IKN sudah terbangun.

"Tapi kan mereka hanya omong-omong saja, lisan, tidak ada kekuatan hukumnya," lanjut Sibukdin.

Dulu, orang-orang pemerintah, ia menyebutnya oknum, selalu mengatakan dan berdalih masalah tanah, hutan dan lahan jadi urusan pemerintah pusat ketika warga bertanya. Mereka kerap kali melemparkan urusan ke Jakarta.

"Nah, sekarang pusat pemerintahan ada di sini, di IKN, dan ke depan jika benar-benar dilanjutkan dan pindah ke sini, alasan apa lagi yang akan disampaikan. Pemerintah ada di depan mata kami," ujarnya.

Sibukdin mengaku turut senang, upacara kenegaraan HUT ke-79 Kemerdekaan RI untuk pertama kali diselenggarakan di Nusantara, dan momentum bersejarah ini dia harapkan bisa melibatkan warga sekitar, supaya tidak jadi penonton dari jauh.

Sebab ironisnya, selama dua tahun proyek berjalan, hanya segelintir warga Sepaku dan sekitar yang benar-benar bisa melihat secara langsung seperti apa rupa wajah dan bentuk pusat pemerintahan baru Indonesia ini.

"Saya kabarnya sih juga diundang ke upacara di Istana Presiden, tapi belum tahu bagaimana besok. Saya belum tahu titik kumpul kita di mana karena kalau masuk sendirian rasanya tidak bisa," kata Sibukdin.

Hal senada dikemukakan Kasiyono, Kepala Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku. DI desa inilah berlokasi Gua Tapak Raja, satu di antara sedikit destinasi wisata alam yang cukup bagus di dekat kawasan IKN.

Kasiyono senang dan bangga pusat pemerintahan baru Indonesia disiapkan di Sepaku. Ia berharap efek ganda kehadiran Nusantara benar-benar akan dinikmati masyarakat setempat.

Di tangan Kasiyono, Gua Tapak Raja yang tadinya tak terurus, penuh semak belukar, mendapat sentuhan hebat dan jadi tujuan wisata maupun acara-acara komunitas yang bisa diandalkan.

Akses jalan yang tadinya berbatu dan jarang dilintasi warga umum, kini telah disulap jadi jalan beton mulus sampai ke dekat mulut gua.

Fasilitas pendukung seperti toilet, warung, kafe, dan wisata air mulai dikelola secara profesional oleh BUMDES dan Pokdarwis.

"Saya berharap besar, Gua Tapak Raja akan menjadi destinasi unggulan di dekat kawasan IKN. Ada juga obwis lain yang natural, air terjun Timbanus, tapi kondisi sekarang belum diketahui," kata Kasiyono.

Air terjun Timbanus terletak di sebuah jeram sungai di tengah hutan di belakang Istana Garuda saat ini.

Sebelum proyek IKN dimulai, akses ke obwis ini lewat jalur perusahaan dan kebun yang kini sudah berdiri megah Istana Garuda.

Sementara Gua Tapak Raja menjadi unik karena terletak di bukit kapur Sepaku, yang langka di tengah lahan hutan berbukit-bukit yang di bawahnya bertumpuk mineral batubara.

Dinamai Gua Tapak Raja karena di dalam gua terdapat stalaktit yang membentuk seperti telapak kaki yang keluar dari bebatuan.

Dilihat sepintas dari samping, stalaktit itu memang benar-benar tampak seperti telapak kaki.

(Tribunnews.com/xna/znl)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #tokoh #adat #sepaku #terkait #jangan #sampai #yang #tersakiti

KOMENTAR