Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Polisi: Sopir Truk Tronton Tak Maksimalkan Engine Brake
Akibat insiden itu, satu orang meninggal dan 28 orang lainnya terluka. Dari puluhan orang yang terluka, tiga di antaranya mengalami luka berat.
Guna mendalami penyebab kecelakaan tersebut, Korlantas Polri akan menerjunkan tim traffic accident analysis (TAA).
Hal ini disampaikan Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Aan Suhanan, kepada wartawan di lokasi kejadian pada Senin malam.
"Kami gunakan metode TAA dan scientific crime investigation yang melibatkan tim polda dan mabes pada olah TKP yang berlangsung besok, Selasa (12/11)," ujar Irjen Aan Suhanan.
Menurutnya, olah TKP dilakukan untuk mencari penyebab pasti kecelakaan yang melibatkan 17 kendaraan tersebut.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, Aan menyebut, posisi persneling pada truk tronton yang bermuatan kardus diduga menjadi pemicu utama kecelakaan.
Persneling truk berada dalam posisi tinggi padahal sedang melaju di jalan menurun.
"Posisi persneling truk tronton bermuatan kardus ini berada di gigi empat, tentu itu posisi yang tinggi untuk kondisi jalanan yang menurun," ucap Aan.
Dengan demikian, sambung Aan, sopir diduga tak memaksimalkan penggunaan engine brake.
"Dalam posisi menurun, persneling seharusnya berada di posisi rendah untuk memaksimalkan engine brake."
"Artinya di turunan seperti ini, pengemudi tidak menggunakan engine brake secara maksimal," ungkapnya.
Sebagai informasi, engine brake adalah teknik yang digunakan untuk memperlambat laju mesin saat transmisi diturunkan pada gigi lebih rendah.
Sementara itu, sopir bernama Rouf (43) dalam kondisi luka-luka dan memperoleh perawatan medis di RS Abdul Radjak Purwakarta.
"Olah TKP akan kami lakukan, semuanya akan kami selidiki, apakah kecelakaan terjadi karena faktor jalan, cuaca, manusia atau kendaraannya," ucapnya.
Petugas Evakuasi Mobil Terakhir
Pada Senin sekitar pukul 23.00 WIB, sejumlah petugas Jasa Marga tampak mondar-mandir sambil mengarahkan sebuah mobil truk evakuasi.
Mobil evakuasi itu, diarahkan dekat mobil bercat hitam yang ringsek, sedangkan petugas lain tampak mempersiapkan mobil towing tepat di depan mobil tersebut.
Seorang petugas terlihat mengaitkan rantai besi pada bagian mobil itu.
“Yuk, angkat pelan-pelan,” seru petugas berbaju oranye.
Truk evakuasi pun mengangkat mobil ringsek tersebut naik ke atas mobil towing.
Pria berbaju oranye pun mengarahkan perlahan agar mobil yang ringsek bisa mendarat pada posisi pas.
Proses pengangkatan mobil itu berlangsung selama kurang lebih 5 menit.
Selepas mobil ringsek itu berada di atas mobil towing, aroma bau bahan bakar bensin tercium menyengat.
Memang, pada saat proses pengangkatan mobil, sejumlah cairan menetes deras dari bagian mobil itu.
Petugas pun tak lupa mengikat mobil ringsek itu untuk dibawa ke tempat evakuasi kendaraan bekas kecelakaan.
Evakuasi mobil ringsek bercat hitam itu menjadi proses terakhir pembersihan kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang, Jawa Barat..
Mobil yang terakhir dievaluasi tersebut merupakan kendaraan yang tampak keluar jalur saat peristiwa maut terjadi.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul: Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Polisi Sebut Posisi Gigi Tronton Tinggi di Jalan Menurun.
(Tribunnews.com/Deni/Fransiskus)(TribunJabar.id/Deanza)
Tag: #kecelakaan #maut #cipularang #polisi #sopir #truk #tronton #maksimalkan #engine #brake