Contoh Teks Khutbah Jumat: Bulan Rajab, Momentum Untuk Memaksimalkan Ibadah
Ilustrasi Khutbah Jumat - Contoh teks khutbah Jumat berjudul Bulan Rajab, Momentum Untuk Memaksimalkan Ibadah. Memuat materi terkait akhir bulan Rajab dan peringatan Isra Miraj. 
07:49
2 Februari 2024

Contoh Teks Khutbah Jumat: Bulan Rajab, Momentum Untuk Memaksimalkan Ibadah

Berikut contoh teks khutbah Jumat yang cocok dibawakan menjelang akhir bulan Rajab.

Contoh teks khutbah Jumat ini berjudul Bulan Rajab, Momentum Untuk Memaksimalkan Ibadah.

Dalam contoh teks khutbah Jumat ini memuat materi untuk meningkatkan ibadah di akhir waktu bulan Rajab dan menjelang Isra Miraj.

Diketahui pada tahun ini, Isra Miraj akan jatuh pada 8 Februari 2024.

Sementara bulan Rajab berakhir pada 10 Februari 2024.

Pada momen tersebut Allah SWT memberikan ganjaran berupa pahala yang berlipat bagi mereka yang mengerjakan amalan baik.

Lebih lengkapnya, simak contoh teks khutbah Jumat yang dikutip dari laman UIN Sunan Gunung Djati Bandung berikut ini:

Khutbah Pertama

الحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَاخْتِلَافَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا حَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا وَصَبِيًّا
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوى عَلَيْهِ الْجَنَانُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدْ وَعَلى ألِهِ وَأَصْحَابِه أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْجُوْدِ وَالْوَفَاءِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِه وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini. Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Kali ini khatib menyampaikan judul khutbah; Bulam Rajab: Mometum untuk memaksimalkan ibadah. Umat muslim saat ini sedang berada di salah satu bulan istimewa, yakni bulan Rajab 1445 H/2024. Begitu istimewanya bulan ini hingga Allah SWT memberikan ganjaran berupa pahala yang berlipat bagi mereka yang mengerjakan amalan baik. Begitu istimewanya bulan Rajab ini hingga umat muslim yang taat akan merasa sayang untuk menyia-nyiakan keutamaan bulan Rajab ini. Seperti dalam surat At-Taubah ayat 36;

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Maknanya: “Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram” (Q.S. at-Taubah [9]: 36).

Ayat di atas, menegaskan bawa dalam 12 bulan yang telah ditetapkan dalam kitabnya, Allah memberikan keistimewaan pada 4 bulan sebagai bulan yang diagungkan. Bulan haram yakni bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Di bulan-bulan haram ini, muslim dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan dan melarang peperangan maupun perbuatan haram lainnya.

Manusia adalah makhluk Allah yang dimuliakan dan dalam bentuk yang paling sempurna dibandingkan makhluk Allah yang lainnya. Namun di sisi lain, Allah memberikan tugas kepada manusia dalam menjalankan hidup di dunia untuk selalu beribadah kepada-Nya. Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

“Allah tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah.” (Q,S. Ad-Dzariyat [51]: 56).

Ayat di atas berlaku untuk setiap waktu selama manusia masih bisa menghirup udara bebas yang sehat serta normal. Selain itu, manusia juga berharap menjadi orang yang paling baik dan mulia di sisi manusia, apalagi di sisi Allah swt. Karenanya manusia banyak yang berusaha menjadi hamba yang terbaik dengan melakukan ibadah sebagai bentuk takwa agar benar-benar mendapatkan pengakuan Allah sebagai orang yang paling baik takwa atau ketundukannya kepada Allah. Allah berfirman:

… اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

’’…. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.’’ (QS Al-Hujurot: 13).

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Ada hal menarik tentang bulan Rajab ini, yakni ia disebut sebagai bulan menanam. Kenapa disebut demikian? Kata menanam di sini bukannya secara harfiah bercocok tanam, melainkan menanam benih kebaikan. Ini juga berkaitan dengan bulan lainnya yakni Sya’ban dan Ramadhan. Dimana bulan Sya’ban sebagai bulan merawat dan bulan Ramadhan sebagai bulan panen.

Perumpamaan ini disampaikan oleh Abu Bakar Al-Warraq Al Balkhi yang berkata: “Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.” (Lathaiful Maarif halaman 121).

Maka siapa yang ingin merasakan bahagianya panen pahala, hendaknya bersungguh-sungguh menanam dan merawat tanaman kebaikan. Makna yang bisa diambil dari perumpamaan itu ialah, bulan Rajab adalah saat yang tepat bagi mereka yang bersungguh-sungguh ingin meraih kemenangan di bulan Ramadhan. Memulai membiasakan diri untuk melakukan amalan-amalan shalih dan meninggalkan kemaksiatan.

Dalam lanjutannya Abu Bakar Al-Warraq Al Balkhi melanjutkanperkataannya: “Permisalah Rajab adalah seperti angin dan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan, sedangkan Ramadhan seperti hujan. Barangsiapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban, bagaimana ungkin dia akan memanen hasilnya di bulan Ramadhan?” (Lathaiful Maarif halaman 130).

Bulan-bulan haram adalah waktu yang dihormati oleh masyarakat Arab pra-kenabian yang di dalamnya ada larangan terjadinya pertumpahan darah, baik dalam bentuk peperangan maupun berburu binatang. Bahkan Abu Jahal saja enggan untuk melakukan maksiat pada bulan bulan haram ini.

Sidang Jumat rahimakumullah

Hari ini masih dalam suasana Rajab, untuk itu, mari kita maksimalkan ibadah dan kebaikan. Jangan sia-siakan. Lakukan dengan maksimal. Di antaranya:

Pertama, perkuat takwa dengan Shalat Taubat; Tidak ada manusia yang tidak memiliki dosa dan kesalahan. Dalam rangka menggapai ketakwaan kepada Allah, mari mulai dengan membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan dengan mengawali melakukan Shalat Taubat dengan taubatan nashuha, tobat yang benar-benar tobat. Allah berfirman:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfudh) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu mendzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang Musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah [9]: 36).

Kedua, memaksimalkan puasa Rajab; Saat Rajab disunnahkan untuk berpuasa, ada yang berpuasa satu hari di awal, ada yang berpuasa 3 hari, ada juga yang berpuasa 10 hari di awal Rajab. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengingatkan kepada diri kami dan jamaah sekalian untuk berusaha melakukan ibadah puasa Rajab selama satu bulan penuh. Nabi Muhammad saw pernah melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh dalam rangka memaksimalkan ibadah di Rajab.

عن عُثْمَانَ بْنِ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيِّ قَالَ سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ صَوْمِ رَجَب وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي رَجَب فَقَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُولُ كَانَ رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ لَا يَصُومُ

Artinya: ’’Dari Utsman bin Hakim al-Anshari bahwa ia berkata: saya bertanya kepada sahabat Sa’id bin Jubair mengenai puasa Rajab, dan saat itu kami berada di Rajab. Maka ia pun menjawab: Saya telah mendengar Ibnu Abbas Radliyallahu ‘Anhuma berkata: Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka. Dan beliau juga pernah berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan puasa.’’ (HR Muslim No. 1960).

Ketiga, perbanyak memanjatkan doa; Doa merupakan ungkapan harapan dari seorang makhluk untuk Tuhannya. Kebaikan-kebaikan dari harapan mahluk bisa terwujud dalam kehidupannya. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa dan berjanji untuk mengabulkannya dengan hak prerogative-Nya. (QS Ghafir: 60).

Dalam Rajab yang mulia Nabi sudah memberikan contoh doa untuk dipanjatkan kepada Allah agar kebaikan dan keberkahan didapatkan dalam kehidupan. Untuk itu panjatkan doa-doa terbaik yang dibutuhkan dan maksimalkan, yakinlah dengan janji Allah akan mengabulkannya.

اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

’’Ya Allah, berkahilah kami di Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan.’’ (HR Baihaqi dan HR Ahmad).

Keempat, memperbaiki kualitas shalat; Peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad membawa pesan penting untuk umat Islam agar melaksanakan ibadah shalat dengan 50 kali sehari dalam perintah pertamanya, kemudian didiskon menjadi 5 kali dalam sehari semalam.

Oleh karena itu, mari kita jadikan momen Rajab untuk memperbaiki ibadah shalat dengan cara menyempurnakannya. Dan yang tidak kalah penting berusaha melakukan shalat di angka 50. Maksudnya melaksanakan shalat bukan hanya 17 rakaat. Tapi melakukan shalat wajib dan sunnah dengan total 50 rakaat.

Kelima, melakukan atirah; Jika termasuk orang kaya atau mampu, mempunyai peluang dan kesempatan untuk memaksimalkan Rajab dengan melakukan atirah atau memotong hewan. Dagingnya dimakan bersama keluarga dan tetangga dekat atau tamu yang hadir sebagai bentuk memuliakan Rajab. Rasulullah bersabda:

إنَّ عَلَى كُلِّ أهْلِ بَيْتٍ فِي كُلِّ عَامٍ أَضْحِيَةٍ أَوْ عَتِيْرَ ةٍ

Artinya: “Hendaknya setiap keluarga dalam setiap tahun melaksanakan udlhiyah (korban) atau athirah.” (HR Abu Daud No 2788 dan HR Nasai No 167 dan HR Ibnu Majah No 3125).

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Atas dasar itu pula, maka barang siapa yang ingin merasakan bahagianya panen pahala, hendaknya bersungguh-sungguh menanam dan merawat tanaman kebaikan. Bulan Rajab adalah momentum yang tepat bagi mereka yang bersungguh-sungguh ingin meraih kemenangan di bulan Ramadhan. Mulailah dengan membiasakan diri untuk melakukan ibadah amalan-amalan shalih dan meninggalkan kemaksiatan, dengan kata lain; “Bulan Rajab: Momentum Untuk Memaksimalkan Ibadah”. Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita diberikan kekuatan dan kemudahan dalam memaksimalkan ibadah pada Rajab ini. Amin.

بَارَكَ اللّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ

Khutbah Kedua

الحمدلله الذي همدا كثير كما امر، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا
اَللّٰهُـمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُـمَّ اغْفِرْ لَنَا مَا قَدَّمْنَا وَمَا أَخّرْنَا وَمَا أَسْرَرْنَا وَمَا أَعْلَنَّا وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنَّا أَنْتَ المُقَدِّمُ وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيٍءٍ قَدِيْرٍ
اَللّٰهُـمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، اَللّٰهُـمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابِكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَللّٰهُـمَّ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. اَللّٰهُـمَّ عَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ الدِّيْنَ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللّٰهُـمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ اَللّٰهُـمَّ مِنْ شُرُوْرِهِمْ.
اَللّٰهُـمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ، اَللّٰهُـمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَسَدِّدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ وَارْزُقْهُ البِطَانَةَ الصَالِحَةَ النَاصِحَةَ، اَللّٰهُـمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
اَللّٰهُـمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالمَوْتَ رَاحَةً لَنَا فِي كُلِّ شَرٍّ.
اَللّٰهُـمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. اَللّٰهُـمَّ أّصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَباَرِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّاتِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا
اَللّٰهُـمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الغَلَاءِ وَمِنَ البَلاَءِ وَمِنَ الفِتَنِ وَمِنَ المِحَنِ كُلَّهَا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِناَ هَذَا خَاصَّةً وَسَائِرِ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ
اَللّٰهُـمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلَاقِ وَالأَهْوَاءِ وَالأَدْوَاءِ، اَللّٰهُـمَّ اهْدِنَا لِأَحْسَنِ الأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ. اَللّٰهُـمَّ اهْدِنَا وَسَدِدْنَا، اَللّٰهُـمَّ إِنَّا نَسْأَلُكُ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعِفَّةَ وَالغِنَى
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَصَلَّى اللّٰهُ وَسَلَّمَ وَبَارِكْ وَأَنْعِمْ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُوْلِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #contoh #teks #khutbah #jumat #bulan #rajab #momentum #untuk #memaksimalkan #ibadah

KOMENTAR