Kampus Tawarkan Pinjol untuk Lunasi Tunggakan Uang Kuliah Tunggal, Mahasiswa ITB Menolak
Kampus ITB (ITB.AC.ID)
13:16
27 Januari 2024

Kampus Tawarkan Pinjol untuk Lunasi Tunggakan Uang Kuliah Tunggal, Mahasiswa ITB Menolak

– Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (KM ITB) menyatakan menolak pilihan pinjaman online yang ditawarkan kampus bagi mahasiswa untuk melunasi tunggakan uang kuliah tunggal atau UKT. Alasannya, cara itu memberatkan.

Presiden Kabinet KM ITB Yogi Syahputra mengatakan, kebijakan menggunakan pinjaman online yang ditawarkan pihak kampus tidak serta- merta menuntaskan permasalahan tunggakan pembayaran UKT.

’’Permasalahan ini bermula dari kebijakan baru rektorat yang mengancam cuti bagi mahasiswa yang belum membayar UKT. Serta, ditawari solusi melakukan pembayaran menggunakan platform pinjaman online Danacita. Nominalnya Rp 12,5 juta dengan pembayaran Rp 15,5 juta selama 12 bulan,” ujarnya kemarin (26/1).

Sepatutnya, lanjut dia, jika hendak menerapkan pembayaran UKT lewat pinjol, kampus tidak membebani mahasiswanya dengan bunga. ’’Bagaimanapun, ITB merupakan lembaga pendidikan, bukan lembaga keuangan,” tuturnya.

Yogi menambahkan, KM ITB sudah melakukan audiensi dengan Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) dan Direktorat Keuangan (Dirkeu) terkait masalah tersebut pada 25 Januari.

’’Hasilnya, dua lembaga di ITB itu menjanjikan bakal membantu mahasiswa yang kesulitan membayar UKT. Mereka berjanji melakukan verifikasi terlebih dahulu terkait dengan mahasiswa yang kesulitan biaya hingga 28 Januari 2024,” tutur dia.

Lebih lanjut, Yogi mengatakan bahwa dalam audiensi tersebut, KM ITB mengajukan pembuatan memorandum of understanding (MoU) dengan tiga tuntutan. Di antaranya, pihak kampus memberikan alternatif keringanan pembayaran tunggakan UKT yang bukan pinjol dengan bunga.

’’ITB juga harus menjamin mahasiswa bisa mencetak KSM dan mengisi FRS tanpa terkecuali. Serta, transparansi pengelolaan dan mahasiswa,” tuturnya.

Namun, lanjut Yogi, sampai saat ini belum ada kejelasan penandatanganan pihak rektorat terkait pengajuan MoU tersebut.

’’Kami akan mengawal terus sampai kampus menandatangani kesepakatan MoU tersebut. Rencananya Senin, 29 Januari kami akan temui kembali rektorat,’’ ucap dia.

Pihaknya menegaskan akan melakukan advokasi untuk menelusuri apakah ada mahasiswa ITB yang sudah menggunakan pinjol yang ditawarkan kampus. ’’Jelas advokasi terus berjalan. Meskipun Ditmawa telah berjanji secara verbal, dari KM sendiri akan terus mengawal,” katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto mengatakan, kerja sama yang dilakukan pihak kampus dengan platform pinjaman online (pinjol) PT Inclusive Finance Group (Danacita) menguntungkan dan memudahkan mahasiswa dalam membayar uang kuliah.

’’Kerja sama ini tentu menguntungkan bagi masyarakat atau mahasiswa karena ada kemudahan dalam membayar uang kuliah,” ujarnya.

Terbukti, lanjut dia, terdapat banyak perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) yang bekerja sama dengan Danacita.

Ditanya mengenai keluhan mahasiswa, dia mengatakan bahwa itu berdasar jenis pembayaran yang dipilih mahasiswa.

’’Setiap orang mengetahui pertimbangan masing-masing atas tindakan yang dipilih, termasuk sistem pembayaran. Nah, sistem inovasi keuangan ini (pinjol) tidak memerlukan agunan. Jadi, sebetulnya kalau dimaknai positif, akan memudahkan,” tandasnya.

 

Danacita diketahui adalah fintech P2P lending yang ada sejak 2018. Danacita sejak awal memang memfokuskan diri sebagai fintech yang menawarkan pembiayaan di sektor pendidikan. Pada tahun pertama meluncur, Danacita menegaskan sudah bekerja sama dengan lebih dari 100 lembaga pendidikan tinggi di seluruh negeri dan tercatat sebagai platform P2P resmi di OJK.

Direktur Utama Danacita Alfonsus Wibowo saat peluncuran mengatakan, Danacita memfokuskan diri mendampingi pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan tinggi dan kursus pengembangan diri lewat program cicilan kuliah maupun kursus. ”Misi kami memberikan kemudahan bagi semua orang untuk mendapatkan biaya pendidikan,” ujar Alfonsus.

Di Indonesia, ada beberapa startup yang menyediakan pembiayaan untuk pendidikan selain Danacita. Di antaranya, Pintek dan KoinWorks. Tambahan informasi, ErudiFi, induk perusahaan Danacita, telah mengantongi pendanaan seri A senilai USD 5 juta atau setara Rp 70,5 miliar sampai akhir 2021. Pasca penerimaan dana segar tersebut, Danacita terus melakukan ekspansi jumlah kemitraan dengan institusi pendidikan. (kus/b/lyn/agf/c7/ttg)

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #kampus #tawarkan #pinjol #untuk #lunasi #tunggakan #uang #kuliah #tunggal #mahasiswa #menolak

KOMENTAR