



Lebih 50 Ribu Nyawa Melayang: Perempuan dan Anak Jadi Korban Mayoritas Agresi Israel
Dalam 24 jam terakhir, kekejaman pasukan Israel kembali menelan banyak korban jiwa di Jalur Gaza.
Serangan brutal yang menyasar permukiman warga sipil ini mengakibatkan sedikitnya 60 orang Palestina tewas dan 162 lainnya mengalami luka-luka, menurut laporan medis setempat yang dirilis Sabtu (5/4).
Serangan demi serangan yang dilakukan tanpa pandang bulu itu menambah panjang daftar korban sejak agresi militer Israel dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu.
Hingga kini, total korban meninggal dunia tercatat telah mencapai angka memilukan, yaitu 50.669 orang, sementara 115.225 lainnya terluka dan mayoritas merupakan perempuan dan anak-anak yang seharusnya terlindungi dari dampak konflik.
Situasi kemanusiaan di Gaza pun kian memburuk, dengan banyak rumah sakit tak lagi mampu menangani gelombang korban yang terus berdatangan dan wilayah-wilayah sipil yang berubah menjadi puing-puing.
Dunia internasional kembali didesak untuk tidak menutup mata dan segera mengambil langkah nyata menghentikan genosida yang terjadi di depan mata ini.
Menurut sumber medis yang sama, kondisi di Jalur Gaza semakin mengkhawatirkan karena layanan darurat belum mampu menjangkau banyak korban yang masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan atau tergeletak tak bernyawa di jalan-jalan.
Situasi ini diperparah oleh tindakan pasukan penjajah Israel yang secara sistematis menghambat pergerakan ambulans serta tim pertahanan sipil yang hendak menyelamatkan nyawa para korban.
Banyak relawan dan petugas medis mengaku tak berdaya menghadapi blokade dan serangan yang terus berlangsung, sementara tangisan keluarga yang mencari sanak saudara mereka di tengah puing-puing bangunan yang runtuh terus terdengar.
Setiap detik yang berlalu menambah risiko nyawa tak tertolong, memperdalam tragedi kemanusiaan yang tengah berlangsung.
Dunia seolah menyaksikan dari kejauhan, ketika upaya penyelamatan di Gaza menjadi pertaruhan antara hidup dan mati di tengah kepungan senjata dan kehancuran yang tak kunjung usai.
Perang genosida yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza hingga kini masih terus berlangsung tanpa henti, meskipun dunia internasional telah menyuarakan keprihatinan dan desakan kuat untuk segera menghentikannya.
Seruan gencatan senjata dari Dewan Keamanan PBB (DK PBB), yang seharusnya menjadi sinyal kuat untuk meredakan konflik, tampaknya diabaikan begitu saja oleh Israel.
Bahkan arahan Mahkamah Internasional (ICJ) yang secara eksplisit meminta agar segera diambil langkah konkret guna mencegah terjadinya genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang makin mengerikan di Gaza, juga tidak digubris.
Di balik retorika diplomasi dan janji-janji damai, suara ledakan dan jeritan korban sipil terus menggema, menandakan bahwa perang masih berlangsung dengan intensitas yang tinggi.
Dunia tampak lumpuh dalam menghadapi kekerasan yang terang-terangan ini, sementara anak-anak, perempuan, dan warga sipil tak berdosa terus menjadi korban dalam tragedi yang tak berkesudahan.
Situasi ini mencerminkan kegagalan komunitas internasional untuk menegakkan hukum dan keadilan, serta mempertanyakan efektivitas lembaga-lembaga global dalam menghentikan kekejaman yang telah berlangsung berbulan-bulan.
![Situasi di Gaza, Palestina beberapa waktu lalu. [ANTARA/Anadolu/py]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/03/27/45128-situasi-di-gaza-palestina-beberapa-waktu-lalu.jpg)
Melansir ANTARA, layanan darurat masih belum dapat menjangkau lebih banyak korban dan jasad-jasad terperangkap di bawah puing-puing atau berserakan di jalan-jalan di wilayah kantong yang dilanda perang lantaran pasukan penjajah Israel terus menghambat pergerakan ambulans dan tim pertahanan sipil.
Perang genosida Israel hingga kini masih terus berlanjut meski adanya seruan Dari Dewan Keamanan PBB (DK PBB) untuk segera menerapkan gencatan senjata.
Arahan Mahkamah Internasional (ICJ) yang mendesak agar dilakukan langkah-langkah untuk mencegah genosida dan meredakan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza juga tidak menghentikan aksi Zionis Israel di wilayah tersebut.
Tag: #lebih #ribu #nyawa #melayang #perempuan #anak #jadi #korban #mayoritas #agresi #israel