Ingin Jadi Orang yang Menyenangkan? 10 Perilaku Kepribadian Ini Harus Kamu Tinggalkan Menurut Psikologi
Perilaku kepribadian yang menyenangkan menurut Psikologi (foto : Freepik/ stockking)
14:18
9 Desember 2024

Ingin Jadi Orang yang Menyenangkan? 10 Perilaku Kepribadian Ini Harus Kamu Tinggalkan Menurut Psikologi

– Keinginan untuk menjadi pribadi yang menyenangkan adalah hal yang wajar, terutama dalam menjalin hubungan sosial yang harmonis. Namun, seringkali tanpa disadari, ada perilaku kepribadian tertentu yang justru membuat orang lain merasa tidak nyaman atau bahkan menjauh.

Psikologi menunjukkan bahwa beberapa pola perilaku tertentu bisa merusak citra diri dan hubungan dengan orang lain, meskipun niat awalnya mungkin tidak demikian. Mengubah sifat kepribadian bukan berarti mengubah siapa kamu, tetapi justru membantu menciptakan versi diri yang lebih baik dan menyenangkan.

Dilansir dari Hack Spirit pada Senin (9/12), diterangkan setidaknya terdapat sepuluh perilaku kepribadian yang harus ditinggalkan jika seseorang ingin menjadi pribadi yang menyenangkan menurut Psikologi.

1. Bergunjing tentang orang lain

Menyebarkan berita atau percakapan tentang orang lain seringkali terasa seperti obrolan ringan yang tidak berbahaya. Namun kebiasaan ini justru dapat menciptakan lingkungan yang dipenuhi ketidakpercayaan dan energi negatif di sekitar kita.

Saat kita terbiasa membicarakan orang lain, secara tidak sadar kita juga membuat orang lain merasa tidak nyaman karena khawatir akan menjadi bahan pembicaraan berikutnya ketika mereka tidak ada.

2. Sikap kaku yang sulit berubah

Menjalani rutinitas dengan cara yang sama dan enggan menerima perubahan bisa membuat orang lain merasa tidak dihargai pendapatnya. Ketika kita mulai membuka diri terhadap ide-ide baru dan lebih fleksibel dalam menyikapi perubahan, hubungan dengan orang lain justru menjadi lebih harmonis.

Kelenturan dalam bersikap membuat hidup terasa lebih ringan dan menyenangkan karena kita tidak terkungkung oleh batasan-batasan yang kita ciptakan sendiri.

3. Mengabaikan kepedulian pada diri

Bagaimana kita memperlakukan diri sendiri seringkali tercermin dalam cara kita memperlakukan orang lain. Merawat kesehatan fisik, mental dan emosional bukanlah bentuk keegoisaan, melainkan wujud penghargaan pada diri sendiri.

Jika kita mengabaikan kebutuhan dasar ini, kita akan mudah merasa lelah, tertekan dan akhirnya berdampak negatif pada interaksi dengan orang-orang di sekitar.

4. Terlalu sering mengkritik

Meski sedikit kritik bisa mendorong perkembangan diri, namun terlalu banyak kritik justru dapat merusak suasana. Kebiasaan mencari-cari kesalahan akan membuat orang lain merasa tidak nyaman dan menurunkan kepercayaan diri mereka.

Cara yang lebih bijak adalah menyeimbangkan kritik dengan dorongan positif dan apresiasi, serta menyampaikan masukan dengan cara yang lebih halus dan penuh penghargaan.

5. Terpaku pada masa lalu

Terlalu sering mengingat-ingat pengalaman buruk atau penyesalan di masa lalu dapat menumbuhkan kepahitan dalam diri. Energi negatif ini akhirnya akan terbawa dalam setiap interaksi dan membuat sulit untuk menikmati momen saat ini.

Dengan belajar melepaskan beban masa lalu dan memaafkan kesalahan yang pernah terjadi, kita bisa lebih fokus menjalani kehidupan saat ini dengan lebih positif.

6. Lupa mengucap syukur

Ungkapan terima kasih memiliki kekuatan luar biasa dalam membentuk pola pikir dan memperkuat ikatan dengan orang lain. Dalam kesibukan sehari-hari, kita sering lupa menghargai hal-hal kecil dan justru fokus pada kekurangan.

Mengabaikan rasa syukur bisa mengurangi pancaran positif dalam diri, merusak relasi, dan mengurangi kebahagiaan pribadi.

7. Obsesi akan kesempurnaan

Keinginan agar segala sesuatu selalu sempurna justru dapat menciptakan tekanan berlebih pada diri sendiri dan orang lain. Standar yang terlalu tinggi membuat kita sulit puas dan selalu mencari-cari kekurangan.

Ketika kita mulai menerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari kehidupan, kita akan lebih mudah menghargai setiap proses dan pencapaian kecil.

8. Menghindari konflik

Berusaha selalu menghindar dari konflik bukanlah solusi untuk menjadi pribadi yang menyenangkan. Memendam perasaan dan masalah justru dapat menimbulkan dendam dan frustrasi yang terpendam.

Menghadapi konflik dengan cara yang sehat - mengungkapkan perasaan dengan sopan, mendengarkan pendapat orang lain, dan mencari jalan keluar bersama - justru dapat memperkuat pemahaman dan relasi.

9. Berhenti mengembangkan diri

Bertambahnya usia bukan berarti harus berhenti bertumbuh dan belajar hal-hal baru. Ketika kita berhenti mengembangkan diri, cara pandang kita menjadi sempit dan sulit beradaptasi dengan perubahan.

Terus belajar dan mengembangkan diri justru membuat kita tetap bersemangat, terbuka pada hal-hal baru, dan menjadi teman mengobrol yang menarik.

10. Melupakan seni mendengarkan

Kemampuan mendengarkan adalah kunci penting dalam membangun hubungan yang harmonis dengan orang lain. Ketika kita benar-benar mendengarkan, kita menunjukkan rasa hormat dan ketertarikan pada apa yang disampaikan orang lain.

Sebaliknya, mengabaikan kemampuan ini dapat membuat kita terkesan egois dan tidak peduli, yang akhirnya dapat merusak hubungan dan menimbulkan kesalahpahaman.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #ingin #jadi #orang #yang #menyenangkan #perilaku #kepribadian #harus #kamu #tinggalkan #menurut #psikologi

KOMENTAR