Orang yang Menghindari Tanggung Jawab dan Menyalahkan Orang Lain Kerap Tunjukkan 8 Perilaku Ini Menurut Psikologi
Perilaku yang menunjukkan seseorang menghindari tanggung jawab dan menyalahkan orang lain menurut Psikologi. (Foto : Freepik/ Drazen Zigic)
18:26
23 Oktober 2024

Orang yang Menghindari Tanggung Jawab dan Menyalahkan Orang Lain Kerap Tunjukkan 8 Perilaku Ini Menurut Psikologi

– Seseorang yang sering menghindari tanggung jawab dan cenderung menyalahkan orang lain biasanya memiliki pola perilaku yang dapat dikenali.

Menurut Psikologi, kecenderungan untuk melempar kesalahan pada orang lain sering kali merupakan bentuk mekanisme pertahanan untuk melindungi ego dan menghindari rasa bersalah.

Orang dengan karakteristik ini mungkin tidak sadar bahwa perilaku mereka mempengaruhi hubungan sosial, profesional, bahkan perkembangan diri mereka sendiri.

Ada sejumlah perilaku yang umum ditunjukkan oleh orang-orang yang memiliki kecenderungan ini, yang bisa membantu kamu memahami dinamika di balik tindakan mereka.

Dilansir dari Hack Spirit pada Rabu (23/10), diterangkan bahwa terdapat delapan perilaku seseorang yang menunjukkan bahwa ia berusaha menghindari tanggung jawab dan menyalahkan orang lain menurut Psikologi.

1. Penyangkalan kesalahan sendiri

Orang yang menghindari tanggung jawab sering kali menyangkal kesalahan mereka sendiri. Mereka cenderung menolak atau mengabaikan bukti yang menunjukkan kesalahan mereka.

Tindakan ini biasanya didorong oleh rasa takut akan kegagalan atau keinginan untuk menjaga citra diri yang positif. Dengan menyangkal kesalahan, mereka menciptakan perisai pelindung di sekitar harga diri mereka, mempertahankan ilusi ketidaksalahan.

2. Mengalihkan kesalahan kepada orang lain

Ketika dihadapkan dengan kesalahan mereka, individu yang menghindari tanggung jawab sering mengalihkan kesalahan kepada orang lain. Mereka mungkin menuduh orang lain sebagai penyebab kesalahan mereka atau bahkan bersikeras bahwa mereka telah disesatkan atau diberi informasi yang salah.

Perilaku ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan persepsi diri mereka yang sempurna dan menghindari ketidaknyamanan mengakui kekurangan mereka sendiri. Menghadapi orang-orang semacam ini bisa menjadi tantangan, karena mereka ahli dalam memanipulasi percakapan dan situasi untuk keuntungan mereka sendiri.

3. Berperan sebagai korban

Taktik umum yang digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab adalah mengadopsi mentalitas korban. Mereka sering menggambarkan diri mereka sebagai pihak yang tidak bersalah yang telah dirugikan atau dimanfaatkan oleh orang lain.

Dengan melakukan ini, mereka mengalihkan fokus dari tindakan mereka sendiri ke ketidakadilan yang dirasakan terhadap mereka. Taktik ini tidak hanya membantu mereka menghindari tanggung jawab tetapi juga memunculkan simpati dan dukungan dari orang-orang di sekitar mereka.

4. Menghindari percakapan sulit dan konfrontasi

Orang yang tidak dapat diandalkan sering kali menghindari percakapan sulit dan konfrontasi. Mereka mungkin mengelak dari pertemuan atau diskusi di mana tindakan mereka mungkin dipertanyakan atau kesalahan mereka terungkap.

Perilaku menghindar ini juga dapat meluas ke penghindaran pertanyaan langsung atau mengubah topik ketika dikonfrontasi. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan narasi mereka dan menghindari situasi di mana mereka mungkin harus mengakui kesalahan mereka.

5. Rasionalisasi tindakan mereka

Orang yang terbiasa menghindar dari tanggung jawab sering merasionalisasi tindakan mereka. Ini melibatkan penciptaan pembenaran dan penjelasan untuk perilaku mereka yang mengalihkan kesalahan dari diri mereka sendiri ke faktor atau keadaan eksternal.

Rasionalisasi mereka sering menggambarkan diri mereka sebagai korban keadaan atau sebagai individu yang tidak punya pilihan lain selain bertindak seperti yang mereka lakukan. Dengan merasionalisasi, mereka bertujuan untuk membebaskan diri dari tanggung jawab atas tindakan mereka.

6. Penolakan untuk menerima umpan balik atau kritik

Ciri signifikan dari orang yang ceroboh adalah penolakan mereka untuk menerima umpan balik atau kritik. Mereka sering bereaksi defensif ketika tindakan mereka dipertanyakan, menolak kritik apa pun sebagai tidak adil atau keliru. Penolakan umpan balik ini berfungsi untuk melindungi citra diri mereka dan melindungi ego mereka. Dengan menolak kritik, mereka menghindari ketidaknyamanan harus menghadapi kekurangan atau kesalahan mereka sendiri.

7. Distorsi fakta

Mendistorsi fakta atau realitas adalah perilaku umum lainnya di antara orang yang menghindari tanggung jawab. Mereka mungkin memanipulasi informasi atau skenario dengan cara yang sesuai dengan narasi mereka dan membebaskan mereka dari kesalahan apa pun. Ini bisa melibatkan melebih-lebihkan aspek tertentu, meremehkan yang lain, atau bahkan membuat-buat peristiwa atau percakapan. Dengan mendistorsi fakta, mereka menciptakan realitas alternatif di mana mereka tidak bersalah.

8. Kurangnya kesadaran diri

Terakhir namun tidak kalah pentingnya, individu yang tidak bertanggung jawab sering kali kurang memiliki kesadaran diri. Mereka sering tidak mengenali dampak tindakan mereka terhadap orang lain dan bahkan mungkin percaya bahwa mereka berperilaku dengan cara yang dibenarkan.

Kurangnya kesadaran diri ini menghambat kemampuan mereka untuk belajar dari kesalahan mereka atau untuk memahami bagaimana tindakan mereka mungkin dipersepsikan oleh orang lain. Hal ini melanggengkan siklus di mana mereka terus menghindari tanggung jawab dan mengalihkan kesalahan kepada orang lain.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #orang #yang #menghindari #tanggung #jawab #menyalahkan #orang #lain #kerap #tunjukkan #perilaku #menurut #psikologi

KOMENTAR