Stephanie Poetri Memilih Childfree, Psikolog Ungkap Kemungkinan Alasannya
Penampilan penyanyi Stephanie Poetri dan sang ibu, Titi DJ, di hari pernikahannya di Los Angeles, Amerika Serikat.(Instagram.com/ti2dj)
14:35
2 Juli 2025

Stephanie Poetri Memilih Childfree, Psikolog Ungkap Kemungkinan Alasannya

Penyanyi Titi DJ, belum lama ini menyebut bahwa sang anak, Stephanie Poetri kemungkinan memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree usai menikah dengan Asher Novkov-Bloom.

"Kayaknya mereka belum membicarakan itu, mungkin malah childfree, kayaknya ya.. yang penting mereka happy,” kata Titi DJ dikutip dari pemberitaan Kompas.com sebelumnya.

Titi DJ juga menambahkan, alasan sang putri memilih childfree adalah karena merasa populasi manusia di bumi sudah sangat banyak.

Sebagai orangtua, ia memilih mendukung penuh keputusan putrinya selama itu membuatnya bahagia.

Mengapa seseorang memutuskan untuk childfree?

Menanggapi fenomena ini, Psikolog Keluarga Sukmadiarti Perangin-angin, M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa keputusan untuk childfree tidak bisa dilihat sekadar sebagai tren atau bentuk pembangkangan terhadap nilai-nilai keluarga. Di baliknya, terdapat alasan psikologis yang mendalam.

“Ketika seseorang memutuskan untuk childfree, itu biasanya tidak terjadi begitu saja. Ada faktor kondisi emosional, pengalaman masa lalu, atau luka batin yang belum pulih sepenuhnya,” kata Sukmadiarti dalam wawancara bersama Kompas.com, Rabu (2/7/2025).

Alasan psikologis di balik keputusan childfree

Menurut Sukmadiarti, setiap orang memiliki latar belakang emosional yang berbeda. Bagi sebagian individu, pengalaman masa kecil atau dinamika keluarga yang kurang ideal bisa memengaruhi pandangannya terhadap pernikahan dan pengasuhan anak.

“Ada kemungkinan seseorang pernah mengalami trauma, seperti merasa diabaikan saat kecil, atau tumbuh di keluarga dengan konflik tinggi. Hal-hal seperti ini bisa menimbulkan ketakutan bahwa jika ia punya anak, anaknya akan merasakan hal yang sama,” jelasnya.

Kondisi seperti ini disebutnya sebagai mental block atau luka batin yang belum selesai. Pilihan untuk childfree dalam konteks ini bukan sekadar keputusan rasional, tetapi juga bentuk perlindungan diri dari rasa takut atau kecemasan yang belum terurai.

Keputusan childfree bisa berubah

Sukmadiarti menegaskan, keputusan untuk childfree juga bisa berubah seiring waktu. Saat seseorang bertambah dewasa, memperdalam hubungan dengan pasangan, dan menjalani proses pemulihan luka batin, keputusannya pun bisa berkembang.

“Psikologi itu dinamis. Ketika seseorang semakin matang dan siap secara emosional, bukan tidak mungkin keputusan itu berubah. Tapi kalau saat ini dia merasa belum siap, maka itu wajar,” ujarnya.

Jangan buru-buru menghakimi

Fenomena childfree memang kerap memicu perdebatan publik, apalagi jika pernyataan tersebut datang dari figur publik seperti Stephanie Poetri.

Namun, Sukmadiarti mengingatkan bahwa masyarakat sebaiknya menyikapi hal ini dengan lebih empati dan tidak langsung menghakimi.

“Kita perlu belajar bersikap netral, atau bahkan lebih baik, empati. Artinya, mencoba memahami dari sudut pandang orang tersebut. Setiap keputusan pasti ada alasan di baliknya, termasuk luka atau pengalaman yang tidak kita tahu,” tutur Sukmadiarti.

Ia juga menekankan bahwa komentar negatif di media sosial yang bersifat menghakimi sering kali muncul dari emosi pribadi, bukan pertimbangan objektif.

Tag:  #stephanie #poetri #memilih #childfree #psikolog #ungkap #kemungkinan #alasannya

KOMENTAR