Penelitian Mengkritisi Love Language Bukan Kunci Hubungan Romantis Seperti yang Disebarluaskan, Simak!
Love Language. (Sumber Foto: The Women’s Network)
15:10
2 Februari 2024

Penelitian Mengkritisi Love Language Bukan Kunci Hubungan Romantis Seperti yang Disebarluaskan, Simak!

 

 

 Teori Love Language atau Bahasa Cinta menjadi salah satu hal yang digunakan oleh pasangan agar lebih harmonis.

Love Language terdiri atas 5 hal, yaitu sentuhan fisik, waktu berkualitas, menerima hadiah, tindakan pelayanan, dan kata-kata afirmasi.

Tidak sedikit pasangan yang menggunakan teori tersebut dan melakukan tes Love Language untuk mengetahui bahasa cinta masing-masing.

Namun ternyata, penelitian terbaru dari Universitas Toronto dan Universitas York, mengungkap bahwa teori tersebut tidak berdasar.

Dilansir JawaPos.com dari Mashable, Jumat (2/2), gagasan bahasa cinta sebagian besar dikatakan tidak berdasar dan hanya memiliki sedikit dukungan empiris.

Teori Love Language diciptakan oleh Gary Chapman dalam sebuah buku yang ditulis lebih dari tiga puluh tahun yang lalu.

Pada bukunya, Gary Chapman berkata bahwa kunci hubungan romantis yang sukses adalah pasangan dapat memahami dan berbicara bahasa cinta masing-masing.

Namun, para peneliti menemukan bahwa orang cenderung menilai kelima bahasa tersebut dalam konteks yang berbeda.

Mereka juga menekankan bahwa lima bahasa cinta tersebut mungkin tidak mencakup semua cara orang mengekspresikan dan merasakan cinta.

Selain itu, penelitian yang dilakukan juga menemukan bahwa sangat sedikitnya bukti bahwa pasangan dengan bahasa cinta yang serasi dapat membina hubungan yang lebih baik.

Salah satu peneliti dari Universitas Toronto, Emily Impetti juga menyoroti satu hal penting dalam proses Gary Chapman mengembangkan lima bahasa cinta.

Hal tersebut adalah bahwa Gary Chapman hanya menggunakan sampel pasangan berkulit putih yang religius.

“Ada beberapa hal yang pasti diabaikan dalam pengembangan teori tersebut, salah satunya adalah penegasan goal pribadi seseorang di luar hubungan percintaan, yang mungkin juga akan berpengaruh pada hubungan mereka,” katanya.

Namun, teori Love Language yang kembali viral beberapa tahun terakhir menjadi suatu bukti besarnya harapan masyarakat untuk bisa mempertahankan hubungan percintaan mereka dengan pasangan.

Rasa ingin tahu seseorang tentang kunci keberhasilan suatu hubungan menjadi pemicu banyaknya penggunaan teori Love Language.

Love Language yang hanya terdiri atas 5 bahasa cinta tentunya tidak bisa menjelaskan kebutuhan dan keinginan pasangan sebagai manusia yang kompleks.***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #penelitian #mengkritisi #love #language #bukan #kunci #hubungan #romantis #seperti #yang #disebarluaskan #simak

KOMENTAR