Pantas Tak Boleh Ketinggalan, Ini 6 Makanan Khas Imlek yang Penuh Makna dan Filosofi
Saat Tahun Baru Imlek tiba, keluarga Tionghoa biasanya akan menghabiskan watu bersam.
Selain merayakan ibadah bersama di Tahun Baru Imlek, keluarga Tionghoa biasanya juga akan menyantap hidangan khas bersama.
Sebagai informasi, hidangan di perayaan Tahun Baru Imlek pun tak boleh sembarangan.
Pasalnya, beberapa hidangan khas Imlek disuguhkan dengan filosofi yang serat akan doa dan harapan.
Dilansir dari God Of Wealth, Rabu (31/1), berikut adalah beberapa hidangan khas Imlek yang paling populer:
1. Jeuk Mandarin
Jeruk adalah salah satu buah yang wajib ada saat Imlek. Jeruk melambangkan kemakmuran dan kelimpahan.
Jeruk juga diyakini dapat membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat.
Kue keranjang adalah hidangan yang paling ikonik saat Imlek. Kue ini terbuat dari tepung ketan, gula merah, dan minyak sayur.
Kue keranjang melambangkan kemakmuran dan kekayaan. Kue ini juga diyakini dapat membuat hidup seseorang menjadi lebih panjang.
3. Lapis Legit
Lapis legit adalah hidangan khas Indonesia yang populer di kalangan masyarakat Tionghoa.
Lapis legit terbuat dari tepung terigu, telur, gula, dan susu. Lapis legit melambangkan kemakmuran dan kekayaan.
4. Kue Mangkok
Kue mangkok adalah hidangan kue tradisional Tionghoa yang terbuat dari tepung beras, gula merah, dan santan. Kue mangkok melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.
5. Manisan
Manisan adalah hidangan penutup yang populer saat Imlek. Manisan melambangkan kemakmuran dan kekayaan.
6. Ikan
Secara filosofis, hidangan ini menandakan kelimpahan dan kesatuan keluarga.
Di Indonesia, ikan yang biasanya yang disajikan saat imlek ialah ikan bandeng, tapi bisa juga diganti jenis ikan lainnya.
Ikan ini umumnya dimasak cara dikukus lalu diberi saus sederhana di sampingnya, biasanya asam manis atau kecap.
Hidangan-hidangan tersebut biasanya disajikan dalam satu meja yang besar untuk menjamu keluarga dan teman-teman saat perayaan Imlek.
***
Tag: #pantas #boleh #ketinggalan #makanan #khas #imlek #yang #penuh #makna #filosofi