Rata-Rata Durasi Orang Indonesia di Depan Layar Ponsel 6 Jam per Hari
Perangkat smartphone Infinix Zero 30 5G. (Rian Alfianto/JawaPos.com )
18:20
28 Januari 2024

Rata-Rata Durasi Orang Indonesia di Depan Layar Ponsel 6 Jam per Hari

- Gawai sudah menjadi candu bagi penggunanya. Hampir setiap hari orang Indonesia berada di depan layar gawai. Kehadiran gawai itu untuk beragam kepentingan. Mulai dari akses media sosial, pekerjaan, sekolah, dan bisnis.

Banyaknya kepentingan orang dengan ponsel membuat mereka sangat tergantung telepon pintar tersebut. Berdasar State of Mobile 2024 yang hasil riset data.ai sepanjang 2023, Indonesia berada pada peringkat pertama negara pengguna mobile phone dengan durasi terlama. Yaitu, 6,05 jam per hari.

Setelah Indonesia terdapat beberapa negara lain, yaitu Thailand (5,64 jam/hari), Argentina (5,33 jam/hari), Arab Saudi (5,28 jam/hari), dan Brasil (5,02 jam/hari).

Begitu juga dengan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Pada 2018, pengguna internet tercatat 171,17 juta. Angkanya menjadi 196,71 juta pada 2019–2020, saat pandemi melanda. Angkanya terus merangkak naik hingga 215,63 juta tahun lalu.

Peneliti sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati mengatakan, konsumsi digital masyarakat melonjak tajam sejak pandemi. ”Kenapa? Karena kita semua mendadak digital. Kondisi yang mengharuskan kita lebih banyak di rumah membuat konsumsi digital naik signifikan,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos pada Kamis (25/1) lalu.

Terkait laporan State of Mobile 2024, Devie menyebutkan bahwa 6 dari 10 orang Indonesia adalah generasi Z dan milenial dengan rentang usia 14–43 tahun. ”Artinya, merekalah penghuni utama ruang digital,” ungkapnya.

Semakin muda usianya, keluangan waktunya semakin banyak. Maka, semakin luas pula yang digali di internet. Namun, itu tidak berlaku untuk balita dan kanak-kanak.

Psikolog Putu Andani menegaskan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menyarankan bocah berusia 1 tahun ke bawah mengakses gawai. Sedangkan screen time anak berusia 2–4 tahun tidak boleh lebih dari 1 jam sehari.

”Di luar usia tersebut, screen time dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak. Namun, kegiatan fisik serta interaksi dua arah tetap diutamakan,” papar Putu.

Terkait kualitas screen time itu, Devie mengingatkan para orang tua bahwa anak dan remaja perlu pendampingan. ”Orang tua yang pegang dan kasih tiket (izin menggunakan gadget, Red). Jadi harus bijak dalam mengawasi durasi dan kualitas tontonan anak,” tuturnya.

Jika berlebihan, screen time membawa dampak serius pada aspek fisiologis dan sosiologis. Dampak fisiknya adalah gangguan kesehatan. Sedangkan dampak sosialnya adalah kondisi mental dan sensitivitas generasi Z dan milenial.

”Karena terlalu sering hidup di ruang digital, mereka jadi suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain. Mereka jadi mudah baper,” kata Devie.

Laporan State of Mobile 2024 menempatkan TikTok dan Instagram sebagai genre media sosial (medsos) yang paling sering dipelototi lewat ponsel. ”Di medsos sebenarnya tidak ada hal spesifik yang ingin dicari. Adiktif saja rasanya scrolling video-video pendek di TikTok dan di IG,” ujar Putri Mareta Sari.

Sekali mengakses internet lewat ponselnya, perempuan 30 tahun itu bisa menghabiskan waktu sampai 4 jam. Durasi tersebut bertambah saat weekend. Putri mengaku pernah sampai 12 jam menghadap layar ponsel pada suatu akhir pekan. Tapi, dia juga sempat kepayahan gara-gara baper melihat unggahan teman-teman di dunia maya. Dia lantas memutuskan untuk logout dari semua akun medsosnya selama satu bulan.

Editor: Ilham Safutra

Tag:  #rata #rata #durasi #orang #indonesia #depan #layar #ponsel #hari

KOMENTAR