Apakah Gula Artifisial dan Alternatif Aman bagi Kesehatan? Simak dan Pahami Informasi Berikut!
Ilustrasi gula putih (freepik/jcomp)
09:22
22 September 2024

Apakah Gula Artifisial dan Alternatif Aman bagi Kesehatan? Simak dan Pahami Informasi Berikut!

 

 Gula merupakan pemanis yang sudah dipakai sejak berabad-abad yang lalu. Namun, gula sebagai pemanis makanan dan minuman perlahan mulai dikurangi bahkan ditinggalkan pemakaiannya.

Di balik rasa manis gula, disebut tersimpan ancaman penyakit yang mengintai dan menampakan diri pada usia senja. Akibatnya, pamor gula sebagai penambah rasa manis dalam minuman atau makanan ringan mulai turun dan ditinggalkan oleh masyarakat.

Menyikapi situasi tersebut, produsen atau industri minuman mulai meluncurkan produk gula alternatif dan artifisial sebagai jalan tengah atau solusi bag para penikmat rasa manis yang takut atau sudah sakit karena gula konvensional.

Produk gula pengganti ini adalah solusi bagi masyarakat agar tetap bisa mengkonsumsi makanan atau minuman dengan rasa manis tetapi aman dari ancaman penyakit, contohnya diabetes. Solusi industrial ini cukup marak di tengah konsumen atau penikmat rasa manis.

Gula artifisial dan alternatif lahir dari rasa takut hingga intimidasi terhadap gula konvensional atau gula pasir. Seolah gula pasir adalah momok yang mengancam kesehatan manusia. Dampaknya, setiap makanan atau minuman yang tersedia di atas meja makan kita mengandung gula solutif ini.

Dari minuman ringan hingga campuran serbat dan dari bubuk protein hingga chyawanprash (suplemen kesehatan), asupan apa pun yang mengaku rendah kalori atau ramah diabetes ditambahkan dengan salah satu atau beberapa pengganti gula. Pemanis buatan memiliki kekhasan rasa manis ekstra, tetapi memiliki kalori yang rendah.

Ada enam pemanis buatan yang telah diafirmasi oleh Badan pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, dilansir dari timesofindia.com, pada Sabtu, (21/9), berikut analisa mendalam terhadap gula artifisial dan alternatif tersebut:

Gula Artifisial

Aspartam

Rasa manisnya 200 kali lebih manis dari gula. Pertama kali ditemukan pada 1965 oleh M. Schlatter ketika ia sedang meriset obat anti-maag. Dalam waktu yang lama, aspartam berada di bawah pengawasan. Aspartam disinyalir sebagai penyebab tumor otak, baru pada 1981 senyawa ini mendapat persetujuan. Aspartam dibuat dari dua asam amino alami dengan sedikit dimodifikasi. Aspartam dijual dengan merek seperti Sugar free dan Equal. FDA, WHO, dan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) memandang aspartam aman dikonsumsi selama dalam takaran wajar. Namun, menurut riset Kohort NutriNet-Sante (Prancis), menyimpulkan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi aspartam dalam jumlah yang lebih tinggi, memiliki peluang lebih tinggi terkena kanker dibandingkan yang lain.

Sukralosa

Gula alternatif ini 600 kali lebih manis daripada gula biasa. Pada 1976, para ilmuwan menciptakan sukralosa dengan mengikat molekul sukrosa dengan klorin. Ini adalah senyawa buatan yang secara kimiawi berasal dari gula. Senyawa ini diperdagangkan dengan merek Splenda. Riset pada 2022 dalam jurnal ilmiah Microorganisms menunjukkan bahwa pemanis ini dapat berdampak buruk pada fauna usus. Selain itu, ada juga riset lain yang mengindikasikan potensinya untuk menyebabkan kerusakan DNA dan memicu kanker. Tampaknya, National Cancer Institute (NCI) masih menunggu lebih banyak bukti untuk mengaitkannya dengan kanker pada manusia. Sehubungan dengan sikap WHO yang baru saja mengatakan aspartam sebagai karsinogen Kelas B, NCI sedang meninjau data yang ada tentang pemanis buatan dan risiko kanker.

Sakarin

adalah pemanis buatan paling tua dan paling sederhana, serta masih digunakan hingga sekarang di kalangan umum. 400 kali lebih manis dari gula, namun memiliki rasa pahit. Ditemukan pada 1879 oleh Constantin Fahlberg, yang meneliti produk sampingan tar batu bara. Beberapa penelitian mengaitkannya dengan kanker pada tikus. Sempat dilarang oleh pemerintah AS pada 1970-an. Namun, karena intervensi Kongres (parlemen AS), maka produk ini tersedia lagi dengan label peringatan.

Acesulfame Potassium

Senyawa ini secara tidak sengaja ditemukan oleh ilmuwan Jerman yang sedang meneliti oxethazaine dioxides. Ini adalah pemanis bebas kalori dan ada rasa pahit. Beberapa penelitian pendek mengaitkannya dengan gangguan flora usus dan penambahan berat badan. Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai senyawa ini.

Neotame

Pemanis yang satu ini sudah ada sejak 2000-an dan kerap disebut sebagai pembangkit tenaga listrik rasa manis karena hampir 8.000-12.000 kali lebih manis dari gula. Neotame, pemanis buatan yang tersedia untuk digunakan dalam produk makanan yang tidak cocok dengan aspartam, dapat merusak usus, menurut penelitian pada 2024 dari Anglia Ruskin University di Cambridge, Inggris. Penelitian ini menemukan bahwa neotame dapat merusak atau mengubah sel-sel sehat di dinding usus manusia, yang menyebabkan IBS.

Advantame

FDA AS mengafirmasi barang ini pada 2014. Ini adalah pemanis buatan terbaru dan secara mengejutkan 20.000 kali lebih manis daripada gula biasa. Pemanis ini tidak memiliki sisa rasa dan lebih stabil daripada aspartam. Sejauh ini, tidak ada efek samping, tetapi diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia. EFSA telah menetapkan 5 miligram per kg berat badan per hari sebagai asupan harian yang dapat diterima (ADI) untuk memastikan keamanannya.

Gula Alternatif

Bagaimana dengan Stevia?

Stevia adalah pemanis alami yang terbuat dari daun tanaman stevia yang berasal dari Amerika Selatan. Secara tradisional, stevia telah digunakan sebagai pemanis di Paraguay dan Brasil. Hampir 300 kali lebih manis dari gula ekstraktif dan dimurnikan secara artifisial untuk dipakai dalam produk pangan. Namun, stevia punya efek samping terhadap beberapa orang seperti masalah pencernaan seperti kembung atau diare, terutama bila dikonsumsi dalam jumlah besar atau penggunaan secara berlebihan.

Gula Buah Biksu

Atau luo han guo, berasal dari buah biksu (siraitia grosvenorii), melon hijau kecil yang berasal dari Tiongkok Selatan. Selama berabad-abad buah biksu sudah digunakan sebagai obat tradisional Tiongkok hingga kini. Rasanya 300 kali lebih manis dari gula. Secara umum dianggap aman untuk dikonsumsi dan belum ada catatan atau temuan tentang efek samping yang serius terhadap tubuh manusia. FDA AS telah mengakui ekstrak buah biksu sebagai generally recognized As safe (GRAS). Pemanis buah biksu kerap dicampur dengan bahan lain seperti eritritol atau dekstrosa untuk menyeimbangkan rasa manis dan tekstur. Penting membaca label kandungan untuk memahami apa yang kita konsumsi.

Mengenai Konsumsi Gula Pasir dan Gula Pengganti

Gula pasir adalah buah terlarang bagi pecandu gula dan penderita diabetes. Para penderita diabetes yang merindukan rasa manis setidaknya dapat mengonsumsi rasa manis dari gula alternatif dalam jumlah yang wajar. Sejumput stevia atau gula buah biksu dalam secangkir teh mungkin tak berbahaya, tetapi kalau semangkuk mungkin tidak terlalu baik untuk kesehatan.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #apakah #gula #artifisial #alternatif #aman #bagi #kesehatan #simak #pahami #informasi #berikut

KOMENTAR