Demi 'Bersihkan' Gaza, Trump Minta Yordania dan Mesir Terima Banyak Pengungsi Gaza, Israel Girang
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Donald Trump ingin Yordania, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya menerima lebih banyak pengungsi dari Jalur Gaza. 
18:40
26 Januari 2025

Demi 'Bersihkan' Gaza, Trump Minta Yordania dan Mesir Terima Banyak Pengungsi Gaza, Israel Girang

- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ingin Yordania, Mesir, dan negara-negara Arab lainnya menerima lebih banyak pengungsi dari Jalur Gaza.

Pemindahan pengungsi itu ditujukan untuk "sekadar membersihkan" area yang hancur lebur karena perang dan menciptakan awal yang baru.

Di sisi lain, Yordania dan Mesir telah menolak usulan semacam itu dan menganggapnya sebagai ancaman. Kedua negara itu menyinggung Israel yang menolak untuk berkomitmen mengizinkan para pengungsi untuk kembali ke Gaza.

The Times of Israel melaporkan banyak warga Palestina yang takut tidak akan bisa kembali ke Gaza

Meski demikian, sejak perang di Gaza meletus 1,5 tahun lalu, sudah ada lebih dari 100.000 warga Gaza yang berhasil mengungsi ke Mesir.

Mereka dilaporkan diminta membayar biaya sangat mahal agar bisa masuk wilayah Mesir. Selain itu, kebanyakan dari mereka tidak mendapat bantuan apa pun karena Mesir menolak mengakui mereka sebagai pengungsi.

Gagasan tentang pemindahan sebagian pengungsi Gaza juga sudah diwacanakan oleh AS di bawah Presiden Joe Biden pada awal perang. Namun, Yordania dan Mesir langsung menolaknya mentah-mentah.

Akan tetapi, AS yang kini dipimpin Trump kembali menggulirkan wacana pemindahan itu. Saat ini ada lebih dari 2 juta warga Palestina di Gaza.

Warga Palestina membawa barang-barang mereka saat berjalan kembali ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan setelah penarikan sebagian pasukan Israel dari kota tersebut. Warga Palestina membawa barang-barang mereka saat berjalan kembali ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan setelah penarikan sebagian pasukan Israel dari kota tersebut. (Quds News Network)

Saat diwawancarai wartawan di dalam pesawat Air Force One, Trump menyebut Gaza sebagai "lokasi pembongkaran".

Dia mengaku sudah berbicara kepada Raja Yordania Abdullah II perihal masalah itu. Lalu, dia mengatakan akan bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sissi pada hari Minggu.

Trump menceritakan sedikit percakapannya dengan Abdullah.

"Saya akan senang jika Anda menerima lebih banyak [pengungsi] karena saya melihat seluruh wilayah Gaza saat ini, dan Gaza berantakan, Gaza benar-benar berantakan," kata Trump kepada Abdullah.

Ketika ditanya apakah pemindahan itu solusi sementara atau jangka panjang, Trump berkata, "Bisa keduanya."

"Kalian berbicara tentang mungkin sekitar 1,5 juta orang, dan kita sekadar membersihkan semua itu. Kalian tahu, selama berabad-abad ada banyak sekali, banyak, konflik di tempat itu. Dan saya tidak tahu, sesuatu harus terjadi."

"Secara harfiah, Gaza kini lokasi pembongkaran. Hampir segalanya dibongkar dan orang-orang di sana sekarat."

"Jadi, saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi berbeda, tempat mereka mungkin bisa tinggal damai, berbeda dengan biasanya."

Israel senang sekali

Israel senang mendengar usulan Trump tentang pemindahan warga Gaza ke negara-negara Arab.

Menteri Keamanan Israel Bezalel Smotrich menganggap usulan itu sangat bagus.

"Setelah selama 76 tahun mayoritas penduduk Gaza dipaksakan berada di tempat buruk demi menjaga harapan untuk menghancurkan israel, gagasan membantu mereka menemukan tempat baru untuk memulai hidup baru dan lebih baik adalah ide yang sangat bagus," kata Smotrich.

Dia mengklaim solusi dua negara yang ditawarkan untuk mengatasi konflik Israel-Palestina hanya membawa pertumpahan darah.

"Hanya pemikiran yang tidak biasa dan solusi baru yang akan membawa perdamaian dan keamanan."

Itamar Ben Gvir, eks Menteri Keamanan Israel, juga menyambut baik usulan itu.

"Salah satu permintaan kami kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu adalah mendorong emigrasi sukarela. Ketika presiden negara adikuasa terhebat di dunia, Trump, secara pribadi membawa ide itu, pemerintah Israel pantas menerapkannya, dukung emigrasi sekarang!" kata Ben Gvir.

Warga Palestina membawa barang-barang mereka saat berjalan kembali ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan setelah penarikan sebagian pasukan Israel dari kota tersebut. Warga Palestina membawa barang-barang mereka saat berjalan kembali ke kota Rafah di Jalur Gaza selatan setelah penarikan sebagian pasukan Israel dari kota tersebut. (Quds News Network)

Trump ingin pindahkan warga Gaza ke Indonesia

Beberapa hari lalu Trump juga dikabarkan berencana memindahkan sebagian warga Palestina di Gaza ke Indonesia.

Kata seorang pejabat AS, rencana itu disampaikan oleh utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, hari Minggu, (19/1/2025).

Witkoff mengungkapkan pemindahan itu akan dilakukan ketika proses pembangunan kembali Gaza telah dimulai.

“Kalian harus melihatnya, kalian harus merasakannya,” kata pejabat itu dikutip dari The Jerusalem Post yang mengutip NBC.

“Kalian harus sepenuhnya mengetahuinya, siap mencium masalah jika itu terjadi.”

Witkoff disebut prihatin dengan “konflik sehari-hari” antara Israel dan Hamas yang bisa menunda pembebasan sandera lain. Menurut dia, konflik itu tak bisa dihindari meski gencatan senjata sudah disepakati.

Pejabat itu berujar Trump dan timnya kini mengupayakan solusi jangka panjang dalam konflik di Gaza.

“Jika kita tidak membantu warga Gaza, jika kita tidak membuat hidup mereka lebih baik, jika kita tidak memberi mereka harapan, akan ada pemberontakan,” kata pejabat tersebut.

(*)

Editor: Nuryanti

Tag:  #demi #bersihkan #gaza #trump #minta #yordania #mesir #terima #banyak #pengungsi #gaza #israel #girang

KOMENTAR