Sebentar Lagi Harus Angkat Kaki dari Lebanon, Israel Makin Sibuk Berburu Senjata Hizbullah
Tentara Israel (IDF) dalam agresi militer mereka ke Lebanon Selatan untuk memukul mundur pasukan Hizbullah. 
01:50
23 Januari 2025

Sebentar Lagi Harus Angkat Kaki dari Lebanon, Israel Makin Sibuk Berburu Senjata Hizbullah

- Menjelang penarikan mundur dari wilayah Lebanon, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan makin sibuk mencari dan membongkar infrastruktur Hizbullah di Lebanon Selatan.

Penarikan mundur itu merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi Israel dalam perjanjian gencatan senjata dengan Hizbullah.

IDF berusaha menemukan senjata dan infrastruktur pertahanan Hizbullah yang belum diketahui pasukan Israel.

Dikutip dari Maariv, seorang juru bicara IDF pada hari Rabu, (22/1/2024), menyebut ada banyak senjata yang ditemukan saat operasi di Gunung Dov oleh Brigade Gunung Israel.

Wilayah itu berada di utara kawasan pertanian Sheeba yang kerap menjadi tempat Hizbullah melancarkan serangan.

IDF disebut kesulitan melacak pergerakan Hizbullah karena wilayah itu memiliki medan yang menyulitkan. Di sana terdapat batu-batu besar, vegetasi lebat, dan terkadang kabut turun menghalangi pandangan.

Menurut juru bicara itu, IDF mendapati peluncur senjata antitank, peluncur roket, senapan mesin, alat pembidik, dan rudal yang diarahkan ke Israel.Semua senjata itu disita IDF.

IDF berupaya mencegah Hizbullah kembali bangkit dan menguat di Gunung Dov.

Adapun gencatan senjata 60 hari antara Israel dan Hizbullah akan berakhir hari Senin pekan depan.

IDF dilaporkan bersiap menarik personelnya. Namun, pejabat Israel belum resmi memberikan perintah penarikan.

Pasukan Israel (IDF) dari Divisi Lapis Baja melancarkan agresi militer di Lebanon Selatan. Pasukan Israel (IDF) dari Divisi Lapis Baja melancarkan agresi militer di Lebanon Selatan. (Khaberni)

Gencatan senjata Israel-Hizbullah

Israel dan Hizbullah telah menyepakati gencatan senjata selama 60 hari yang berlaku sejak tanggal 27 November 2024.

Pejuang Hizbullah diharuskan mundur 40 km dari perbatasan Israel-Lebanon, sedangkan pasukan Israel harus mundur dari wilayah Lebanon.

Dalam perjanjian itu, disepakati per 26 Januari nanti, satu-satunya kelompok bersenjata yang boleh berada di selatan Sungai Litani adalah tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB.

Israel dan Hizbullah sudah berulang kali menuduh satu sama lain telah melanggar perjanjian gencatan senjata.

"Jika Hizbullah tidak mundur dari Sungai Litani, tidak ada perjanjian," kata Menteri Pertahanan Israel Katz dikutip dari CNN.

"Israel berusaha mempertahankan perjanjian di Lebanon dan akan terus menegakkan sepenuhnya dan tanpa kompromi untuk memastikan kembalinya warga di utara Israel rumah mereka dengan aman."

Di sisi lain, Hizbullah mengklaim kesabaran mereka bisa habis karena pelanggaran yang dilakukan Israel.

"Kesabaran kami mungkin habis dan ketika kami memutuskan bertindak, kalian akan segera melihatnya," ujar Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem  dikutip dari Anadolu Agency.

"Kami berkata bahwa kami memberikan kesempatan untuk mencegah pelanggaran oleh Israel, menerapkan perjanjian itu, dan bersikap sabar. Ini tidak berarti bahwa kami akan sabar selama 60 hari, tidak juga berarti kami akan sabar selama kurang dari 60 hari atau lebih."

Setelah gencatan senjata disepakati, Israel sudah banyak melancarkan operasi di Lebanon selatan, sedangkan Hizbullah menyerang wilayah yang diduduki Israel setelah menyinggung pelanggaran oleh Israel.

Senjata Hizbullah terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon

Senjata, fasilitas militer, dan terowongan milik Hizbullah terancam jatuh ke tangan tentara Lebanon.

Hal itu berkaitan dengan perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel.

Utusan Khusus Amerika Serikat (AS), Amos Hochstein, mengatakan tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan.

"Pengerahan tentara Lebanon ke Lebanon selatan akan dilakukan dan Israel akan mundur ke Garis Biru ketika masa gencatan senjata berakhir tanggal 27 Januari," kata Hochstein saat rapat di Lebanon, dikutip dari Maariv yang mengutip Al Awsat beberapa waktu lalu.

"Makna perjanjian ini ialah bahwa satu-satunya entitas yang memiliki senjata di Lebanon adalah negara dan akan melarang partai dan milisi di Lebanon memiliki senjata."

Hochstein menegaskan perjanjian itu akan berlaku di seluruh wilayah Lebanon tanpa terkecuali.

Dia menyebut ambiguitas dalam tafsir klausul perjanjian yang hanya terbatas di area selatan Sungai Litani itu tidak cocok dan bertentangan dengan apa yang tertulis dalam perjanjian.

Lalu, utusan AS itu menjelaskan, senjata, fasilitas militer, dan terowongan Hizbullah harus dimiliki oleh tentara Lebanon. Dia berujar aset-aset itu sebaiknya dihancurkan.

Tag:  #sebentar #lagi #harus #angkat #kaki #dari #lebanon #israel #makin #sibuk #berburu #senjata #hizbullah

KOMENTAR