IDF: Warga Palestina Harus Jauhi Posisi Pasukan Israel, Jangan Kembali ke Gaza Utara
Unggahan juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, di media sosial X pada Selasa (21/1/2025), yang melarang warga Palestina untuk mendekati posisi pasukan Israel di wilayah tertentu dan jangan kembali ke Gaza utara selama beberapa hari ke depan. 
18:00
21 Januari 2025

IDF: Warga Palestina Harus Jauhi Posisi Pasukan Israel, Jangan Kembali ke Gaza Utara

Juru bicara militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Avichay Adraee, melarang warga Palestina mendekati posisi pasukan Israel di lokasi tertentu di Jalur Gaza.

Selain itu, warga Palestina juga dilarang kembali ke Jalur Gaza utara selama beberapa hari ke depan.

Ia juga menegaskan tentara masih hadir di beberapa daerah, sesuai dengan perjanjian gencatan senjata yang mengatur penarikan bertahap.

Dia memperingatkan bahwa bergerak dari selatan ke utara Gaza atau menuju Netzarim masih berbahaya.

"Berdasarkan perjanjian, pasukan IDF akan tetap ditempatkan di wilayah tertentu di Jalur Gaza. Jangan mendekati pasukan IDF di area tersebut sampai pemberitahuan lebih lanjut. Mendekati pasukan itu akan membahayakan Anda," tulis Avichay Adraee dalam postingannya di media sosial X pada Selasa (21/1/2025).

"Kami memperingatkan penduduk agar tidak mendekati pasukan IDF secara umum dan di wilayah poros Netzarim secara khusus," tambahnya.

Ia juga memperingatkan agar tidak mendekati zona penyangga di utara Jalur Gaza, dan dari penyeberangan Rafah serta poros perbatasan Philadelphia dengan Mesir di selatan.

Selain itu, dia menekankan bahwa memancing atau berenang masih berbahaya di laut lepas Gaza.

Juru bicara militer berbahasa Arab itu juga menyerukan masyarakat Palestina untuk tidak mendekati laut Gaza selama beberapa hari ke depan.

"Jika Hamas mematuhi gencatan senjata, penduduk di wilayah utara akan dapat kembali minggu depan," katanya.

Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas mulai berlaku Minggu (19/1/2025) dan menetapkan pertukaran tahanan antara kedua pihak.

Hal ini juga mencakup penarikan bertahap Israel dari seluruh Jalur Gaza yang hancur, dengan pembentukan zona penyangga di utara.

Perjanjian ini juga menetapkan penghentian perang secara permanen dan rekonstruksi Gaza.

Pertukaran tahanan Israel-Hamas pada Minggu (19/1/2025) memulangkan 3 wanita Israel dan 90 orang Palestina.

Israel dan Hamas dijadwalkan akan kembali melakukan pertukaran tahanan pada 25 Januari 2025, dengan menukar 4 tahanan Israel dengan 120 tahanan Palestina.

Hamas mengatakan akan berkomitmen untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata jika Israel juga berkomitmen untuk mematuhinya.

Pada Senin (20/1/2025), Israel melanggar perjanjian dengan menembak mati tiga warga Palestina dan melukai 10 lainnya di Rafah, Jalur Gaza selatan.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.916 jiwa dan 110.760 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (20/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.

Israel mengklaim ada 101 tahanan yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 tahanan dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Nuryanti

Tag:  #warga #palestina #harus #jauhi #posisi #pasukan #israel #jangan #kembali #gaza #utara

KOMENTAR