Perombakan Darurat Formasi Militer Israel Seusai Alami Kerugian Parah di Pertempuran Gaza Utara
Seorang tentara Israel di dekat perbatasan Jalur Gaza tampak menyandarkan kepalanya ke uung turret, laras meriam tank. 
18:40
14 Januari 2025

Perombakan Darurat Formasi Militer Israel Seusai Alami Kerugian Parah di Pertempuran Gaza Utara

Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth memberitakan, tentara Israel (IDF) memutuskan untuk merombak barisan pasukannya di Jalur Gaza Utara.

Perubahan darurat formasi pasukan ini imbas pertempuran sengit dengan milisi perlawanan Palestina di Jalur Gaza utara yang berujung tewas dan terlukanya puluhan personel IDF.

Surat kabar tersebut melaporkan:

“Setelah pertempuran sengit di Beit Hanoun, yang menewaskan 10 personel, tentara Israel memutuskan untuk mengalihkan tanggung jawab wilayah tersebut dari Divisi Gaza ke Divisi 162, yang saat ini bertempur di Jabalia (utara).”

Surat kabar itu melanjutkan:

"Divisi 162 akan menerima pasukan tambahan untuk memfokuskan upaya melawan batalion Hamas di Beit Hanoun."

Diklaim bahwa batalion Beit Hanoun "adalah batalion terlemah di Hamas, dan dengan mudah dikalahkan pada awal perang (serangan darat) oleh pasukan Divisi 162, dan kemudian oleh pasukan Divisi Cadangan ke-252."

Pasukan Israel dalam agresi militernya di Jalur Gaza mendapat serangan sergapan berupa peledakan rumah jebakan oleh kelompok milisi pembebasan Palestina, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. Pasukan Israel dalam agresi militernya di Jalur Gaza mendapat serangan sergapan berupa peledakan rumah jebakan oleh kelompok milisi pembebasan Palestina, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas. (khaberni/tangkap layar)

Adaptasi Pertempuran

Menurut surat kabar tersebut, para petempur Hamas di Beit Hanoun “mampu mengambil pelajaran dari manuver dan pergerakan militer IDF di awal perang."

"Petempur Al Qassam (sayap militer Hamas) sekarang terlibat dalam pertempuran gerilya, di mana 10 tentara Israel telah terbunuh sejak Divisi Gaza memulai operasi tingkat brigade untuk membersihkan kota tersebut di Beit Hanoun selama dua minggu terakhir," tulis laporan tersebut.

Yedioth Ahronoth menambahkan, tentara Israel saat ini merekrut sekitar 70.000 tentara cadangan tambahan, namun jumlah tersebut masih belum cukup untuk menghadapi banyak tantangan.

Sebagai bagian dari operasi yang sedang berlangsung sejak 5 Oktober 2024 di Jalur Gaza utara, tentara Israel pada akhir bulan lalu memulai operasi besar-besaran di kota Beit Hanoun dengan tujuan mengusir warga Palestina dan menyelesaikan penghancuran bangunan.

Terlepas dari kehancuran menyeluruh yang disebabkan oleh operasi di Kegubernuran Utara, Brigade Al-Qassam – sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) – mengumumkan Senin pagi bahwa lebih dari 10 tentara Israel tewas dan puluhan lainnya terluka di wilayah kegubernuran tersebut. tiga hari terakhir.

Turret tank Merkava pasukan Israel (IDF). Israel dilaporkan bersiap menghadapi perang melawan Turki yang kini akrab dengan pemerintahan baru Suriah. Turret tank Merkava pasukan Israel (IDF). Israel dilaporkan bersiap menghadapi perang melawan Turki yang kini akrab dengan pemerintahan baru Suriah. (khaberni/tangkap layar)

Tertimpa Gedung Runtuh

Lima tentara Israel di satuan pengintai Brigade Nahal tewas di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara, hari Senin, ((13/1/2025).

Media sayap kiri Haaretz melaporkan mereka adalah Kapten Yair Yakov Shushan (23), Staf Sersan Yahav Hadar (20), Staf Sersan Guy Karmiel (20), Staf Sersan Yoav Feffer (19), dan Staf Sersan Aviel Yosev Wisemen (20).

Sementara itu, Times of Israel menyebut kelimanya tewas karena sebuah ledakan. Sebanyak 10 tentara lainnya terluka.

Senin malam IDF menyodorkan hasil penyelidikan tentang kematian lima tentara itu kepada keluarga korban.

IDF menyebut kelimanya tewas saat menjalankan misi di Beit Hanoun pada pagi hari.

Saat itu mereka berada di dalam sebuah gedung. Di sana mereka mempersiapkan bom untuk keperluan zeni.

Serangan mengerikan menimpa mereka karena bom itu tiba-tiba meledak. Gedung runtuh dan menewaskan lima tentara.

Militer Israel mengatakan penyebab bom itu meledak masih diselidiki.

Lima tentara Israel tewas di Beit Hanoun Lima tentara Israel tewas di Beit Hanoun, Gaza utara, Senin, (13/1/2024).

Media terkenal Israel bernama Yedioth Ahronoth menyebut hari ketika ledakan itu terjadi sebagai salah satu hari terkelam bagi Brigade Nahal.

“Delapan tentara lainnya terluka dalan peristiwa yang sama, menandai salah satu satu hari paling kelam bagi brigade itu sejak serangan darat dimulai,” kata media itu.

Dalam beberapa bulan belakangan pertempuran berat memang dihadapi IDF di Gaza utara. Di sana IDF melancarakan serangan baru sejak Oktober 2024 guna mencegah Hamas kembali bangkit dan mengelompok.

Menurut klaim yang disampaikan militer Israel, sudah ada 840 tentara Israel yang tewas dan 5.500 lainnya terluka sejak perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2023.

Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, mengatakan sudah ada lebih dari 10 tentara Israel yang tewas di Gaza dalam 72 jam terakhir.

“Setelah lebih dari 100 hari penghancuran dan genosida yang dijalankan tentara Israel di Jalur Gaza utara, pejuang kami terus menimbulkan kerugian besar dan melancarkan pukulan kuat. Lebih dari 10 tentara Israel sudah tewas dan puluhan lainnya terluka,” kata Abu Obeida, juru bicara brigade itu, hari Senin, dikutip dari Press TV.

Dia mengklaim jumlah tentara Israel yang tewas jauh lebih daripada yang sudah diumumkan oleh tentara Israel.

“Satu-satunya pencapaian yang didapatkan oleh tentara pendudukan Israel adalah kehancuran, kerusakan, dan pembantaian terhadap warga tak berdosa,” kata Obeida.

Pertempuran di Beit Hanoun jadi momok bagi IDF

Kelima tentara Israel di atas tewas di Beit Hanoun yang kini menjadi medan tempur sulit bagi Israel.

Yedioth Ahronoth mengklaim IDF harus membayar mahal pertempuran di Beit Hanoun, Jalur Gaza utara.

Sebelum peristiwa ledakan yang menewaskan lima tentara Israel itu, sudah ada sebelas tentara Israel yang dilaporkan tewas di Beit Hanoun.

Menurut media itu, batalion Hamas di sana sebenarnya adalah batalian terlemah Hamas. Batalion itu kemudian memilih menggunakan taktik perang gerilya atau perang kutu.

Pada Sabtu (11/1/2025), Sersan Alexander Fedorenkom Staf Sersan Danila Diakov, Sersan Yahav Maayan, dan Sersan Eliav Astuker tewas karena bom berjenis improvised explosive device atau IED yang diledakkan dari jarak jauh.

Hasil penyelidikan awal mengungkap pejuang Hamas memanfaatkan cuaca buruk pada Selasa malam, untuk menempatkan bom kuat di jalan yang digunakan sebagai rute logistik Israel.

Tidak ada tentara Israel yang melihat kedatangan pejuang Hamas yang menanam IED yang kerap dijuluki "bom pinggir jalan" itu.

"Mungkin ada terowongan bawah tanah di dekatnya yang belum ditemukan, di sana bom bisa ditempatkan dan diledakkan dari jarak jauh," kata media itu.

"Karena ledakan itu, lima tentara lainnya terluka, dua di antaranya parah. Dalam kasus dugaan tentara menembak kawan sendiri yang terjadi kemudian, diumumkan adanya banyak korban."

Media Israel itu mengklaim Beit Hanoun tak punya pusat kota penting untuk diduduki Israel. Penduduk di sana sudah dievakuasi sehingga hanya ada pejuang Hamas di sana.

Adapun misi Israel di sana adalah menghancurkan bangunan-bangunan agar bisa mengamankan rute kereta api ke Sderot.

Dalam dua minggu terakhir, IDF menemukan lebih dari 30 bom di Beit Hanoun. Bom-bom yang gagal ditemukan IDF telah menimbulkan banyak korban jiwa bagi tentara Israel.

"Dalam ledakan lain minggu lalu, tiga tentara IDF tewas," kata media itu.

Militer Israel sedang menyelidiki apakah pejuang Hamas merakit peledak yang berasal dari bom-bom IDF.

Media itu menyebut para pejuang Hamas di Beit Hanoun memanfaatkan bangunan-bangunan yang telah dihancurkan. Itu karena IDF menganggap tempat itu sudah bersih dari musuh.

(oln/khbrn/*)

Tag:  #perombakan #darurat #formasi #militer #israel #seusai #alami #kerugian #parah #pertempuran #gaza #utara

KOMENTAR